Virus Corona
Tanggapi soal Bansos yang Salah Sasaran, Anggota DPRD DKI Jakarta: Pak Anies Terlalu Simplisit
Jhonny Simanjuntak mengatakan Gubernur Anies Bawedan terlalu menyederhanakan permasalan terkait bantuan sosial.
Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDI Perjuangan, Jhonny Simanjuntak mengatakan Gubernur Anies Bawedan terlalu menyederhanakan permasalan terkait bantuan sosial (bansos).
Hal itu terkait bantuan sosial yang dinilai banyak salah sasaran.
Bahkan nama Jhonny sebagai anggota DPRD sendiri masuk dalam daftar penerima bansos masyarakat terdampak Virus Corona.

• Akibat Pandemi Virus Corona, Bos Djarum Harus Kehilangan Ratusan Triliun Rupiah
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengkonfirmasi bahwa kesalahan pendataan satu dua orang tersebut wajar adanya.
Sebab warga yang terdaftar menjadi penerima bantuan sebnyak 1,2 juta.
Namun, Jhonny menganggap argumentasi Anies Baswedan tersebut terlalu menyederhanakan.
Menurutnya, salah sasaran bantuan sosial bukan persoalan satu dua orang melainkan terjadi di banyak wilayah di Jakarta.
Ia menyebutkan bahkan di satu tempat wilayah dirinya tinggal ada sekitar 10 warga termasuk dirinya yang semestinya tidak mendapatkan namun dijatah.
Hal tersebut secara terbuka oleh Jhonny sampaikan dalam kanal Kompas TV, Jumat (24/4/2020).
"Argumentasi Pak Anies itu terlalu simplisit, terlalu menyederhanakan persoalan," ujar Jhonny.
"Memang tidak ada pesta yang sempurna, tapi kalau ini misalnya gejalanya tidak hanya di satu dua tempat, bukan lagi satu dua tiga orang seperti yang beliau katakan," terangnya.
"Hanya satu tempat aja ada 10 KK, di Kelapa Gading belum di tempat-tempat lain."
"Nah saya pikir kan beliau telalu menyederhanakan persoalan," sambungnya.
• Amalan-amalan Puasa Ramadan Selama Wabah Corona yang Bisa Dilakukan di Rumah Menurut Quraish Shihab
Karennya, ia mengimbau kepada Gubernur untuk bertindak lebih bijaksana.
Jhonny mengatakan pihaknya juga akan melalukan koordinasii ulang agar hal demikian tidak lagi terjadi.
"Yang harusnya saya pikir jika pak gubernur bijaksana dia tinggal mengatakan bahwa ini akan kita perbaiki," ujar Johnny.
"Mungkin saya akan mengusulkan akan mengadakan rapat kembali walau pun secara virtual, agar pendataan ini mari kita bahas secara bersama-sama dan saling terbuka," tambahnya.
Simak video dari menit ke-04.00:
Bantuan Tidak Disosialisasikan RT
Di acara yang sama, sebelumnya Jhonny mengatakan bahwa data penerima bantuan ternyata tidak terlebih dahulu disosialisasikan kepada perangkat RT/RW.
Karenya saat nama Jhonny masuk dalam daftar, pihak RT setempat tidak mengetahuinya.
"Data ini juga tidak dulu disosialisasikan kepada RT dan RW," ujar Jhonny.
Lebih lanjut, Jhonny menilai kesalahan data tersebut semestinya tidak akan terjadi apabila setiap perangkat pemerintahan sampai yang terbawah dilibatkan.
• Dilema soal Corona, Raffi Ahmad: Kadang Ingin Bantu tapi Perusahaan Gue Bisa Gawat Juga, Serba Salah
Ironisnya, Johnny mengatakan bahwa pihak-pihak yang mestinya mendapatkan bantuan justru luput dari pendataan.
"Kalau saya pikir dilibatkan katakanlah perangkat mulai tingkat Wali Kota, Kecamatan, Kelurahan dan RT/RW saya kira persoalan ini tidak akan terjadi."
"Justru yang membuat kita sangat prihatin adalah ternyata orang-orang yang patut mendapat justru tidak mendapat," ucap Jhonny.
Karena hal tersebut, pihaknya meminta Pemrov khususnya Gubernus Anies Baswedan bisa lebih serius menangani hal tersebut.
Pasalnya, kejadian serupa juga terjadi di sejumlah wilayah lain di DKI Jakarta.
"Artinya ini kan semacam warning bagi Pemprov, khususnya pak Gubernur untuk bisa lebih serius," imbau Jhonny.
"Jadi tidak bekerja asal-asalan mencupilik data-data itu."
"Dan yang membuat saya prihatin adalah karena fenomena ini bukan hanya di tempat saya, di Kelapa Gading, Sunter dan beberapa tempat di seluruh DKI Jakarta ini," tandasnya.
Anies Baswedan Sebut Kesalahan Data Wajar
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengakui adanya sejumlah bantuan sosial (Bansos) yang diberikan Pemprov DKI Jakarta tidak tepat sasaran.
Seperti diketahui, bansos diberikan dalam rangka pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di wilayah DKI Jakarta yang telah berjalan dua pekan.
Menurut Anies Baswedan, kesalahan penyaluran bantuan sosial tersebut adalah hal yang wajar.

• Sembuh dari Virus Corona, Ratri Anindyajati Jadi Pendonor Plasma Darah: Yakin Ini Bisa Berguna
Sebab, ada sekitar 1,2 penduduk DKI Jakarta yang masuk di dalam daftar penerima bantuan.
Hal ini disampaikan Anies Baswedan di kantor Balai Kota, Rabu (22/4/2020), yang disiarkan langsung oleh Youtube Pemprov DKI Jakarta.
Menurutnya, satu dua kesalahan dalam penyaluran bantuan sebanyak itu pasti ada.
Ia menyebut, sekalipun data paling akurat di negeri ini bila dicari pasti ada juga luputnya.
"Tentang bantuan sosial benar, kita memberikan 1,2 juta ada 1,2 juta nama tentu saja tidak mungkin sempurna," ujar Anies.
"Tidak mungkin dari 1,2 juta Anda bisa sebut dua nama pastilah."
"Di negeri ini data yang super akurat saya rasa teman-teman juga tahu, jadi kalau dicari ya pasti ada," tambahnya.
• Cara Tetap Aman Bersepeda di Tengah Wabah Corona, Dokter Ingatkan untuk Selalu Kenakan Masker
Menurutnya, dari kesalahan tersebutlah pemerintah bisa terus melakukan koreksi.
Oleh karena itu, ia terbuka dan tidak ingin menutup-nutupi hal tersebut.
"Jadi bagian kita adalah mengoreksi terus menerus," ujar Anies.
"Dari 1,2 kalau kita mau cari satu dua tiga pasti, jadi tidak usah ditutup-tutupi itu faktanya di republik ini kita semua tahu data lengkap by name by address kita tahu."
"Tapi yang penting adalah begitu ada kekeliruan koreksi," lanjutnya.
Di samping itu, kekeliruan penyaluran bansos tersebut juga bisa membuat pemerintah semakin meningkatkan kualitas datanya.
"Dan ini bagian dari kita juga meningkatkan kualitas data."
Ia berdalih, data masyarakat yang tergolong miskin dan pantas menerima bantuan pada masa pandemi dan kondisi normal tidaklah sama.
Sebab, masyarakat yang tergolong mampu pada waktu sebelumnya bisa saja masuk daftar kurang mampu dan membutuhkan bantuan pada saat pandemi seperti sekarang.
Oleh karenanya, saat di lapangan masyarakat yang mengatakan butuh bantuan jauh lebih banyak dari daftar.
Hal tersebut tidak lain adalah karena dampak Covid-19 yang menyebabkan orang juga kehilangan pekerjaannya.
"Karena banyak yang dulu masuk di dalam data sebagai masyarakat miskin itu di dalam suasana normal divmana perekonomian bergerak dan sebagian berkegiatan," ucap Anies.
"Hari ini banyak dari saudara-saudara kita yang bulan-bulan lalu tidak membutuhkan bantuan sekarang membutuhkan bantuan."
"Pada saat datang ke lapangan, maka yang mangatakan butuh jauh lebih banyak dari daftar."
"Kenapa itu terjadi? Karena banyak yang sekarang tidak memiliki pekerjaan," tambahnya.
• Bahayakah Berpuasa di Bulan Ramadan saat Pandemi Virus Corona? Ini Penjelasan Ahli Penyakit Menular
Simak videonya mulai dari menit ke 17.35:
(TribunWow.com/Rilo)