Terkini Nasional
Ridwan Kamil Bingung soal Alur Bansos, Mensos Juliari: Beliau Rapat Tidak Pernah Menyampaikan
Menteri Sosial Juliari Batu Bara menanggapi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang mempertanyakan proses penyaluran bansos.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Menteri Sosial Juliari Batu Bara menanggapi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang mempertanyakan proses penyaluran bantuan sosial (bansos).
Seperti diketahui, pemerintah menyalurkan bantuan paket sembako dan bantuan tunai untuk masyarakat terdampak pandemi Virus Corona (Covid-19).
Meskipun begitu, sejumlah pihak menyoroti banyak bansos yang tidak tepat sasaran.

• Bupati Boltim Kritik Pedas Menteri Jokowi soal Bansos, Karni Ilyas: Sampai Ngamuk Segala Macam?
Dikutip TribunWow.com, Juliari Batubara menanggapi polemik tersebut melalui tayangan Kompas TV, Kamis (14/5/2020).
Awalnya, presenter Aiman Witjaksono menyinggung pernyataan Ridwan Kamil tentang bansos yang banyak jenisnya.
"Gubernur Jawa Barat, Pak Ridwan Kamil menyampaikan bingung ketika harus menyampaikan delapan pintu," kata Aiman Witjaksono.
"Selain juga prosesnya tidak sederhana, waktu pembagiannya juga tidak merata," lanjutnya.
Ia menyebutkan hal tersebut menimbulkan keirian bagi masyarakat yang belum mendapat bansos.
Menanggapi pernyataan Ridwan Kamil, Juliari mengaku tidak pernah mendengar keluh-kesah semacam itu.
"Saya tidak tahu juga ya, karena beliau itu cukup sering rapat dengan kami tidak pernah tuh, menyampaikan hal seperti itu," jawab Juliari Batubara.
"Saya ingat beberapa kali kami rapat besar maupun rapat yang agak spesifik," lanjutnya.
Ia menyebutkan justru Ridwan Kamil sendiri pernah membantu menjelaskan proses penyaluran bansos.
• Anies Baswedan Disentil Menteri soal Bansos, Karni Ilyas: Itu yang Pak Gubernur Enggak Bilang?
"Bahkan kalau pernah ingat, beliau pernah membuat satu video yang membuatkan matriks di mana beliau menjelaskan," papar Juliari.
Penjelasan tersebut mencakup siapa saja yang berhak mendapat bansos.
"Jadi apa yang disampaikan beliau itu, terus terang kalau di rapat-rapat saya enggak pernah dengar," ungkap Juliari.
Ia kemudian menjelaskan banyaknya jenis bansos yang diberikan.
"Jadi begini, saya kira harus dilihat dengan jernih. Artinya ini jenis bantuannya banyak," papar dia.
"Artinya apa? Perhatian pemerintah kepada rakyatnya yang mengalami dampak Covid-19 ini sangat besar," tegasnya.
Selain itu, Juliari menyebutkan beberapa anggaran sudah dialihkan untuk program bansos.
"Sehingga dari beberapa kementerian penganggarannya direalokasikan untuk program-program yang sifatnya bantuan sosial," kata Juliari.
Meskipun dikoordinasi Kementerian Sosial, Juliari menegaskan pemerintah daerah harus menjadi penyalur langsung ke masyarakat.
"Mengenai mekanismenya bagaimana, tentunya harus pemerintah daerah juga yang melaksanakan. Tidak mungkin pemerintah pusat," jelasnya.
"Kalau ada kerumitan, mungkin karena jenisnya beda-beda. Datanya dari kementerian yang beda," ungkap Juliari.
• Soal Kisruh Bansos, Anies Sayangkan Mengapa Hanya 2-3 Orang Diwawancara: Kenapa Mesti Jadi Drama
Lihat videonya mulai menit 2:00
Sindir Sengaja Disorot soal Kekurangan Bansos
Ia selanjutnya menanggapi polemik pembagian bantuan sosial (bansos) yang disebut tidak tepat sasaran.
Setelah program bansos berjalan, banyak yang menilai penyaluran bantuan tidak sesuai dengan data di lapangan.
• Data Belum Diperbarui, Kades di Klaten Ikut Terima Dana Bantuan Sosial Tunai dari Kemensos
Bahkan dalam survei Saiful Mujani Research and Consulting (SRMC) sebanyak 49 persen masyarakat setuju bansos belum tepat sasaran.
Dilansir TribunWow.com, Juliari Batubara lalu menanggapi hasil survei tersebut.
Menurut dia, penyaluran bantuan tidak harus selalu berdasarkan data survei.
"Saya kira kami bekerja tidak harus selalu mengacu kepada survei, apalagi kita tidak terlalu paham metodologinya seperti apa," kata Juliari Batubara, dalam tayangan Kompas TV, Kamis (14/5/2020).
"Namun silakan saja, kita bisa mendapatkan masukan. Tapi harus diingat kita harus cepat dalam bekerja," tambahnya.
Juliari menegaskan metode yang lebih dipilihnya dalam pembagian bansos.
"Saat ini kalau saya disuruh pilih antara cepat dan tepat, saya lebih pilih cepat," kata Mensos.
Ia kemudian menyindir bahwa hal yang lebih banyak disorot adalah tentang bagaimana penyaluran bansos tidak tepat sasaran.
Hal itu ia sampaikan setelah mendengar hasil survei dari lembaga mandiri SRMC.
Juliari menyebutkan sebetulnya sebagian besar pembagian bansos sudah tepat.
• Mensos Juliari Batubara Tegaskan Tak Usah Ribut Data Bansos Corona: Ya Sebaiknya Tak Diberikan Lagi
"Sehingga nanti kalau seluruh narasi yang dibangun media ini tidak tepat sasaran," ungkap Juliari.
"Hampir seluruh media ini menampilkan tidak tepat sasaran, tapi hampir tidak ada media yang menampilkan sudah tepat sasaran," lanjut dia.
"Jadi frame berpikirnya sudah dibentuk," tambahnya.
Juliari bahkan memberikan kritiknya bahwa penerima bansos lebih banyak yang tepat daripada yang tidak tepat.
"Kita berharap media juga bisa lebih balance dalam memberikan berita, karena ada satu daerah 18 orang, 11 orang (tidak mendapat bansos)," ungkap Juliari.
"Ini yang kita berikan jutaan orang," tegasnya.
Ia menyebutkan masyarakat yang merasa belum mendapat bansos dapat mendaftarkan diri melalui pemerintah daerahnya masing-masing.
"Jadi kalau ada 11 orang atau 18 orang merasa tidak tepat sasaran, buat saya silakan nanti didaftarkan lewat pemda setempat," imbau Juliari.
"Data yang kami terima dari pemda," jelasnya. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)