Breaking News:

Virus Corona

Apakah Garam juga Bisa Hancurkan Virus Corona seperti Sinar UV? Begini Perbedaannya Menurut Ahli

Namun, garam juga diisukan juga bisa menghancurkan Virus Corona. Lantas apa perbedaan garam dengan sinar UV pada Virus Corona?

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Claudia Noventa
AFP/Christophe SIMON
Pengecekan suhu tubuh di Perancis. Tingkat kematian di Perancis akibat Virus Corona mulai menurun. 

TRIBUNWOW.COM - Sinar ultraviolet (UV) disebut oleh para ahli bisa menghancurkan Virus Corona yang berada di luar tubuh manusia.

Namun, garam juga diisukan juga bisa menghancurkan Virus Corona

Lantas apa perbedaan garam dengan sinar UV pada Virus Corona?

• Bahas PSBB DKI, Mahfud MD Singgung Bansos Warga Miskin Terdampak Corona: Mereka Harus Selamat

Ahli Virologi dan Epidemiologi University of Oxford, Stanley Mitchell lantas memberikan penjelasan.

Berdasarkan wawancara TribunWow.com melalui WhatsApp pada Senin (27/4/2020), Stanley Mitchell menjawab bahwa sinar UV dan garam itu berbeda.

Sinar UV disebut memiliki energi yang memang bisa merusak virus.

"UV adalah bentuk cahaya berenergi tinggi yang merusak DNA sel dan virus. Kerusakan ini membunuh atau menghambat replikasi, menjadikannya tidak menular," kata Stanley.

Sementara pada garam, belum ada bukti yang kuat bahwa bisa menghancurkan Virus Corona.

Meski demikian, kekurangan garam memang bisa menyebabkan gangguan fungsi kekebalan tubuh.

"Saya ingin memulai dengan mengatakan tidak ada bukti yang baik bahwa mengonsumsi garam dapat meningkatkan sistem kekebalan Anda di atas tingkat basal."

"Maksud saya, kekurangan garam yang parah dapat menyebabkan gangguan fungsi kekebalan tubuh, tetapi bagi sebagian besar populasi dunia kita mendapatkan garam yang cukup dari makanan kita untuk mencegahnya," jelas Stanley.

Pria asal London, Inggris, ini melanjutkan bahwa garam memiliki mekanisme antibakteri namun tidak pada virus.

"Garam memiliki mekanisme antibakteri yang sangat mapan. Ini mengganggu potensi air melintasi membran sel bakteri yang menyebabkan air mengalir keluar dari bakteri, dan dalam keadaan dehidrasi ini bakteri mati," kata dia.

Ada beberapa studi yang menyebut garam bisa membunuh virus namun Stanley menegaskan hanya pada garam yang berkosentrasi sangat tinggi.

"Ada beberapa bukti bahwa konsentrasi garam yang sangat tinggi dapat menonaktifkan partikel virus dengan merusak protein permukaan, tetapi konsentrasi ini jauh lebih tinggi daripada yang ditemukan di dalam tubuh atau makanan kita," jelas dia.

 Kabar Baik, Penambahan Kasus Virus Corona di Jakarta Terus Menurun sejak 6 Hari Terakhir

Peneliti asal Inggris, Stanley Mitchell berdasarkan wawancara TribunWow.com pada Jumat (24/4/2020),
Peneliti asal Inggris, Stanley Mitchell berdasarkan wawancara TribunWow.com pada Jumat (24/4/2020), (TribunWow.com)

Stanley melanjutkan, berkumur dengan air garam terbukti dapat membunuh bakteri di saluran pernapasan. 

Bahkan hal itu sudah dilakukan beberapa negara selama musim dingin.

Namun yang ditekankan dalam pernyataan tersebut adalah bakteri bukan virus. 

"Berkumur dengan air garam telah terbukti dapat membunuh bakteri di saluran pernapasan bagian atas dan merupakan tindakan pencegahan yang disarankan di beberapa negara selama musim dingin," ucapnya.

Pria 25 tahun ini menjelaskan berkumur dengan air garam hanya bisa mengurangi keparahan gejala pada kasus ringan Covid-19.

Sekali lagi, garam tidak bisa mencegah seseorang terkena Virus Corona.

Sinar UV Bisa Hancurkan Virus Corona

Virus Corona disebut bisa mati jika terpapar sinar matahari karena kandungan ultraviolet.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Eka Ginanjar dalam acara Sapa Indonesia Pagi Kompas TV pada Selasa (14/4/2020) lantas memberi penjelasan.

Dalam kesempatan itu, pemirsa bertanya apakah Virus Corona bisa mati dengan lampu ultraviolet. 

 Pemkab Deliserdang Mulai Bagikan Sembako untuk Warga Terdampak Corona, Catat Jadwalnya

Mulanya, Eka Ginanjar mengatakan bahwa Virus Corona yang berada di luar tubuh manusia itu memang akan lebih mudah mati.

Pasalnya, virus itu tidak memiliki inang.

"Jadi sekali lagi virus ini tidak akan bisa hidup lama di luar sel inangnya, sel inangnya adalah sel dari tubuh kita," kata Eka.

Sehingga, jika virus itu keluar dari tubuh maka virus akan mati, apalagi jika terpapar sinar matahari.

"Artinya kalau sel itu keluar dan ketika keluar itu terkena paparan udara dan sinar matahari dan suhu yang panas, suhu luar ini akan mati virusnya dengan sendirinya," ujarnya.

Meski demikian, matinya virus itu membutuhkan waktu bahkan hingga beberapa jam.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Eka Ginanjar dalam acara Sapa Indonesia Pagi Kompas TV pada Selasa (14/4/2020) lantas memberi soal sinar ultraviolet pada Virus Corona
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Eka Ginanjar dalam acara Sapa Indonesia Pagi Kompas TV pada Selasa (14/4/2020) lantas memberi soal sinar ultraviolet pada Virus Corona (Channel YouTube Kompas TV)

"Tapi membutuhkan waktu memang, ada tiga jam dengan lingkungan tertentu bisa sembilan jam dan sebagainya," ucap dia.

Sehingga, lampu ultraviolet juga bisa mempercepat matinya Virus Corona.

Namun, sekali lagi itu khusus di luar tubuh manusia.

 Waspada Gejala Baru Orang Terinfeksi Virus Corona, Kulit Merah dan Gatal-gatal

"Nah apa ultraviolet itu bisa mempercepat kematian Virus itu, iya tapi di luar tubuh."

"Sekali lagi kalau virus itu di dalam tubuh kita dia (virus) aman-aman saja," ungkapnya.

Lampu ultraviolet disebut bermaanfaat seperti disinfektan.

"Jadi sama prinsipnya dengan disinfektan apa segala macam semua membunuh yang di luar, tidak di dalam, di dalam tetap," ucap Eka.

Lihat videonya mulai menit ke-2:40:

(TribunWow.com/Mariah Gipty)

Tags:
Virus CoronaSinar UVCovid-19Garam
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved