Virus Corona
Soroti Vaksin Corona, Amin Soebandrio Singgung Indonesia Harus Swasembada: Imunisasi 150 Juta Orang
Amin Soebandrio berpendapat Indonesia harus mulai dapat memproduksi vaksin sendiri.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Direktur Lembaga Biologi Molekular Eijkman, Amin Soebandrio, berpendapat Indonesia harus mulai dapat memproduksi vaksin sendiri.
Seperti diketahui, vaksin Virus Corona (Covid-19) tengah dipersiapkan untuk menangani pandemi yang turut melanda Indonesia.
Menurut Amin Soebandrio, pengembangan vaksin memakan waktu cukup lama, yakni sampai 18 bulan bahkan di negara maju.

• Teliti Vaksin Virus Corona, Berikut Empat Jenis Metode Pengembangan yang Dilakukan Ilmuwan di Dunia
Dilansir TribunWow.com, awalnya Amin Soebandrio menyebutkan prioritas ilmuwan adalah mengentaskan pandemi Virus Corona di masa depan dan bukan hanya untuk saat ini.
"Jangan sampai terserang pandemi virus yang serupa," kata Amin Soebandrio, melalui Kompas TV, Minggu (3/5/2020).
"Kita cermatin Virus Corona sudah yang ketiga kalinya ini menyebabkan masalah. Yang pertama SARS-Coronavirus, kemudian MERS-Coronavirus, dan sekarang SARS-Coronavirus yang kedua," lanjutnya.
Amin menyebutkan vaksin memang perlu dilakukan apabila di masa depan akan muncul wabah serupa, mengingat virus dapat terus bermutasi.
"Kita harapkan apabila masyarakat sudah divaksinasi dengan vaksin yang tepat, setidaknya akan memiliki kekebalan yang sudah terbentuk," jelas Amin.
Vaksin yang telah disuntikkan dapat membantu menangkal infeksi dan memperingan gejala yang muncul.
Seperti diketahui, seusai wabah SARS dan MERS mereda pemberian vaksin tidak kembali dilanjutkan.
Amin Soebandrio juga mendorong pemerintah dapat memproduksi vaksin sendiri.
Ia mengungkapkan pertimbangan terhadap usul tersebut.
"Saya telah mengusulkan ketika eranya flu burung yang lalu," jelas Amin.
• WHO Sebut Sudah Ada 70 Vaksin Covid-19 yang Dikembangkan dan Siap Diuji Coba, Harus Lewati 3 Fase
Menurut dia, produksi vaksin menjadi penting mengingat besarnya jumlah penduduk Indonesia.
"Indonesia harus memiliki kapasitas mengembangkan vaksin sendiri untuk menghindari ketergantungan terhadap luar negeri," ungkap Amin.
"Kita punya penduduk yang sangat besar, 260 juta penduduk," lanjutnya.
Sesuai anjuran, imunisasi harus dilakukan terhadap minimal 50 persen jumlah penduduk.
"Katakanlah kita harus mengimunisasi 150 juta orang dan setiap orang harus disuntik dua kali, berarti kita membutuhkan 300 juta dosis," kata Amin.
Selain itu, ia juga menyinggung besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk tiap pembelian vaksin dari luar negeri.
"Kalau kita harus membeli ke luar negeri dalam masa pandemi, mungkin satu dosis akan berharga cukup mahal, bisa mencapai 10 dolar," paparnya.
"Kita hitung saja 10 dolar dikalikan 300 juta, itu angkanya fantastis," lanjut Amin.
Selain itu, dalam masa krisis kesehatan seperti saat ini permintaan terhadap vaksin sangat tinggi di seluruh dunia.
"Tapi kalau misalnya kita punya uang pun, kapasitas produksi dunia tidak terlalu tinggi," katanya.
"Misalnya Indonesia mendapat kemurahan hati dari produsennya dan mendapat 1 juta dosis per minggu, untuk 300 juta dosis kita membutuhkan 300 minggu," lanjut Amin.
Menurut dia, waktu tersebut setara dengan enam tahun.
"Dari situ kita bisa melihat bahwa tanpa kemandirian untuk menghasilkan vaksin sendiri kita akan tergantung pada luar negeri dan kita tidak bisa menyediakan vaksin dalam saat yang tepat," tegas Amin.
• Achmad Yurianto: Kita Tidak Harus Menunggu Adanya Obat ataupun Vaksin untuk Melawan Corona
Lihat videonya mulai menit 2:00
Tak Bergantung pada Vaksin
Juru Bicara Pemerintah untuk Virus Corona (Covid-19) Achmad Yurianto menegaskan, proses kesembuhan pasien positif Covid-19 tidak memerlukan obat maupun vaksin tertentu.
Yuri menjelaskan hal yang menjadi kunci kesembuhan pasien adalah sistem imunitas yang baik.
Hal tersebut ia perkuat dengan data-data pasien positif Covid-19 yang telah sembuh.
• Dokter RSUP Persahabatan Luruskan soal Foto Dramatis Tenaga Medis Tangani Corona: Tidak Mutlak Benar
Dikutip dari YouTube Kompastv, Kamis (19/3/2020), awalnya Yuri menjelaskan bahwa Covid-19 adalah penyakit yang kesembuhannya berasal dari diri sendiri.
"Kita pahami penyakit ini adalah self limited disease, artinya bisa sembuh sendiri, berbasis pada imunitas," ujarnya.
Yuri menegaskan bahwa dalam memerangi Covid-19, Indonesia tidak perlu menunggu munculnya obat maupun vaksin tertentu.
"Kita tidak harus menunggu adanya obat yang definitif untuk mengobati ini, ataupun vaksin yang definitif untuk melawan penyakit ini (Corona/Covid-19)," paparnya.
Ia lanjut menyinggung soal data kesembuhan pasien di dunia yang lebih banyak dibanding dengan yang meninggal.
"Karena pasien yang sembuh jauh lebih banyak, kalau kita melihat data global, dibanding yang meninggal," terangnya.
"Artinya memang upaya-upaya untuk meningkatkan status imunitas, itu menjadi kunci untuk kita," lanjut Yuri.
Yuri juga membuka data pasien-pasien positif Covid-19 di Indonesia yang telah sembuh, sebagian besar sembuh tanpa adanya perawatan menggunakan obat-obatan tertentu.
"Kita perbaiki kondisi imunnya, dan kita perbaiki status imunitasnya, Alhamdulillah sembuh dengan baik," ucapnya.
Atas dasar tersebut, Yuri mengatakan kunci dari penekanan penyebaran Covid-19 terletak pada tindakan preventif yakni social distancing atau pemisahan jarak sosial.
Yuri lalu menjelaskan tiga hal yang akan dikerjakan oleh pemerintah dalam menangani Covid-19.
Pertama adalah terus mengimbau social distancing, kemudian, kedua adalah sosialisasi terkait protokol orang yang merasakan sakit, kapan harus ke rumah sakit, dan harus mencari pengobatan di mana.
Lalu sosialisasi bagaimana cara mengisolasi diri sendiri hingga sembuh, dan bagaimana cara berkonsultasi dengan pihak berwenang selama masa isolasi.
Yuri mengatakan pemerintah juga telah mempersiapkan layanan informasi terkait Covid-19, yakni di 119 ekstensi 9, kemudian merangkul halodoc, dan SehatPedia.
Data kasus positif Covid-19 terhitung Jumat (20/3/2020) sudah mencapai angka 369.
Jumlah pasien meninggal telah mencapai angka 32 jiwa.
Diketahui pada Kamis (19/3/2020) korban jiwa berada di angka 25.
Sedangkan pasien yang telah sembuh berjumlah 17 orang yang kini telah dipulangkan ke rumahnya masing-masing. (TribunWow.com/Brigitta Winasis/Anung)