Breaking News:

Virus Corona

Penimbun Masker di Tengah Corona Rugi Miliaran Rupiah setelah Harganya Anjlok

Keberadaan masker dan hand sanitizer sempat langka hingga membuat harganya melambung tinggi.

Editor: Ananda Putri Octaviani
WARTA KOTA/WARTA KOTA/Nur Icshan
MASKER KAIN - Beragam corak dan warna masker kain ini ditawarkan penjualnya di kawasan Cibubur, Jakarta Timur, seharga Rp 10 Ribu per pieces, Selasa (31/3/2020). Masker kain dengan harga terjangkau ini menjadi pilihan warga di tengah meroketnya harga masker kesehatan untuk mencegah serangan wabah Covid-10. WARTA KOTA/Nur Icshan 

TRIBUNWOW.COM - Keberadaan masker dan hand sanitizer sempat langka hingga membuat harganya melambung tinggi.

Hal itu kemudian membuat sebagian orang menimbun untuk dijual kembali dengan harga fantastis.

Namun, belakangan keadaan berbalik, harga masker mulai menurun, sehingga membuat para penimbun merugi.

Pakar ekonomi dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Lukman Hakim, Ph.D menyampaikan beberapa faktor turunnya harga masker bedah di pasaran.

Selandia Baru Menang Lawan Corona, Lockdown Dilonggarkan hingga Ratusan Ribu Orang Kembali Kerja

Lukman menerangkan, satu di antara faktor turunnya harga adalah impor masker yang sudah dilakukan oleh pemerintah.

"Begitu pemerintah sudah impor barang, maka sudah tidak ada lagi kelangkaan."

"Tidak akan ada lagi antrian beli kebutuhan yang langka," kata Lukman saat dihubungi Tribunnews, Selasa (28/4/2020).

Lukman juga mengatakan anjuran memakai masker kain juga berpengaruh pada turunnya harga.

Bahkan, kata Lukman, anjuran tersebut membuat peluang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di tengah masyarakat.

"Iya berpengaruh (anjuran memakai masker kain, red), malah kemudian menimbulkan UMKM baru."

"Saya lihat di jalan-jalan sekarang orang-orang sudah pada mulai menjual masker rumahan," lanjut Lukman.

Terkait kerugian yang dialami oknum penimbun masker, Lukman mengakur wajar.

Pasalnya, saat pelaku menimbun, lonjakan harga amat menggiurkan untuk mendapat keuntungan.

"Dulu di Indonesia permintaan tinggi dan barangnya langka jadi mahal."

"Begitu barang-barang sudah semakin banyak kan harganya jadi turun," ungkap Lukman.

Lukman pun menyarankan agar masyarakat belajar dari melonjaknya harga masker.

Terlebih untuk bersikap tenang dan tak panik, agar spekulan tidak memiliki peluang untuk menimbun barang.

"Anjuran saya dalam kondisi apapun masyarakat tidak usah panik."

"Kalau panik yang untung penimbun, jadi tenang saja, nanti pemerintah punya solusi," kata Lukman.

Terkait para pelaku spekulan yang merugi hingga miliaran, Lukman mengatakan itu sudah menjadi risikonya.

"Risiko spekulan begitu, untung-untung banyak, rugi juga rugi banyak."

"Apalagi spekulan adalah bisnis ilegal yang memanfaatkan situasi kepanikan masyarakat," ujarnya.

Pangkas Anggaran Belanja Besar-besaran, DKI Jakarta Sediakan Rp 10,77 Triliun untuk Tangani Covid-19

Viral harga masker kembali normal

Sebelumnya diberitakan, sebuah cuitan mengenai harga masker bedah yang kembali normal menjadi viral di jagat maya.

Tak dipungkiri kehadiran masker bedah, bisa dikatakan satu di antara senjata untuk memerangi wabah corona.

Di awal merebaknya wabah Covid-19, harga masker bedah sempat melambung tinggi dan menjadi langka.

Kelangkaan itulah yang mendasari beberapa oknum menimbun masker untuk mendapatkan keuntungan pribadi.

Namun dalam cuitan yang dituliskan akun dokter bernama Ferdiriva Hamzah, stok dan harga masker sudah mulai kembali normal.

"Udah banyak masker sekarang dan gak mahal lagi.

Ini cuma 9000-an isi 5 pcs. Kemaren sekotak isi 50 dijual 350 ribu," tulis @ferdiriva dalam akunnya pada Minggu (26/4/2020) lalu.

Sebelumnya, masker per kotak dengan isi 50 buah yang biasanya dihargai Rp 20-30 ribu, sempat melonjak hingga Rp 400 ribuan.

Kenaikan harga masker pun sempat mengalami beberapa tahapan.

Pada awal Maret, harga masker menjadi Rp 125 ribu per kotak isi 50 buah.

Setelah minggu kedua dan ketiga Maret, harga masker di pasaran kian melonjak.

Bahkan harganya bisa mencapai diatas Rp 350 ribu per kotak isi 50 buah.

Membalas cuitan itu, seorang warganet pun turut menambahkan cerita adanya kerugian yang dialami penimbun masker.

Tak tanggung-tanggung, akun @oktalinee menuliskan, ada pedagang yang rugi sampai miliaran.

"Kemaren orang rumah sempet cerita, yg punya toko di p*amuka, udh mulai ngitung2 rugi, sampe 11m katanya.

Ada temen2 yg udh nyetok Infrared termometer juga pada rugi, udah turun drastis harganya," tulis @oktalinee dalam cuitannya.

Kendati demikian, harga-harga tersebut kini sudah mulai berangsur normal.

Termasuk juga hand sanitizer, yang sempat ikut langka seperti masker.

Hingga Selasa (28/4/2020) cuitan @ferdiriva sudah mendapatkan 8.7 ribu retweet dan disukai 19.1 ribu kali oleh warganet di Twitter. (Tribunnews.com/Maliana)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Harganya Anjlok, Penimbun Masker Rugi Miliaran Rupiah, Diduga Ini Penyebabnya

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
MaskerVirus CoronaCovid-19Hand Sanitizer
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved