Breaking News:

Virus Corona

IDI Sebut Wacana Libur Lebaran Digabung Idul Adha pada Juli Berisiko: Puncak Bukannya Selesai

Ketua Satgas Covid-19 IDI Zubairi Djoerban menyebutkan perpindahan cuti lebaran menjadi bulan Juli masih berisiko tinggi.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Lailatun Niqmah
Tribunnews/Jeprima
Sejumlah kendaraan melintas di jalan tol Cawang, Jakarta Timur, Selasa (28/4/2020). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebut, terjadi penurunan arus lalu lintas atau traffick jalan tol di tiga wilayah jalan tol, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat (Jabar), dan Banten, berkisar 42 persen sampai dengan 60 persen, sebagai dampak dari penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNWOW.COM - Ketua Satuan Tugas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban menyebutkan, perpindahan cuti lebaran menjadi bulan Juli masih berisiko tinggi terhadap penularan Virus Corona.

Dikutip TribunWow.com, hal itu ia sampaikan ketika dihubungi melalui Kompas TV, tayang Selasa (5/5/2020).

Seperti diketahui, sebelumnya pemerintah menyampaikan larangan mudik untuk menekan laju pertumbuhan kasus positif Virus Corona.

Ketua Satgas Covid-19 IDI Zubairi Djoerban menilai cuti lebaran yang digeser pada bulan Juli masih berisiko, ditayangkan Selasa (5/5/2020).
Ketua Satgas Covid-19 IDI Zubairi Djoerban menilai cuti lebaran yang digeser pada bulan Juli masih berisiko, ditayangkan Selasa (5/5/2020). (Capture Youtube KompasTV)

Ahli Epidemiologi Tegaskan Pentingnya Patuhi Larangan Mudik: Belum Tentu Benar-benar Bebas Virus

Dengan demikian, cuti bersama pada libur lebaran diwacanakan akan dipindah saat hari raya lainnya.

Meskipun begitu, Zubairi memprediksi pandemi Virus Corona belum benar-benar selesai pada bulan Juli mendatang.

"Amat berisiko kalau kita menunda liburan lebaran ke tanggal 31 Juli, digabung dengan Idul Adha," kata Zubairi Djoerban.

Ia menyebutkan pertimbangan cuti harus melihat grafik pertumbuhan kasus positif di Indonesia.

Menurut dia, setelah pandemi mencapai puncak masih akan ada pertambahan kasus.

Namun jumlah kasus baru semakin lama akan semakin menurun sebelum benar-benar selesai.

"Kita harus melihat dari hari ke hari data kita apa benar pada bulan Mei-Juni sudah mencapai puncak?" ungkap Zubairi.

"Kalaupun mencapai puncak, setelah puncak bukannya terus selesai," lanjutnya.

"Artinya pelan-pelan makin turun," jelas Zubairi.

Zubairi lalu mengungkapkan prediksinya tentang jumlah kasus positif di Indonesia.

Masih Banyak Warga Nekat Mudik, Agus Pambagio: Orang Indonesia Itu Kreatif untuk Hal Negatif

"Artinya kalau di puncak kita perhitungkan 95-106 ribu, maka bulan Juli baru mulai turun," papar Zubairi.

Menurut dia, cuti lebaran sebaiknya dipindahkan pada akhir tahun.

Seperti diketahui, mudik yang umumnya dilakukan masyarakat pada saat cuti berpotensi menimbulkan transmisi antardaerah.

"Jadi yang aman, memang menyedihkan, tapi saya pikir masih sampai akhir tahun baru dikatakan mudik aman," kata Zubairi.

Senada dengan Zubairi, anggota DPR Fraksi Demokrat Didi Irawan Syamsuddin berpendapat hal serupa.

"Jika cuti ingin dilakukan, kita semua harus memastikan bahwa wabah Virus Corona ini sudah benar-benar bersih di negara kita," kata Didi Irawan Syamsuddin.

"Jangan sampai kita melakukan cuti pada saat wabah Virus Corona ini masih terjadi di negara kita," lanjutnya.

Ia menyebutkan sempat ada wacana memindahkan cuti pada bulan Juli.

