Breaking News:

Virus Corona

Menangis Keempat Anaknya Tak Bisa Mudik saat Lebaran, Warni: Sepi, Nggak Ada yang Diajak Ngobrol

Seorang ibu di Slawi, Tegal Jawa Tengah menangis karena keempat anaknya tidak bisa mudik pada lebaran kali ini.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
YouTube Talk Show tvOne
Warni, seorang ibu di Slawi, Tegal, Jawa Tengah, menangis keempat anaknya tidak bisa mudik saat lebaran, Talk Show tvOne, Jumat (1/5/2020) 

TRIBUNWOW.COM - Seorang ibu di Slawi, Tegal,  Jawa Tengah menangis karena keempat anaknya tidak bisa mudik pada lebaran kali ini.

Bulan Ramadan pada tahun 2020 ini jatuh di tengah masa pandemi Virus Corona.

Diprediksi keadaan masih akan berlangsung hingga tibanya hari Idul Fitri yang biasanya digunakan masyarakat untuk berkumpul bersama keluarga di kampung halaman.

Tetap Gagal Mudik meski Sudah Menginap 2 Hari 1 Malam, Jayan: Tanpa Kompromi Diputarbalikkan

Oleh karenanya Pemerintah melarang masyarakat untuk melakukan tradisi mudik untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

Karena kehilangan kesempatan untuk bertemu setelah lama berpisah dengan keluarganya, sejumlah masyarakat merasa sedih.

Seperti yang dialami Warni, warga Slawi, Kabupaten Tegal, yang pada lebaran tahun ini terpaksa gagal bertemu dengan keempat anaknya.

Dalam tayangan Dua Sisi tvOne, Kamis (30/4/2020), Warni menuturkan kesedihannya saat dihubungi melalui sambungan video.

Warni mengatakan bahwa lebaran kali ini akan terasa sepi karena keluarganya tidak bisa berkumpul.

Ia mengaku kehilangan momen kebersamaan untuk mengobrol dan bercengkerama bersama.

"Ya sepi, nggak ada yang diajak ngobrol, biasa setiap lebaran kumpul, ini nggak kumpul. Trus anak-anak nggak kerja, suruh libur semua," ujar Warni.

Sebelumnya, Warni sempat mengaku merasa bingung karena anak-anaknya yang merantau tidak ada yang bisa pulang.

Ia sedih membayangkan perayaan lebaran yang biasanya ramai, kini terpaksa harus dijalani sendiri bersama suami dan seorang anaknya yang ada di rumah.

Warni tak kuasa menahan tangisnya saat ditanya mengenai keempat anaknya yang tidak bisa pulang kampung saat lebaran tahun ini.

Curhat Guru di Mata Najwa, Mau Mudik karena Corona Sekaligus Takut: Sudah Dapat Label Pembawa Virus

"Saya ini juga bingung, biasa kumpul," ujar Warni sambil mengusap air matanya.

Dalam acara tersebut hadir pula salah seorang putri Warni, Yuyun, yang saat itu menjadi narasumber.

Melihat kesedihan ibunya, Yuyun menenangkan dan mengatakan akan segera pulang bila pandemi berakhir.

"Aku pesen aja mak, tahun ini Yuyun nggak bisa pulang, nanti kalau Corona-nya udah berlalu, insyaAllah bisa pulang," kata Yuyun.

Mendengar penuturan putrinya, Warni terisak-isak, tangisnya makin menjadi.

Dengan terbata-bata ia mempertanyakan kenapa putrinya tersebut sama sekali tidak pulang.

"Nanti kalau masalah nya udah kelar semua Corona-nya, baru nanti Yuyun usahain pulang," terang Yuyun.

"Mamak sehat-sehat ya di rumah," sambungnya.

Warni mengusap air matanya dan mengangguk-angguk tak kuasa berkata-kata.

Ia kemudian mengungkapkan bahwa harapannya tahun ini anak-anaknya bisa berkumpul seperti biasa.

Namun Warni memahami kondisi yang terjadi sehingga ia bisa menerima alasan anak-anaknya tidak bisa pulang.

"Ya gimana, mintanya sih pada kumpul," kata Warni.

Warni menuturkan bahwa keempat anaknya saat ini telah tinggal jauh di perantauan.

Tiga orang anak bertempat tinggal di Jakarta, sedangkan seorang anak tinggal di Rangkas.

Najwa Shihab Peringatkan Pemudik Bisa Disuruh Putar Balik Polisi, Driver Ojol: Kita Sih Bismillah

Lihat tayangan selengkapnya dari menit pertama:

Surat Terbuka Sandiaga Uno untuk Semua Orangtua

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno mengirimkan sebuah surat mendalam yang ditujukan untuk semua orangtua di Indonesia yang anaknya tidak bisa mudik karena pandemi Virus Corona.

