Indonesia Terserah
Ini Cerita Lahirnya Tagar 'Indonesia Terserah', Dokter Covid-19: Kalian Tahu Kami Juga Manusia
Tagar 'Indonesia Terserah' yang digaungkan oleh para tenaga medis bukanlah berarti mereka menyerah dalam berjuang melawan pandemi Covid-19.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
"Walaupun apapun halangangannya, sebandel apapun masyarakat kita atau senurut masyarakat kita itu saya rasa kita tidak ada hubungannya dengan daya juang kita di sini."
Debryna mengatakan dirinya bersama para tenaga medis akan terus berjuang meskipun di sisi lain masyarakat terus saja melanggar aturan terkait pandemi Covid-19.
"Jadi kalau Indonesia Terserah itu tagarnya itu hanya menunjukkan terserah lu mau ngapain, kita tetep kerja kok, terserah lu mau ngapain, kita tetap tidak akan menyerah," ungkapnya.
• Imam Prasodjo Ibaratkan Indonesia Terserah Layaknya Orangtua Kecewa Anaknya Terus Ngeyel: Karepmu
Mungkin Kami Capek, Marah
Debryna mengatakan bahwa tagar 'Indonesia Terserah' bukanlah sebuah bentuk protes.
Namun Debryna bersama tenaga medis lain memang mengakui mereka tidak suka ketika melihat masyarakat melanggar aturan penanganan Covid-19.
"Bukan protes, artinya kami memang tidak menyukai ketidakpatuhan masyarakat untuk melanggar PSBB," ucap dia.
Ia menekankan bahwa Covid-19 menyerang siapapun tanpa pengecualian.
"Menurut kami tidak ada satupun orang yang bisa luput dari Coronavirus ini, makanya orang harus patuh dengan social distancing," jelas Debryna.
"Tidak ada yang kebal, tidak peduli siapapun, tidak peduli uangnya berapa, tidak peduli background-nya apa."
"Jadi semuanya harus patuh dengan peraturan, apapun peraturan yang mendukung social distancing."
Dokter Debryna yang kini ditugaskan di Rumah Sakit darurat Wisma Atlet Jakarta mengatakan para tenaga medis mungkin memang merasa marah dan lelah melihat kelakuan masyarakat yang ngeyel.
"Saya rasa kami tidak protes, kami tidak marah."
"Marah mungkin iya cuma itu tadi ya sudah, kalau memang mau begitu terserah," ucap dia.
"Kalian tahu kami juga manusia, mungkin kami memang capek, mungkin kami memang marah."
Tetapi kini mereka tidak lagi ingin mengurus hal-hal yang lain, Debryna mengatakan mereka hanya akan mengurus pasien yang ada di depan mereka.