Didi Kempot Meninggal Dunia
Inspirasi Didi Kempot bagi Sobat Ambyar, Eksis Menjadi Diri Sendiri di Tengah Gelombang Modernisasi
Kepergian musisi Didi Kempot meninggalkan duka mendalam bagi Sobat Ambyar Nusantara, kiprahnya menjadi sumber inspirasi bagi para penggemar.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Kepergian musisi Didi Kempot meninggalkan duka mendalam bagi Sobat Ambyar Nusantara, kiprahnya menjadi sumber inspirasi bagi para penggemar.
Didi Kempot dikabarkan meninggal dunia di Rumah Sakit Kasih Ibu Solo pada Selasa, (5/5/2020) pagi.
Sepanjang hidupnya, Didi Kempot telah menciptakan sekitar 800 lagu dan telah menelurkan sejumlah album.
• Momen Tak Terlupakan saat Didi Kempot Manggung di Istana hingga Buat Jokowi Jadi Sobat Ambyar
Ia memulai karirnya dari seorang pengamen biasa hingga akhirnya dapat melegenda di dunia permusikan Indonesia.
Kiprahnya menginspirasi kaum milenial agar tetap menjadi diri sendiri dan mencintai budaya lokal tanpa malu atau gengsi.
Dilansir Kompas.com, Selasa (5/5/2020), fenomena Sobat Ambyar Didi Kempot dimulai saat sebuah video yang diunggah di sebuah akun media sosial menjadi viral.
Video yang diunggah akun twitter @AgusMagelangan tersebut menampilkan sekelompok anak muda yang begitu menghayati lantunan lagu Didi Kempot.
Popularitasnya makin melambung saat menjadi bintang tamu dalam vlog Ngobam dengan Gofar Hilman.
Didi Kempot yang notabene merupakan penyanyi campur sari, mampu menghipnotis penggemar dari segmen milenial.
Lagu-lagu berbahasa Jawa yang dilantunkannya kini sering diputar oleh muda-mudi Indonesia.
Ia pun diberi gelar "God Father of Broken Heart", bapak dari insan-insan yang galau dan patah hati.
Para penggemarnya bersatu dalam payung komunitas Sobat Ambyar, mereka melabeli dirinya Sadboys dan Sadgirls.
Memang lagu-lagu ciptaan Didi Kempot sering bernada sendu dan mendayu, namun hal inilah yang menjadi daya tarik hingga membuat namanya melejit.
Tak hanya itu, Didi Kempot yang konsisten berkarya di ranah musik campur sari, mampu menginspirasi setiap individu untuk bangga pada jati diri sendiri.
Aziz (26) salah seorang penggemar, anggota Sobat Ambyar menuturkan bahwa lagu Didi Kempot dapat memberikan ketenangan.
“Lama-kelamaan liriknya memang enggak ngebosesin. Gue ngerasa tenang aja denger lagunya. Bikin nagih juga dan enak dijogetin,” kata Azis.
"Kalau gue rasa sih dari dulu sebenarnya juga banyak yang suka cuma masih gengsi mungkin. Ya gue ngeliatnya sih ikut senang. mereka udah enggak malu-malu lagi nyanyiin lagu Didi,” imbuhnya.
Senada dengan Azis, Rizky (23) yang juga merupakan penggemar lagu-lagu Didi Kempot menuturkan bahwa lantunan tembang Didi Kempot ibarat mengandung sihir.
“Nah itu, itu tuh yang bikin galau. Kan liriknya kalau didengerin hampir semua galau ya. Enggak tahu ya, dengerin lagu galau tuh kayaknya enak aja gitu. Nah itu mungkin ada magic-nya kali ya," ujar Rizky.
Rizky menceritakan mengenai beberapa temannya yang menyukai Didi Kempot tidak memahami arti lirik lagu tersebut.
"Teman-teman saya juga ada yang enggak ngerti cuma enjoy aja. Ya mungkin musik dangdut diterima semua umat kali ya. Pamer Bojo, itu lagu lama tapi banyak di-cover jadi trending lagi apalagi ditambah Cendol Dawet,” tuturnya.
• Tampak Sederhana, Begini potret Kediaman Didi Kempot di Ngawi Jawa Timur, Bernuansa Jawa Kental
Konsistensi dan kiprah Didi Kempot yang terus aktif berkarya di ranah musik campur sari menjadi inspirasi bagi para Sobat Ambyar.
Para pemuda milenial tersebut menjadi lebih nyaman dengan dirinya sendiri.
Mereka kini mengesampingkan perasaan gengsi dan lebih jujur dalam mengekspresikan seleranya masing-masing.
“Kalau memang itu lagunya bagus dan didengerin enak, ya udah enggak usah gengsi. Enggak usah sok-sokan nyanyi bahasa Inggris. Intinya kita enjoy aja sama diri sendiri,” sambung Rizky.
Didi Kempot memberi bukti bahwa lagu berbahasa daerah bisa menembus pasar nasional bahkan hingga internasional.
Ia menjadi selingan segar ditengah maraknya hingar bingar budaya barat yang membanjiri Indonesia.
Karyanya akan selalu menginspirasi dan dikenang para penggemar sepanjang masa.
Perjalanan Karir Didi Kempot
Dilansir Kompas.com, Didi Kempot memiliki nama lengkap Dionisius Prasetyo, pria kelahiran Solo, 31 Desember 1966 tersebut dikenal dengan gelar Godfather of Broken Heart.
Pakdhe Didi atau Lord Didi, panggilan dari para penggemarnya, Sobat Ambyar, merupakan penyanyi campursari asal Jawa Tengah.
Ia adalah putra dari pelawak terkenal asal Solo yaitu Ranto Edi Gude (alm) dan Umiyati Siti Nurjanah (alm).
Didi Kempot juga merupakan adik dari pelawak senior Srimulat, mendiang Mamik Pondang atau Mamik Prakoso.
Namun tak banyak yang mengetahui bahwa dibalik kesuksesannya, pelantun lagu "Stasiun Balapan" yang dirilis pada 1999 tersebut awalnya berprofesi sebagai pengamen.
• Ungkap Keinginan Terakhir Didi Kempot sebelum Meninggal, Gus Karim: Umrah dan Ziarah Wali Songo
Bahkan nama belakangnya, Kempot, merupakan singkatan dari Kelompok Pengamen Trotoar, grup musik asal Solo.
Ia mengawali langkahnya di dunia musik sebagai musisi jalanan dari tahun 1984 hingga 1989.
Pada tahun 1984 hingga 1986 ia mengamen di Solo, sampai pada tahun 1978, ia bertekad pergi ke Jakarta untuk mencari penghidupan.
Di Jakarta, Didi Kempot dan kawan-kawannya sering mengamen di daerah Slipi, Jakarta Barat.
Didi Kempot bersama grupnya yang beranggotakan Dani Pelo, Comet, Rian Penthul, Heri Gempil dan Mamat Kuncung mencari uang dengan mengamen dari satu bus ke bus berikutnya.
Didi Kempot terus berkarya menciptakan sejumlah lagu hingga akhirnya ada produser yang tertarik mengorbitkan lagu-lagunya.
Sejak saat itu namanya terus melejit di kancah permusikan tanah air.
Meski sempat meredup, namun karir Didi Kempot kembali bersinar saat banyak kalangan muda menggemari lagu-lagu sendu ciptaaanya.
Memang lagu karangan Didi Kempot kebanyakan bertema patah hati dan kehilangan.
Ia juga sering menggunakan nama-nama tempat sebagai judul lagunya agar terasa lebih dekat dengan masyarakat.
Penggemar Didi Kempot melabeli dirinya dengan sebutan Sadboys dan Sadgirls yang tergabung dalam komunitas Sobat Ambyar.
Didi Kempot kemudian mendapat julukan "Godfather of Broken Heart" dengan panggilan Lord Didi.
Saat ini banyak penghargaan yang ia raih seperti Anugerah Musik Indonesia (AMI) Award, Penampil Solo/Duo/group Kontemporer pada tahun 2002, Album Keroncong Kontemporer tahun 2002, Karya Produksi Folk/Country/Balada Terbaik pada tahun 2003 dan masih banyak lainnya. (TribunWow.com/Via)