Dilansir TribunWow.com, surat dari Sandiaga Uno mewakili semua perasaan anak kepada orangtua dan sebaliknya, orang tua dengan anak di tengah pandemi Virus Corona yang memaksa masyarakat tidak bisa melakukan mudik.

Surat tersebut disampaikan dalam unggahan video yang menampilkan rekaman suara Sandiaga, dan diunggah di akun instagram pribadinya @sandiuno, Rabu (29/4/2020).

Berikut isi surat Sandiaga Uno untuk semua orangtua yang tidak bisa bertemu anak-anaknya pada Ramadan tahun ini.

"Surat ini saya tujukan sebagai surat terbuka untuk seluruh orangtua.

Ramadan kali ini saya hanya bisa melihat ibu dan ayah dari kejauhan rumah kami memang tidak berjauhan tetapi usia ibu dan ayah yang sudah melewati 80 membuat jarak harus selalu dijaga.

Padahal tidak ada yang paling saya rindukan menjelang Ramadan selain bersimpuh di kaki keduanya, merasakan belaian di kepala dan mendengarkan ungkapan cinta sepanjang masa.

Orang tua kita adalah sumber kerinduan hidup saya merasakannya sebagai seorang anak juga menikmatinya sebagai seorang ayah.

Cerita Pemudik Rela Isolasi Mandiri di Tengah Kebun: Bukan Berarti Saya Hiraukan Pemerintah

Orang tua kita tentu tidak hanya merindukan anak-anaknya tetapi lebih dari itu, kehadiran cucu-cucu yang membuat mereka sering lupa pada usia.

Kami pun harus memendam rindu pada dua putri tercinta yang sedang menuntut ilmu di negeri orang.

Ramadan kali ini memang ujian kerinduan.

Jutaan orang tua kita di pelosok tanah air mungkin merasakan hal yang sama sekarang ini.

Rindu yang menggumpal biasanya terbalaskan di akhir Ramadan.

Mudik telah menjadi tradisi tahunan, kota-kota besar hanyalah persinggahan.

Ke kampung halaman juga akhirnya cinta tertumpahkan.

Tetapi tidak ada mudik tahun ini, untuk sejenak orang tua kita yang biasa menghabiskan hari dalam kesendirian merasakan hangatnya kebersamaan bersama anak dan cucu.

Tahun ini panjangnya rindu harus melebihi kesabaran.

Kesendirian ibu dan ayah di kampung halaman akan lebih lama dari biasanya, bahkan suara anak-anak yang biasanya meramaikan masjid di kala Ramadan juga tidak akan terdengar lagi.

Ibu dan ayah akan sahur dan berbuka sendiri tanpa harapan di penghujung bulan rumah akan sesak oleh mereka yang pulang.

Tidak ada mudik tahun ini, itulah wujud cinta sejati pada orang tua kita di masa pandemi.

Unggahan Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga yakni sebuah surat mendalam yang ditujukan untuk semua orang tua di Indonesia.
Unggahan Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga yakni sebuah surat mendalam yang ditujukan untuk semua orang tua di Indonesia. (Instagram/@sandiuno)

Ibu dan ayahku di kota kecil pesisir dan pedalaman pulau, anak dan cucumu mungkin tidak bisa pulang, tetapi mereka tidak akan pernah benar-benar meninggalkan ibu dan ayah sendiri.

Mohon kirimkan doa agar di masa-masa sulit ini pintu rejeki masih terbuka untuk mereka.

Selalu kirimkan kabar agar anak-anakmu selalu tau apa yang paling ibu dan ayah butuhkan di tengah krisis ini.

Jarak boleh memisahkan tetapi cinta senantiasa mengikat anak dengan orang tua.

Anak-anakmu akan terus menjaga dengan apa yang mereka bisa.

Orang tuaku di seluruh pelosok tanah air, ibu dan ayah hidup lebih lama dari kami asam garam kehidupan sudah dirasakan.

Ibu dan ayah ibarat pohon kelapa memberi manfaat pada tiap jengkalnya, ketabahannya melebihi karang yang dihantam ombak, dan kesabaran ibu dan ayah tidak akan mampu ditandingi oleh perubahan jaman.

Insya Allah jika Ramadan sekarang bisa kita lewati dengan sabar dan takwa, Allah akan menghalau segala penyakit dari kita.

Kami anak-anakmu tidak akan menyerah sehingga Ramadan berikutnya kita dipertemukan kembali, insya Allah.

Ibu dan ayah sementara kita terpisah oleh jarak tetapi selamanya kita disatukan oleh keyakinan pada janji Allah SWT.

Fainma'al usri yusro innama'al usri yusro.

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan," kata Sandiaga Uno.

(TribunWow.com/Via/Elfan)

Tags:
Virus CoronaJawa Tengah
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved