Virus Corona
Bukan Ekonomi, Faisal Basri Sebut Hal Ini Sulit 'Diobati' karena Corona: Dikasih Uang pun Enggak Mau
Ekonom senior INDEF, Faisal Basri mengungkapkan prediksinya soal kondisi ekonomi Indonesia setelah dilanda Virus Corona.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Ekonom senior INDEF, Faisal Basri mengungkapkan prediksinya soal kondisi ekonomi Indonesia setelah dilanda Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, Faisal Basri bahkan menyebut ekonomi niscaya akan terpangkas pertumbuhannya selama kondisi tak kunjung membaik akibat virus tersebut.
Namun, menurut dia, selain ekonomi ada hal yang perlu segera diobati oleh pemerintah.
Yakni, soal kekhawatiran warga akibat dampak yang ditimbulkan Virus Corona sejauh ini.

• Pasien Positif Corona di Banyumas Bertambah 35 Orang, Empat di Antaranya Berasal dari Klaster Gowa
• Mudik Dilarang, Refly Harun Nilai Wajar Warga Tetap Nekat Melanggar: Di DKI Bisa Mati Pelan-pelan
Hal itu disampaikan Faisal Basri melalui acara '1 Hari, 100 Pesan' dalam kanal YouTube Talk Show tvOne, Minggu (26/4/2020).
"Jadi pabrik baju di kita, garmen kita sulit memeroleh bahan baku karena selama ini mengimpor tekstil dari China," kata Faisal.
"Industri HP juga kesulitan berproduksi karena komponennya dari China."
Menurut Faisal, kondisi ekonomi Indonesia terancam semakin anjlok akibat wabah Virus Corona.
Jika virus ini berdampak pada semua negara di dunia, ia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal jatuh ke angka 0,3 persen.
Padahal, semula pertumbuhan ekonomi diharapkan mencapai 5 persen setiap tahunnya.
"Jadi kalau kondisi semakin memburuk hingga sekarang, ya ekonomi kita niscaya akan terpangkas pertumbuhannya," jelas Faisal.
"Cukup besar, perkiraan sementara setidaknya tidak bisa lagi kita tumbuh 5 persen. Ada perkiraan menjadi 4,7 persen, kalau lebih parah lagi bisa 2,8 persen, kalau sangat parah menjadi pandemi di seluruh persen ya hanya 0,3 persen."
• Baru Pulang dari Malaysia, Bayi 4 Bulan di Sumsel Dinyatakan Positif Corona
"Nah ini barangkali pembelajaran buat kita bagaimana kita punya tahan yang semakin tinggi gitu ya," imbuhnya.
Lantas, ia menyebut Virus Corona tak bisa diobati dari segi ekonomi.
Sebab, menurut Faisal kondisi psikologis warga tak bisa disembuhkan dengan uang.
"Akibat dari Corona ini sulit diobati atau sulit mencari obatnya dari instrumen ekonomi," kata Faisal.
"Jadi misalnya kita mengalami krisis keuangan, obatnya itu ada lewat nurunkan suku bunga, gitu-gitu ya. Tapi kalau ketakutan, psikologis orang dikasih uang pun dia enggak mau belanjakan."
Faisal menambahkan, yang diperlukan masyarakat kini adalah rasa tenang saat melihat tindakan pemerintah menangani Virus Corona.
Karena itu, ia menilai warga kini memerlukan kehadiran pemerintah saat mereka merasa kesulitan di tengah wabah Virus Corona.
"Jadi ada kepanikan, itu obatnya susah, obatnya bukan ekonomi," tutur Faisal.
"Tapi obatnya itu melakukan tindakan-tindakan sedemikian tepatnya, sedemikian kerasnya, sedemikian efektifnya sehingga rakyat 'Wah pemerintah saya hadir waktu negara mengalami kesulitan'."
"Jadi rakyatnya jadi confidence," tukasnya.
• Pakar UGM Ungkap 3 Hal yang Pengaruhi Cepat Lambatnya Akhir Pandemi Corona di Indonesia, Apa Saja?
Simak video berikut ini menit ke-15.30:
Dua Bocah Kelaparan saat Wabah Corona
Di sisi lain, sebelumnya Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Muara Enim, Sulawesi Selatan, Juwarsah angkat bicara soal dua bocah terlantar dan kelaparan yang videonya viral di media sosial.
Dilansir TribunWow.com, Juwarsah menyebut kedua warga tersebut mengindap keterbelakangan mental dan kedua orangtuanya sudah meninggal dunia.
Juwarsah mengatakan, keluarga tersebut secara rutin mendapatkan bantuan dari pemerintah setempat.
Namun, kemungkinan bantuan tersebut digunakan sang kakak yang hingga kini belum diketahui keberadaannya.

• Beri Wejangan Jokowi soal Corona, Pengamat Imbau sang Presiden Konsultasi dengan PDIP, Ini Sebabnya
• Barbie Kumalasari Sebut Hanya Jadi 2 Kali Bintang Tamu saat Pandemi Corona, Raffi Ahmad Kaget
Hal itu disampaikan Juwarsah melalui tayangan YouTube Talk Show tvOne, Kamis (23/4/2020).
"Keluarga ini sudah mendapat bantuan dari Pemerintah Kabupaten Muara Enim melalui program bedah rumah, dan di tahun 2019 dia sudah mendapat program BLT PKH," kata Juwarsah.
"Dan 2019 juga mereka sudah dapat BLT non tunai."
Juwarsah mengatakan, kedua bocah malang itu juga kerap mendapat bantuan dari warga setempat.
Namun karena kedua bocah malang itu mengalami keterbelakangan mental, seluruh bantuan diterima oleh pihak keluarga, termasuk sang kakak.
"Mereka ini sudah mendapatkan penanganan artinya sudah ada JKN dari pusat, dan program BLT anak yatim piatu, program Pemerintah Kebupaten Muara Enim juga mereka terima," ucap Juwarsah.
"Jadi informasi yang kami dapat melalui pak kades dan pak camat di desa itu, oleh karena mereka ini keterbelakangan mental maka bantuan itu diterima melalui keluarga dan kakaknya."
• Viral ODP Corona Bandel akan Dikarantina di Rumah Angker, Kades: Ada yang Diperlihatkan Penunggu
Selain bantuan dalam bentuk uang, kedua bocah ini disebutnya juga kerap diberi makanan oleh warga setempat.
Namun, diduga karena tak diurus oleh sang kakak, kedua bocah ini ditemukan dalam kondisi memperihatinkan.
"Dan terhadap masyarakat di sana itu cukup perhatian pada keluarga ini. Makan mereka di kasih, tetangga melalui pemerintah desa selalu diberi makanan," tutur Juwarsah.
Tapi karena bantuan tadi diterima oleh kakaknya, kakaknya tidak mengurus mereka."
Juwarsah menduga, semua bantuan yang diberikan pemerintah dan warga setempat semala ini dinikmati seorang diri oleh kakak kedua bocah malang itu.
Hingga kini, ia mengaku belum mengetahui keberadaan kakak kedua anak tersebut.
"Jadi mungkin dinikmati oleh kakaknya," terang Juwarsah.
"Kakaknya juga pengangguran kayaknya, sampai saat ini kita cari enggak ada." (TribunWow.com)