"Cuti yang dilakukan dalam waktu yang terlalu dekat, yang saya dengar cuti lebaran akan bersamaan dengan cuti Idul Adha," ungkap Didi.

"Saya kira waktunya terlalu dekat dan sangat berisiko," lanjutnya.

Ia mendukung apabila cuti harus dipindahkan pada akhir tahun.

"Oleh karenanya, cuti yang terbaik tentu melihat virus ini benar-benar sudah berakhir dan sudah bersih di tanah air kita," kata Didi.

"Dari kawan kalangan kedokteran, kemungkinan waktu yang terbaik jika cuti harus dilakukan adalah di akhir tahun," tutupnya.

Pemudik Kerasan di Tempat Karantina sampai Ogah Pulang, Wali Kota Solo: Saya Tidak Butuh Dipuji

Lihat videonya mulai dari awal:

Pentingnya Patuhi Larangan Mudik

Sebelumnya, ahli epidemiologi Dewi Nur Aisyah menyebutkan pentingnya mematuhi larangan mudik yang disampaikan pemerintah.

Seperti diketahui, sebelumnya telah muncul imbauan agar masyarakat tidak perlu melaksanakan tradisi mudik yang umum dilakukan pada Lebaran.

Larangan tersebut bertujuan menekan penyebaran Virus Corona di Indonesia, terutama di berbagai daerah yang telah menjadi episentrum.

 Berkali-kali Diberhentikan Petugas, Pemudik dari Jakarta Menyerah: Kalau Dilanjutin yang Ada Capek

Dikutip TribunWow.com, Dewi Nur Aisyah mengungkapkan pendapatnya tentang imbauan tersebut.

"Bisa saja orang yang mau mudik merasa sehat, badannya tidak ada gejala, baik-baik saja," kata Dewi Nur Aisyah, dikutip dari iNews, Minggu (3/5/2020).

"Tapi belum tentu kondisinya benar-benar bebas dari virus," tegasnya.

Tindakan mudik dapat mempercepat perpindahan virus ke daerah lain.

Menurut Dewi, hal tersebut akan mempercepat penyebaran Virus Corona.

"Jadi kalau misalnya pemudik itu benar-benar pulang ke kampung halaman, tentu saja dapat mempercepat laju transmisi dari satu daerah ke daerah lain," jelasnya.

"Semakin banyak pergerakan orang dari satu tempat ke tempat lain tentu akan semakin meningkatkan risiko," kata Dewi.

Selain itu, pemudik akan bertemu anggota keluarganya di kampung halaman.

Dewi menyoroti kemungkinan pemudik akan bertemu anggota keluarga yang sudah lanjut usia dan memiliki riwayat kesehatan tertentu.

"Kebanyakan pemudik akan bertemu sanak saudara, keluarga, dan lain sebagainya," papar Dewi.

"Dalam kebanyakan kasus, yang ditemui kondisinya belum tentu lebih sehat dibandingkan dirinya. Daya tahan tubuhnya lebih rendah," lanjut dia.

Ahli epidemiologi Dewi Nur Aisyah menyebut pentingnya larangan mudik, Minggu (3/5/2020).
Ahli epidemiologi Dewi Nur Aisyah menyebut pentingnya larangan mudik, Minggu (3/5/2020). (Capture YouTube iNews)

 Menangis Keempat Anaknya Tak Bisa Mudik saat Lebaran, Warni: Sepi, Nggak Ada yang Diajak Ngobrol

"Misalnya orang yang memiliki penyakit jantung, diabetes, hipertensi," jelas pakar epidemi tersebut.

Seperti diketahui, lansia lebih rentan terpapar Virus Corona, terutama yang memiliki riwayat kesehatan kronis.

"Bisa jadi untuk dirinya tidak ada masalah, tapi ketika dia berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dia menularkan penyakitnya lalu membuat penyakit itu menyebar di kampung halamannya," ucap Dewi.

"Fatalitasnya tentu akan berbeda untuk yang sudah lanjut usia atau memiliki kondisi berbeda," tambahnya. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)

Sumber: Kompas TV
Tags:
Virus CoronaCovid-19Ikatan Dokter Indonesia (IDI)Libur LebaranIdul Adha
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved