Virus Corona
Kisah Perawat Pasien Covid-19 di Wisma Atlet, Rindu Keluarga hingga Harus Tahan Pakai APD 8 Jam
Seorang tenaga medis di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran mencurahkan isi hatinya selama rawat pasien Covid-19.
Penulis: Fransisca Krisdianutami Mawaski
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Seorang tenaga medis di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran Kapt. Fitdy mengungkapkan kerinduan pada keluarganya.
Fitdy mengatakan dirinya sudah lama tak bertemu dengan keluarganya lantaran menjadi garda terdepan dalam penanganan pasien Covid-19.
Kendati tak dapat bertemu secara langsung, dirinya masih bisa berkomunikasi dengan keluarganya walau dibatasi.
• Wali Kota Solo Tanggapi soal 3 Perawat RSUD Bung Karno yang Diusir dari Indekos: Itu Keterlaluan
• Sebut 71 Persen Perawat adalah Perempuan, Doni Monardo: Peran Mereka Tangani Corona Luar Biasa
Hal ini ia katakan dalam siaran langsung di akun YouTube BNPB, Minggu (26/4/2020) seperti dikutip dari Kompas.com.
“Mohon maaf bukan mengeluh tapi saya menyampaikan, kami dari tim medis juga ingin pulang, ketemu dengan keluarga, senda gurau dengan anak atau suami atau istri atau orangtua, yang walaupun saat ini kami dibatasi, kami menyesuaikan,” kata Fitdy.
Ia pun meminta kepada masyarakat luas agar mematuhi imbauan mengenai langkah pencegahan agar pandemi Covid-19 segera berakhir.
Seperti tidak berpergian apabila tidak mendesak.
“Sehingga tolong, Anda tetap saja di rumah biar kami yang bekerja, biar kita putus mata rantai penyebaran Covid-19,” sambung dia.
Para tenaga medis ini sudah tak pulang selama 1-2 bulan dan ada kemungkinan masa tugas diperpanjang.
Maka dari itu, tenaga medis memanfaatkan alat komunikasi untuk melepas rindu dengan keluarga mereka.
Meski tugas yang ditanggung tidak ringan, Fitdy dan rekan-rekannya mencoba untuk melakukannya secara maksimal.
• Beri Kejutan untuk 3 Perawat RSPAD Gatot Soebroto, KASAD TNI Andika Prakasa Sampai Tahan Tangis Haru
Bukan cuma itu, Fitdy juga membeberkan dirinya dan rekan sejawatnya harus tahan mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap selama 8 jam.
Ia pun rela tak makan, minum bahkan buang air kecil selama kurang lebih 8 jam.
“Penggunaan full APD dalam pelaksanaan shift jaga kurang lebih 8 jam, kami tidak bisa makan, minum, dan buang air kecil sehingga kami berusaha me-manage hal tersebut dengan baik sehingga pelayanan kami terhadap seluruh pasien terlaksana dengan baik,” ujarnya.
Fitdy pun tak membantah bahwa para tenaga medis juga kadang dilanda kebosanan.
Untuk mengatasi rasa bosan tersebut, ia dan rekan-rekannya memanfaatkan fasilitas yang tersedia di Wisma Atlet, misalnya dengan berolahraga.
“Ada waktu di mana kami merasa jenuh, dan kami melaksanakan cooling time dengan cara berolahraga dan sebagainya, di Wisma Atlet ada beberapa lantai yang bisa digunakan untuk berolahraga,” tutur Fitdy.
Ia meyakini Indonesia dapat melewati pandemi ini.
Maka dari itu, Fitdy mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk memenangkan perang melawan Covid-19.
Selain tetap berada di rumah, masyarakat diminta menjaga jarak, rajin mencuci tangan, menerapkan protokol kesehatan apabila terpaksa keluar rumah, dan tidak mudik.
“Anda tidak mau kan membawa penyakit ini kepada rekan-rekan atau keluarga Anda di kampung halaman sana sehingga apa yang disampaikan pemerintah tidak usah mudik, ya tidak usah mudik,” ungkap dia.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Cerita Perawat yang Mesti 2 Bulan Bertugas di RSD Wisma Atlet