Virus Corona
Achmad Yurianto soal Kemenkes Dianggap Lambat: Sama Saja Debat Kenapa Ken Arok Bunuh Tunggul Ametung
Achmad Yurianto angkat bicara soal Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dianggap lambat dalam menangani Virus Corona.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Juru Bicara Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto angkat bicara soal Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dianggap lambat dalam menangani Virus Corona.
Hal itu diungkapkan Achmad Yurianto saat disinggung oleh Presenter acara E Talk Show tv One Wahyu Muryadi atau Om Way pada Jumat (1/5/2020).
Mulanya, Om Way bertanya pada Achmad Yurianto alias Yuri bagaimana tanggapannya soal beda pendapat dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) hingga Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

• Ditanya Salah Siapa Kontroversi Si Kaya dan Si Miskin, Achmad Yurianto Sebut Videonya Dipotong
FKM UI khususnya sempat mengatakan Virus Corona masuk Indonesia sejak Januari 2020.
Sedangkan, kasus pertama positif Virus Corona diumumkan pada 2 Maret 2020.
"Pak Yuri ini agak ramai soal katanya ada selisih apa pendapat antara Pemerintah, Kemenkes dalam hal ini dengan FKM UI dan ada dengan IDI."
"FKM UI ini kan bilang apa namanya soal kapan masuknya ke Indonesia Covid itu sejak Januari, dan katanya sudah diingatkan pemerintah," tanya Om Way.
Yuri lalu membenarkan bahwa asumsi Virus Corona bisa saja masuk sejak Januari.
Namun, ia menegaskan itu baru sekedar asumsi dan belum ada bukti kuat.
"Betul, betul tapi kan yang menjadi masalah ini belum ada buktinya."
"Dicurigai karena kan berbasis Januari itu dirrect flight dari Wuhan ke Manado sudah ada sehari empat kali, jadi kemungkinan ada yang sudah tertular," kata Yuri.
• Miliki Kasus Covid-19 yang Terbilang Tinggi, 3 Daerah Ini Berpotensi Jadi Episentrum Corona Baru
Kala itu, masuknya Virus Corona sejak Januari sulit dibuktikkan karena saat itu masih terkendala oleh alat tes.
"Kalau kita berbasis pada asumsi-asumsi susah kan, kalau diingatkan waktu itu ya kita waspadai kan waktu itu kita belum melakukan pemeriksaan VCR," katanya.
Kemudian, Om Way bertanya lagi bahwa Kemenkes dianggap lambat menangani Virus Corona meski sudah diperingatkan
"Ndak inti kata sebenarnya maksud FKM itu Kemenkes kok sudah diingeti masih letoy masih lelet gitu lo," tanya Om Way.
"Enggak papa yang mengatakan letoy, lelet itu kan bahasanya media," jawab Yuri.
Yuri mengaku tak masalah dengan anggapan tersebut.
Pasalnya, pemerintah kini fokus mengerjakan apa yang terjadi sekarang dan waktu selanjutnya.
• Viral Video Pasien Positif Covid-19 di Mataram Ini Nekat Ikuti Salat Tarawih di Masjid
"Enggak masalah, toh kita sekarang enggak ada memperdebatkan apa yang terjadi di massa lalu."
"Apa yang kita kerjakan sekarang, apa yang kita kerjakan besok, kalau enggak habis nanti," jawabnya.
Menurutnya perdebatan masa lalu hanya akan membuang waktu.
"Sama dengan kita berdebat soal mengapa Kok Ken Arok membunuh Tunggul Ametung," ucap dia.
Lihat videonya sejak menit awal:
Klarifikasi soal Pernyataan 'Si Kaya dan Si Miskin'
Pada kesempatan yang sama, Yuri juga angkat bicara soal pernyataan kontroversialnya mengenai 'Si Kaya dan Si Miskin'.
Pernyataan tersebut diketahui sempat viral di media sosial hingga memancing pro dan kontra.
Yuri menilai kesalahan terjadi karena video pernyataan tersebut dipotong-potong.
• Surabaya, Semarang dan Makassar Berpotensi Jadi Episentrum Baru Corona setelah Warga Nekat Mudik
Meski demikian, dirinya merasa tidak marah dengan kejadian tersebut.
"Saya menghargai kemarahannya, ini kan sebuah pembicaraan yang durasinya sekitar 20 menitan."
"Kemudian diekstrak mungkin menjadi 5 detik enggak nyampe kali ya," ungkap Achmad Yurianto.
Ia menjelaskan bahwa dirinya sebenarnya bermaksud agar setiap orang saling melindungi.
"Esensinya adalah yang pertama bahwa ini sudah enggak tahu lagi siapa yang sakit, siapa yang berpotensi menular."
"Ini kan sudah enggak tahu. Oleh karena itu misi kita satu, mari kita saling melindungi agar tidak menjadi sakit," kata dia.
Pada kasus Virus Corona, Yuri menyebut penderita sering tanpa gejala sehingga bisa menulari orang lain tanpa disadari.
"Karena kalau dia menjadi sakit, maka manakala dia sakit dan tidak merasa ada keluhan bisa nularin saya dong."
"Oleh karena itu maka saya katakan sebaiknya kita tidak keluar rumah," kata Yuri.
Sedangkan, bagi orang-orang yang kurang mampu, tidak keluar rumah sulit untuk dilakukan.
Mereka harus mencari makan demi bertahan hidup.
Seperti yang terjadi pada seorang Driver Ojek Onlie (Ojol).

• Mensos Juliari Batubara Tegaskan Tak Usah Ribut Data Bansos Corona: Ya Sebaiknya Tak Diberikan Lagi
"Muncul problem karena beberapa kali saya lihat yang sempat viral bagaimana saudara kita yang ojek online mengatakan bahwa 'Saya enggak mau sakit, saya juga enggak mau keluar rumah'."
"'Karena kalau saya sakit nanti, di rumah anak istri saya bisa ketularan. Saya enggak mau sakit, tapi kalau saya enggak keluar saya makan apa, anak istri saya makan apa?'" cerita Yuri.
Sehingga, Yuri meminta agar orang-orang yang mampu membantu warga yang kurang mampu.
"'Tolonglah kalau memang ada yang bisa membantu saya mendapatkan makan, sembako, saya enggak keluar kok'."
"Inilah yang kemudian saya bilang ke beberapa orang yang 'mampu', agar membantu yang tidak mampu."
"Saya tegaskan dengan bahasa saya, yang kaya mbok ya membantu yang miskin," jelas Yuri.
Jubir yang juga seorang dokter ini mengatakan, setelah pernyataan tersebut dilontarkan banyak kemudian orang yang mampu memberikan bantuannya.
"Supaya yang miskin tidak usah keluar rumah tidak menjadi sakit, tidak nular ke keluarganya, ini yang saya minta."
"Setelah itu terlepas dari komentar ini, banyak sekali orang yang kaya kemudian mulai memunculkan bagi sembako, dan macam-macam. Kalau saya dimarahin ya enggak papa," ungkap dia.
• Miliki Kasus Covid-19 yang Terbilang Tinggi, 3 Daerah Ini Berpotensi Jadi Episentrum Corona Baru
Lalu presenter bertanya soal pernyataan Yuri yang lain yang menimbulkan kontroversi.
Presenter yang disapa Om Way itu lantas bertanya mengapa hal itu bisa terjadi.
"Tapi kan juga ada supaya orang-orang yang mampu itu tidak begini-begini saja, itu kalimat bapak juga kan? Jadi yang salah karena pemampatan atau sleep of tongue atau gimana?" tanya Om Way.
Yuri menjawab bahwa orang memotong pernyataanya hinga menimbulkan opini yang tidak benar.
Meski demikian, sekali ia mengatakan tidak marah dengan masalah tersebut.
"Dipotong dari pembicaraan sekian menit dipotong pas itu saja, sehingga tidak tahu kenapa awal mulanya saya berbicara itu dan kita tahu kemudian menjelaskan kata-kata itu."
"Karena itu bagi saya enggak masalah, orang enggak ngerti kok dimarahi," ujar Yuri maklum. (TribunWow.com/Mariah Gipty)