Virus Corona
Tingkat Kejahatan di DKI Jakarta Meningkat, Polda Metro Ungkap Titik-titik Rawan Curat dan Begal
Kombes Pol Yusri Yunus menyampaikan tingkat kejahatan di wilayah DKI Jakarta ini mengalami kenaikan sebanyak 10% selama pandemi.
Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Penerapan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) akibat tengah pandemi Virus Corona di wilayah DKI Jakarta diiringi dengan meningkatnya permasalahan ekonomi dan kriminalitas.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus menyampaikan tingkat kejahatan di wilayah DKI Jakarta kini mengalami kenaikan sebanyak 10 persen selama pandemi.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut disampaikan Kombes Pol Yusri Yunus dalam sambungan di kanal tvoneNews, Senin (27/4/2020).

• UPDATE Virus Corona di Indonesia 28 April 2020: 9511 Kasus Positif, 773 Meninggal, 1254 Sembuh
Selain itu, Yusri Yunus juga menyampaikan beberapa titik di wilayah DKI Jakarta yang kini menjadi rawan tindak kejahatan tersebut.
Yusri Yunus menyebutkan, berbagai tindak kejahatan yang meningkat selama pandemi Covid-19 ini di antaranya adalah kasus Pencurian dengan Pemberatan (Curat), begal hinggal penyebaran berita bohong (hoaks) mengenai Virus Corona.
"Memang ada sedikit peningkatan di beberapa jenis kejahatan, ada kurang lebih 10%," terang Yusri Yunus.
"Yang pertama ada Pencurian dengan Pemberatan (Curat), Begal dan juga ada kasus hoaks, kemudian juga ada narkoba."
Meski kejahatan meningkat, pihaknya mengaku aparat juga telah melakukan pengungkapan cukup besar.
Sebagai contoh, untuk 17 kasus curat di minimarket yang terjadi selama 3 minggu terakhir polisi berhasil mengungkap 14 di antaranya.
"Jadi dalam 3 minggu ini memang ada peningkatan di satu sisi tapi pengungkapan juga cukup besar," ungakap Yusri Yunus.
"Mungkin di curat ini banyak beralih ke minimarket, selama 3 minggu ini ada sekitar 17 kasus mini di mini market, 14 di antaranya berhasil kami ungkap," imbuhnya.
• Apakah Garam juga Bisa Hancurkan Virus Corona seperti Sinar UV? Begini Perbedaannya Menurut Ahli
Yusri menyebutkan, bahwa rata-rata pelaku curat maupun begal yang telah diamankan merupakan residivis atau mantan binaan.
Namun, dari sekian residivis tersebut umumnya memang merupakan pelaku yang sudah keluar satu dua tahun sebelumnya.
"Residivis memang sekitar 70 persen khususnya untuk curta-curat dan begal-begal yang kita amankan," ujar Yusri.
"70 persen ini residivis tapi memang keluaran tahun-tahun 2019 lalu ada juga yang 2018 tapi rata-rata memang sekitar 70 persen yang kita ungkap ini memang residivis mantan yang sudah dua tiga kali keluar masuk dar tahanan," tambahnya.
Selain itu pihaknya juga membeberkan daerah-daerah yang kini rawan akan berbagai kejahatan tersebut.
Di antaranya, wilayah Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Bekasi merupakan wilayah operasi yang kini rawan kejahatan seperti curat dan begal.
Meski demikian, untuk memberantas hal tersebut, aparat telah menyiapkan Satgas yang dibentuk khusus memberantas kasus-kasus tersebut.
"Masing-masing Polres ini sudah me-mapping titik-titik rawan, sekarang yang paling rawan di Jakarta ini curat dan begal ini ada di Jakarta Timur, Utara, Barat, maupun di daerah Bekasi,"
"Satgas ini sudah dibentuk dari sebelum PSBB dan saat PSBB dan dari evaluasi ada beberapa jenis kriminal ini yang meningkat seperti begal premanisme, kemudaian juga tawuran dan curat."
"Kemudian oleh Kapolda diperintahkan untuk membentuk Satgas, tugasnya setiap hari dalam skala pencegahan dengan membentuk patroli di masing-masing daerah yang dianggap rawan dan jam-jam rawan," tandasnya.
Simak video berikut mulai dari awal:
Tren Penambahan Kasus Covid-19 di Jakarta Menurun
Kepala gugus tugas penanganan Virus Corona Doni Monardo menyampaikan kabar baik terkait perkembangan penularan Covid-19 di Indonesi, khususnya di wilayah ibu kota Jakarta.
Hal tersebut Doni sampaikan seusai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin (27/4/2020).
Ia menyebutkan, penyebaran Virus Corona di DKI Jakarta semakin mengalami perlambatan dari waktu ke waktu.
"Khusus DKI perkembangan yang terakhir, kasus positif telah mengalami perlambatan yang sangat pesat," ujar Doni dikutip dari kanal Kompas TV.
"Dan saat ini sudah mengalami flat dan kita berdoa semoga tidak terlalu banyak lagi kasus positif yang terjadi."
Pencapaian tersebut merupakan hasil dari penerapan PSBB DKI Jakarta yang dinilai telah berjalan dengan baik.
"Ini diakibatkan karena PSBB yang telah berjalan dengan baik," ucapnya.
Data terbaru menunjukkan, jumlah penambahan kasus Virus Corona di Jakarta terus menurun dalam 6 hari terakhir.
Penambahan Kasus Virus Corona di Jakarta Terus Menurun sejak 6 Hari Terakhir
Dikutip TribunWow.com dari Wartakotalive.com, data terbaru menunjukkan jumlah penambahan kasus Virus Corona di Jakarta terus menurun dalam 6 hari terakhir.
Berdasarkan data yang diolah Wartakotalive.com dari corona.jakarta.go.id, penambahan kasus Virus Corona di Jakarta tertinggi terjadi pada Kamis (16/4/2020) yakni 223 kasus/hari.
• Jawaban Cara Plastik Masuk ke Tubuh dan Alasan Plastik Tidak Boleh Dibakar, Soal SMA di TVRI
Setelah itu terjadi fluktuatif atau naik turun hingga Selasa (21/4/2020) terjadi penambahan kasus 167 orang.
Sehari kemudian atau Rabu (22/4/2020) jumlah penambahan kasus Virus Corona di Jakarta hanya 120 orang/hari.
Setelah itu atau Kamis (23/4) jumlah kasus baru di Jakarta 107 orang, Jumat (24/4/2020) kasus baru di Jakarta 99 orang, Sabtu (25/4) 76 orang dan data terakhir Minggu (26/4) kasus baru di Jakarta 65 orang.
Sementara itu, jumlah pasien Virus Corona di Jakarta secara komulatif juga masih berada di angka kisaran 3.000 orang.
Selasa (21/4) jumlah kasus 3.279 kasus, Rabu (22/4) 3.399 kasus, Kamis (23/4) 3.506 kasus, Jumat (24/4) 3.605 kasus, Sabtu (25/4) 3.681 kasus, dan Minggu (26/4) 3.746 kasus.
Simak video berikut selengkapnya:
(TribunWow.com/Rilo)