Puasa Ramadan 2020
Menag Setuju Larangan Mudik Disampaikan Awal Ramadan, Fachrul Razi: Karena Lebih Banyak Mudaratnya
Menag Fachrul Razi setuju dengan imbauan pemerintah meminta masyarakat untuk tidak mudik ke kampung halaman dalam kondisi darurat Covid-19.
Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Menteri Agama Fachrul Razi setuju dengan imbauan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan meminta masyarakat untuk tidak mudik ke kampung halaman dalam kondisi darurat Covid-19.
Menag Fachrul Razi menyampaikan hal tersebut secara langsung melalui konferensi video di tvOne, Selasa (21/4/2020).
Menyambut Ramadan 1441 Hijriah, Menag mengimbau untuk melakukan ibadah puasa sebaik mungkin sesuai kemampuan masing-masing.

•
Gerakan Indonesia Peduli dan Bersatu Mendukung Imbauan Pemerintah terkait Virus Corona
Namun ia tetap mengimbau agar masyarakat tetap di rumah saja dan tidak melaksanakan mudik.
Secara khusus, Fachrul Razi menyampaikan bahwa mudik di saat pandemi Covid-19 seperti saat ini sangat banyak mudaratnya daripada manfaatnya.
“Buat kita ya, kita tetap melaksanakan puasa wajib dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan kita. Tapi kita di rumah saja, enggak usah mudik,” kata Fachrul Razi.
“Karena mudik itu, selalu kita garis bawahi, mudaratnya lebih banyak di situasi saat ini dibandingkan manfaatnya,” imbuhnya.
Fachrul Razi menyebut mudarat bukan tanpa alasan.
Ia menyebutkan, bahwa mudik hanya akan membawa benih virus dan menyebarkan penyakit di kampung halaman.
Selain itu, sekalipun mudik orang juga harus menjalani isolasi dan tidak berinteraksi dengan tetangganya.
Ditambah ia berpotensi membahayakan orang tua dan suadara.
“Jika kita mudik, tanpa kita sadari membawa benih-benih virus ke kampung."
"Di kampung juga kita harus diisolasi. dan berpotensi menularkan ke orang tua dan saudara di kampung, yang akhirnya mudaratnya lebih banyak dari manfaatnya,” papar Menag.
• Waspada Gejala Baru Virus Corona, Timbul Lesi Keunguan di Sekitar Kaki, Tanda-tanda seperti Campak
• Tak Ingin Ada Campur Politik di Tengah Corona, Ganjar Pranowo: Seperti Komentar di Youtube Hari Ini
Fachrul Razi mengimbau untuk hanya melaksanakan ibadah di rumah bersama keluarga inti saja.
Ia berharap hal tersebut tidak mengurangi semangat masyarakat dalam menyambut dan menjalankan ibadah di Ramadan.
"Tanpa mengurangi kegairahan kita menyambut Ramadan kita sebaiknya di tempat masing-masing saja, bersama keluarga inti saja melaksanakan slat-salat wajib, tarawih tadarus dan di rumah masing-masing saja," kata Fachrul Razi.
"Saya harapkan ini tidak sedikitpun mengurangi kegembiraan kita menyambut Ramadan kali ini," lanjutnya.
Sebelumnya, saat membuka rapat terbatas, Presiden Jokowi menetapkan larangan mudik bagi seluruh masyarakat perantauan ke kampung halaman masing-masing.
Atas tersebut, Kemenag mengaku setuju sekali dengan keputusan ini.
Apalagi penetapan larangan mudik ini ditetapkan pemerintah akan mulai diberlakukan sejak awal Ramadan.
Pasalnya orang biasanya akan melakukan perencanaan jauh-jauh hari untuk mudik.
"Kami setuju sekali, kenapa begitu biasanya kan kita sudah ambil ancang-ancang untuk pulang ke kampung," terang Fachrul Razi.
