Virus Corona
Tolak Wacana PSBB Dilonggarkan, Sudjiwo Tejo Beri Peringatan: Banyak Bangsa Besar Punah karena Virus
Budayawan, Sujiwo Tejo menolak wacana pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Budayawan, Sudjiwo Tejo menolak wacana pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Sudjiwo Tejo justru meminta agar pemerintah semakin memperketat PSBB untuk mencegah penyebaran Virus Corona makin meluas.
Hal itu diungkapkan Sudjiwo Tejo saat menjadi narasumber di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Selasa (5/6/2020).

• Bahas Teori Konspirasi Corona dengan Najwa Shihab, Nadiem Makarim: Harus Ada Orang yang Disalahkan
"Saya intinya tetap setuju bahwa Pembatasan Sosial Berskala Besar jangan dikendorkan, malah makin diperketat," kata Sudjiwo.
"Karena kita cenderung makin lama cenderung makin biasa," imbuhnya.
Ia menilai, masyarakat kini banyak yang makin bosan dengan masalah Virus Corona.
"Kalau kita nikah sama orang cantik makin lama makin biasa kan gitu loh, mau dia kayak Raisa, mau dia kayak apa."
"Tiap hari diteror Corona, Corona makin lama orang enggak takut loh orang, hati-hati, saya kira gitu," ungkapnya.
Namun pada kesempatan itu Seniman asal Jember ini mengingatkan bahwa ada peradaban-peradaban besar di dunia yang punah karena virus.
"Cuma saya mengingatkan Bang Karni ada bangsa-bangsa besar yang sebetulnya tidak punah karena perang loh."
"Saya mau mengingatkan itu kalau kita lihat suku (bangsa) Aztec, kita lihat Inca, kita lihat suku maya itu tidak punah karena perang loh, punah karena virus," ucap Sudjiwo.
• Pandemi Corona Buat Langit Cerah dan Polusi Udara Turun, tapi Beri Dampak Buruk Ini pada Lingkungan
Lantas, Sudjiwo memperingatkan agar semua pihak jangan sombong terkait Virus Corona.
"Jangan-jangan kita memang harus punah, memang kita enggak boleh sombong," ungkap dia.
Lalu, Sudjiwo menyinggung lagi kehidupan-kehidupan sebelum manusia sekarang yang berlangsung tak cukup lama.
Sehingga, ia meminta agar semua pihak ingat bahwa semuanya kini bisa saja punah.
"Homo Sapiens itu umurnya baru 200 ribu tahun loh, umur Homo Erectus 2 juta tahun."
"Kita belum bisa yakin kita tak akan punah, berubah kita enggak tahu," ucapnya.
Lalu, Karni Ilyas menyinggung soal adanya penelitian yang menyebut manusia kini bisa punah karena wabah.
Lantas, Sudjiwo mengatakan hal itu bisa saja terjadi.
"Bisa jadi ada makhluk lain apa boleh buat," jawab Sudjiwo.
• Kasus Corona di Daerah Terus Meningkat, Karni Ilyas: Enggak Ada Jalan Lain karena Ini Kita Mulai
Lihat videonya mulai menit ke-6:42:
Pakar Gugus Tugas Ungkap Ketakutannya soal Prediksi Penyakit Baru
Pakar Gugus Tugas Penanganan Covid-19, dokter Wiku Adisasmita mengungkap ketakutannya pada masa lalu yang kemudian menjadi kenyataan.
Ketakutan yang terjadi 2010 itu terkait dengan penyebaran virus yang menyerang bumi.
Hal itu disampaikan Wiku Adisasmita saat menjadi narasumber di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Selasa (29/4/2020).

• Anies Beri Peringatan meski Akui PSBB Buat Corona di Jakarta Turun: Jangan Merasa Merdeka dari Covid
Menurut Wiku, semua orang di dunia gagal fokus menangani Virus Corona lantaran lebih terfokus pada akibat wabah tersebut.
Manusia lebih fokus pada penyebaran Virus Corona manusia ke manusia.
"Menurut saya semua orang gagal fokus, seluruh dunia gagal fokus, semua melihat kepada korban, pada manusia, karena adanya transmisi antara manusia ke manusia," ungkap Wiku.
"Dan terus menyiapkan rumah sakit, menyiapkan ventilator, bednya, dokternya, dan terakhir kuburannya," imbuhnya.
Padahal jika Virus Corona ini sungguh-sungguh dikenali, maka bisa dipahami wabah tersebut terjadi karena ketidakseimbangan alam.
"Padahal kalau kita kenali musuh siapakah musuh ini, musuh ini adalah virus yang muncul karena ketidakseimbangan alam," katanya.
Wiku lalu mengungkapkan dirinya pernah membaca sebuah artikel ilmiah yang diterbitkan pada 2004 mengenai penyakit baru di masa depan.
"Sudah lama memunculkan sebuah istilah karena ketakutan saya pada tahun 2010."
"Pada saat itu yang saya takut sekali adalah melihat suatu publikasi di tahun 2004 yaitu yang disebut dengan Immerging and Re-immerging infectious disease," kata dia.
• Pandemi Virus Corona, Bayi Baru Lahir Diberi Nama Covid, Corona, hingga Lockdown
Ia tak menyangka virus itu menyebar banyak sekali di dunia.
"Jadi munculnya penyakit baru, munculnya penyakit baru lagi atau secara sengaja penyakit itu muncul dan ternyata jumlahnya banyak sekali saya sebut istilahnya the disease of tommorow," ujar dia.
Wiku menjelaskan sudah ada empat penyakit baru dalam 16 tahun terakhir.
"Jadi kita tidak pernah tahu bahwa tommorow ada suatu penyakit baru ternyata dari publikasi 2004 sampai dengan sekarang, 16 tahun sudah ada empat penyakit baru di dunia."
"Influenza pandemi, kemudian H7N9, kemudian ada Mers-CoV dan sekarang ada Covid-19 itu semua terjadi karena ketidakseimbangan alam," jelas dia.
Ia mengatakan virus itu muncul karena bumi sudah tak lagi seimbang.
"Prinsipnya adalah kalau kita jaga alam maka alam akan jaga kita. Kita sudah lama tak menjaga alam, mereka mencari keseimbangan baru," kata dia.
• Pangkas Anggaran Belanja Besar-besaran, DKI Jakarta Sediakan Rp 10,77 Triliun untuk Tangani Covid-19
Wiku menegaskan Virus Corona khususnya sudah berkembang dan semakin kuat.
"Jadi sebagaima makhluk hidup seperti manusia, kalau dia tertekan maka dia akan berusaha melawan. Yang mati banyak, tapi yang enggak mati berbahaya sekali. Begitu juga dengan virus ini."
"Begitu juga dengan virus ini, virus ini sudah berkembang sehingga dia menjadi kuat sekali, dan menyebar manusianya enggak bisa apa-apa," ujar Wiku.
Lihat videonya mulai menit ke-2:17:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)
BACA JUGA: Tolak Wacana PSBB Dilonggarkan, Sudjiwo Tejo Beri Peringatan: Banyak Bangsa Besar Punah karena Virus