Virus Corona
Tenaga Kesehatan Gugur, Pemprov DKI Jakarta Jamin Biaya Pendidikan Anak, Anies: Sampai Lulus Kuliah
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan insentif kepada para tenaga kesehatan yang gugur dalam menjalankan tugas menangani kasus Corona.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan insentif kepada para tenaga kesehatan yang gugur dalam menjalankan tugas menangani kasus Corona.
Seperti yang diketahui, tidak sedikit dari tenaga medis yang harus gugur karena ikut terpapar Virus Corona dari pasien yang ditanganinya.
Dilansir TribunWow.com dalam acara Mata Najwa, Rabu (6/5/2020), Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menegaskan akan bertanggung jawab penuh, kepada mereka yang sudah mengerahkan segala cara untuk menangani kasus Corona.

• Istri Berpulang saat Ditinggal Tugas, Adithya Sempat Down dan Ingin Berhenti Tangani Kasus Corona
Menurut Anies, bentuk kepedulian Pemprov DKI kepada para tenaga medis tidak hanya diberikan kepada mereka yang sudah meninggal.
Mulai dari memberikan insentif sebesar Rp 6 juta yang langsung ditambahkan pada setiap gajinya.
Kemudian memberikan fasilitas tempat tinggal untuk menunjang pekerjaan para tenaga medis.
Tujuan lainnya juga untuk meminimalisir terjadinya kontak dengan anggora keluarga untuk mencegah adanya penularan Virus Corona.
Anies menambahkan tercatat sudah ada 935 tenaga medis yang memanfaatkan fasilitas tersebut dengan menempati 4 hotel yang sudah disediakan.
"Kami sejak dua bulan lalu, 17 Maret, kita sudah langsung satu memberikan insentif, tambahan dari gaji mereka ditambah Rp 6 juta per bulan untuk tenaga yang terlibat dalam penanganan Covid," ujar Anies Baswedan.
"Yang kedua kita langsung menyiapkan tempat tinggal khusus bagi para dokter, para perawat yang bekerja menangani Covid, dan saat ini ada 935 tenaga medis yang tinggal di 4 hotel yang kita kelola," jelasnya.
• Lihat Dokter Luna Hamil 8 Bulan Masih Layani Pasien Corona, Najwa Shihab: Saya Deg-degan Dok
Menurut Anies Baswedan selama tenaga medis berada di tempat di hotel, mereka justru mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat.
Masyarakat banyak yang peduli dengan para tenaga medis dengan cara memberikan bantuan, baik makanan maupun pelayanan jasa.
"Dan saya perlu sampaikan, begitu kami berikan tempat tinggal, begitu banyak orang yang memberikan bantuan kepada tenaga medis."
"Ini hotel-hotel tempat kita itu mengirim makanan, bahkan ada yang secara khusus memberikan pelayanan-pelayanan untuk para tenaga medis," kata Anies Baswedan.
Lebih lanjut, Anies mengatakan bentuk insentif kepada tenaga medis yang gugur tentunya lebih besar, meskipun sebenarnya juga tidak diinginkan ada tenaga medis yang meninggal.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu akan memberikan jaminan pendidikan untuk anak yang ditinggalkan.
Pemprov akan menanggung biaya pendidikan anak dari kecil sampai lulus kuliah.
Tidak hanya itu, keluarga yang ditinggalkan juga akan mendapatkan santunan senilai Rp 242 juta.
• Tolak Tegas Kelonggaran PSBB, Wasekjen MUI: Kita Tidak Bayangkan Arus Balik Umat Islam ke Masjid
"Apa yang dibutuhkan dari keluarga itu kita akan lakukan, semua tenaga medis yang meninggal kita tidak inginkan tetapi kalau kejadian, maka biaya pendidikan seluruh anak-anakanya ditanggung oleh pemprov DKI Jakarta sampai dengan kuliah, dari mulai mereka kecil sampai kuliah," ungkap Anies.
"Kemudian kita selalu memberikan usaha untuk meringankan beban keluarga, semua proses santunan kita kerjakan, jadi kalau meninggal itu ada santunan bernilai Rp 242 juta" pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 8.30
Istri Berpulang saat Ditinggal Tugas, Adithya Sempat Down dan Ingin Berhenti
Sementara itu, dalam acara tersebut, seorang perawat bernama Adithya Tegar Pambudhi mengungkapkan duka yang sangat mendalam lantaran ditinggalkan oleh istri tercinta.
Kejadian itu terjadi ketika Adithya sedang bertugas di RUSD R Syamsudin, SH, Sukabumi, Jawa Barat.
Dilansir TribunWow.com dari tayangan YouTube Mata Najwa, Rabu (6/5/2020), Adithya mengaku terpaksa harus berpisah dengan istri dan satu anaknya demi kebaikan keluarganya.
Dirinya menyadari tugasnya sebagai perawat yang menangani pasien Covid-19 tentunya sangat berisiko tinggi, baik untuk dirinya maupun keluarganya.
Maka dari itu, Adithya memilih untuk tinggal sementara di tempat yang sudah disediakan oleh pemerintah daerah.
Sementara itu, almarhum istrinya meninggal tiga hari setelah mengantarkan barang-barang keperluan yang dibutuhkan oleh sang suami di tempat tinggal sementaranya.
Adithya mengaku mendapatkan kabar tersebut sekitar pukul 04.30 WIB atau waktu subuh.

• Bahas Teori Konspirasi Corona dengan Najwa Shihab, Nadiem Makarim: Harus Ada Orang yang Disalahkan
Sempat mendapatkan pertolongan di rumah sakit tempat Adithya bertugas, namun nyawa sang istri tidak bisa tertolong.
Almarhum meninggalkan Adithya dan satu orang anak perempuan berusia 1 tahun 7 bulan.
Setelah kepergian istrinya, Adithya mengaku sangat terpukul dan merasa down.
Ia bahkan mengaku sempat ingin meninggalkan pekerjaannya dengan cara berhenti menangani kasus Covid-19.
Butuh tiga hari buat Adithya untuk menenangkan diri dengan mendatangi pesantren.
"Awal beberapa hari memang saya sangat down sekali," ujar Adithya.
"Sempat saya menenangkan diri dulu di pesantren, karena memang keadaan saya waktu itu sangat turun sekali," jelasnya.
"Ada pikiran sebenarnya untuk berhenti," kata Adithya.
Meski begitu, Adithya akhirnya mantap untuk terus berjuang sebagai garda terdepan untuk menangani pasien Corona.
Dirinya mengaku ada satu hal yang membuatnya menjadi kuat dan terus semangat, yakni pesan dari mendiang sang istri.
"Tapi semakin ke sini dengar pesan dia, chat dia sama sebelumnya itu yang membuat saya kuat, dan terus melanjutkan ini sampai selesai," jelasnya.
"Saya memang sudah bulat untuk terus berjuang untuk menyelesaikan ini semua," imbuhnya.
"Saya ingin ini (berjuang) sampai selesai, enggak mau putus di tengah jalan," tutup Adithya.
Simak videonya mulai menit ke- 14.50:
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)