Jasad ABK Dibuang ke Laut
Dubes RI di Seoul Pastikan Masalah ABK Sudah Ditangani, Mengaku Bersyukur Ada Saksi yang Jadi Kunci
Duta Besar RI di Seoul Korea Selatan, Umar Hadi memastikan bahwa permasalahan yang menimpa ABK asal Indonesia sudah ditangani dan sedang diproses.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Lailatun Niqmah
"Faktanya kan mereka menyampaikan keluhan secara resmi menyampaikan keterangan baik melalui pengacara setempat maupun kepada kami di KBRI dan semuanya sudah ditindaklanjuti oleh aparat penegakan hukum, polisi di Korea Selatan."
"Kalau dibilang beres ya belum, yang penting ke depan bagaimana apa yang menjadi kepentingan mereka bisa terpenuhi,"
"Intinya kan ada orang mencari keadlian, ya kita fasilitasi supaya keadilan bisa dicapai," pungkasnya.
• Bekerja di Kapal Selama 14 Bulan, ABK yang Jasadnya Dilarung Disebut Tak Pernah Menelepon Keluarga
Simak Videonya dari menit awal:
Pengacara Ungkap Hal Tak Manusiawi pada ABK, Makanan Busuk dan Minum Air Laut
Kasus pelarungan anak buah kapal (ABK) asal Indonesia oleh kapal berbendera Republik Rakyat Tiongkok (RRT) atau China memunculkan fakta baru.
Dugaan kuat terjadi perbudakan ABK asal Indonesia oleh kapal milik RRT, Kapal Liong Xin.
Dilansir TribunWow.com, pengacara ABK Kapal Liong Xin, Boris Tampubolon mengungkapkan hal tidak manusiawi yang dialami oleh kliennya.
Boris mulanya mengungkapkan bawa kliennya 14 ABK itu mendapatkan iming-iming menggiurkan berupa gaji besar yang akan didapat.
ABK tersebut dijanjikan mendapatkan gaji sebesar 300 usd atau sekitar Rp 4,4 juta per bulan.
Selain gaji, mereka juga akan mendapatkan fasilitas kehidupan yang enak selama berada di kapal dengan pekerjaan yang layak.

• Kisah Pilu Keluarga Tak Terima ABK yang Dilarung ke Laut, Hanya Dapat Selembar Surat Kematian
Menurut Boris, hal tersebut membuat mereka merasa tergiur, karena di satu sisi juga sedang menganggur dan membutuhkan pekerjaan.
Hal tersebut disampaikan Boris dalam kanal Youtube metrotvnews seperti yang dikutip TribunWow.com, Minggu (10/5/2020).
"Jadi dari keterangan klien kami, pada intinya yang mereka rasakan adalah iming-iming, jadi diiming-imingi gaji yang besar, kemudian prosesnya juga cepat, karena memang pada basicnya mereka ini ingin mencari kerja," ujar Boris.