"Kalau kita sudah mengambil ancang-ancang dan seolah boleh, tiba-tiba di pertengahan diumumkan tidak boleh jadi kita sia-sia perencanaan kita."
"Jadi kalau awal Ramadan sudah di larang, kita tidak usah ambil ancang-ancang lagi pulang ke kampung lah," tandasnya.
• WHO Sebut Virus Corona Bukan Berasal dari Lab di Wuhan: Semua Bukti yang Ada, Berasal dari Hewan
Simak video selengkapnya:
Jokowi Keluarkan Larangan Mudik
Menteri Perhubungan, Luhut Binsar Pandjaitan memberikan gambaran jelasnya mengenai larangan mudik di tengah Virus Corona.
Seperti yang dikabarkan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah resmi mengeluarkan larangan mudik untuk para perantau.
Keputusan tersebut diambil untuk mencegah penyebaran Virus Corona, khususnya dari wilayah Jabodetabek ke daerah lainnya.

• Larang Semua Masyarakat Mudik, Jokowi Singgung Hasil Survei: 24 Persen Angka yang Sangat Besar
Kepastian tersebut disampaikan Jokowi dalam konferensi video di Istana Merdeka, Selasa (21/4/2020) yang ditayangkan Youtube Sekretariat Presiden.
Dilansir TribunWow.com dalam Youtube KompasTV, Luhut Pandjaitan mengatakan sudah melakukan sosialisasi dan survei terkait tingkat persentase keinginan masyarakat untuk mudik.
Berdasarkan hasil survei tersebut, terdapat 24 persen masyarakat yang masih berkeinginan untuk mudik.
Itu artinya angka tersebut terbilang masih tinggi.
Sedangkan yang sudah mudik sendiri mencapai 7 persen.
"Jadi kita sudah sosialisasi jangan mudik atau tidak menganjurkan mudik," ujar Luhut.
"Namun dari hasil survei itu masih 24 persen yang ingin mudik."
"Atas dasar itu dalam rapat terbatas tentang pembahasan antisipasi mudik, pemerintah memutuskan untuk melakukan pelarangan mudik pada saat Ramadan 1441 Hijriah maupun hari raya Idul Fitri untuk wilayah Jabodetabek dan wilayah-wilayah lain yang menerapkan pembatasan sosial berskala besar dan juga wilayah yang masuk zona merah Virus Corona," jelasnya.
Luhut menegaskan akan melakukan pembatasan untuk akses keluar dan masuk ke dan dari wilayah Jabodetabek.
Hal itu untuk mengantisipasi adanya masyarakat yang tetap nekat melakukan mudik.
• Evaluasi PSBB DKI Jakarta, Doni Monardo Dapat Arahan dari Jokowi soal Sektor yang Belum Optimal
Menurut Luhut, larangan mudik ini akan berlaku efektif mulai Jumat (24/4/2020) mendatang.
Pemerintah juga telah menyiapkan sanksi untuk diberikan kepada mereka yang melanggar.
Meski begitu, sanksi tersebut tidak bisa langsung diterapkan sejak larangan mudik diberlakukan.
Namun baru mulai efektif dan akan ditegakan pada 7 Mei 2020.
"Larangan mudik ini berlaku efektif terhitung sejak hari Jumat, 24 April 2020," beber Luhut.
"Ada sanksi-sanksinya, namun bentuk penerapan sanksi yang sudah disiapkan akan efektif ditegakkan mulai 7 Mei," sambungnya.
Dirinya menyebut tidak bisa langsung menerapkan suatu kebijakan dalam satu waktu, karena harus mempertimbangkan semuanya dengan matang, termasuk bagaimana dengan konsekuensinya.
"Jadi strategi pemerintah adalah strategi yang bertahap, kalau bahasa keren militernya bertahap, bertingkat, dan berlanjut," kata Luhut.
"Jadi kita tidak ujug-ujug, karena semua harus dipersiapkan secara matang dan cermat," pungkasnya.
Simak videonya:
(TribunWow.com/Rilo/Elfan)