Breaking News:

Virus Corona

Alasan Tes Pasien Corona Lama Keluar Kini Terjawab, Ahli Biologi Molekuler: Saya Kaget Terus Terang

Ahli Biologi Molekuler menjelaskan apabila prosedur tes PCR benar, hasil pemeriksaan Covid-19 dapat keluar dalam jangka waktu 1x24 jam.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Ananda Putri Octaviani
YouTube Narasi Newsroom
Ahli Biologi Molekuler menjelaskan apabila prosedur tes PCR benar, hasil pemeriksaan Covid-19 dapat keluar dalam jangka waktu 1x24 jam. 

TRIBUNWOW.COM - Ahli Biologi Molekuler Dr. Ahmad Rusdjan Utomo, menjelaskan mengapa selama ini hasil Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (RTPCR) atau tes PCR pasien Virus Corona (Covid-19) kerap telat diumumkan.

Ahmad menemukan adanya tahap ekstra di dalam prosedur tes PCR di Indonesia.

Ia menjelaskan, di Indonesia tes yang dikenal dengan nama tes Swab itu menambahkan satu langkah ekstra yang bernama sequencing.

Alur sequencing proses pemeriksaan pasien Covid-19 lewat tes PCR
Alur sequencing proses pemeriksaan pasien Covid-19 lewat tes PCR (YouTube Narasi Newsroom)

Pakar Sebut PSBB Tak Bisa Putus Mata Rantai Virus Corona: Untuk Tenaga Medis Menarik Napas

Dikutip dari YouTube Narasi Newsroom, Minggu (19/4/2020), awalnya Ahmad menyinggung soal prosedur tes PCR atau tes Swab berdasarkan anjuran WHO, CDC China, dan CDC Amerika Serikat.

Diketahui ketiganya memiliki prosedur yang serupa, yakni setelah dilakukan tes Swab hasilnya dapat segera diumumkan.

"Tidak ada yang mengatakan setelah RT PCR harus disequencing lagi," kata Ahmad.

Ahmad bahkan heran mengapa Kementerian kesehatan (Kemenkes) menambahkan langkah sequencing pada pemeriksaan PCR Covid-19.

"Ini yang menarik, panduan dari Kemenkes ada tambahan satu step (langkah), setelah RT PCR, katakan positif, tetap harus dikirim ke Litbangkes untuk disequencing," jelasnya.

"Saya kaget terus terang saat itu. Kenapa?" lanjut Ahmad.

Ahmad mengatakan untuk mengetahui pasien bersangkutan positif Covid-19 atau tidak, cukup dengan dilakukan tes PCR.

Ia menjadi bingung mengapa sequencing yang sebenarnya tidak sesensitif PCR, justru digunakan oleh Kemenkes.

"Bagaimana kita memvalidasi sesuatu dengan yang less sensitive, itu beyond me (di luar pemahaman saya), saya enggak bisa paham itu," kata Ahmad.

Nangis Cerita Kehidupannya, Pemulung Ini Pernah Tak Makan 2 Hari karena Corona: Ada Garam, Ya Garam

Sequencing untuk Tracking

Di sisi lain, Ahmad mengatakan bahwa sequencing memang diperlukan, tetapi bukan saat ingin mendiagnosa, dimana hasil diagnosa harus segera dikeluarkan.

Ahmad menjelaskan sequencing memang bermanfaat ketika pemerintah ingin melakukan tracking (melacak) pasien Covid-19.

"Misalnya kita mau tracking ada pasien Covid positif," kata Ahmad.

"Itu virus dia dapat dari mana? Apakah dari China langsung imported China, atau yang dari Amerika atau dari Jepang atau dari Korsel?" sambungnya.

Namun Ahmad tetap bersikeras bahwa yang dibutuhkan oleh para tenaga medis saat ini adalah hasil yang harus segera diumumkan.

"Yang dibutuhkan dokter sekarang segera menentukan ini pneumonia biasa atau Covid, itu yang mereka harus tahu," kata Ahmad.

"Mereka enggak peduli itu virus dari Amerika, dari Wuhan."

Ahmad mengatakan apabila prosedurnya benar, dalam satu hari seharusnya hasil tes sudah bisa keluar.

"Kalau ini kita bisa benahi harusnya 1x24 jam itu bisa keluar hasil," terangnya.

"Yang sekarang kita dapati, kenapa orangnya sudah meninggal, hasil baru keluar? Padahal gunanya tes apa?" lanjut Ahmad.

Simak videonya mulai menit ke-3.40: 

 

Jokowi Tegaskan Tak Tutupi Data

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menjawab tudingan mengenai adanya kecurigaan pemerintah menutupi data pandemi Virus Corona (Covid-19).

Menjawab kecurigaan tersebut, Jokowi telah memerintahkan agar data dibuka semuanya. kepada seluruh pihak.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Jokowi saat mengadakan Rapat Terbatas Laporan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, di Istana Merdeka, Senin (20/4/2020).

Ia memastikan semua data dapat diakses oleh siapapun.

"Sistem, data dan informasi yang terbuka kepada semua pihak," ujar Jokowi.

Lewat Ratas Senin (20/4/2020), Jokowi menyampaikan lima pernyataan penting mengenai penanganan Covid-19
Lewat Ratas Senin (20/4/2020), Jokowi menyampaikan lima pernyataan penting mengenai penanganan Covid-19 (setkab.go.id)

 

 Sandiaga Uno Paham Jokowi Tak Beri Sanksi Mudik: Jakarta Ingin Larang dengan Berbagai Alasan

 Mantan Wali Kota Solo itu tegas mengatakan komitmennya terkait keterbukaan data.

Ia tak ingin ada pihak yang curiga bahwa pemerintah menyembunyikan data soal pandemi Covid-19.

"Jangan ada yang menganggap-anggap lagi kita ini mentup-nutupi," kata Jokowi.

Dengan nada bicara yang lebih tinggi dari biasanya, Jokowi memastikan pemerintah tidak pernah berniat menutupi data seputar pandemi Covid-19.

"Tidak ada sejak awal kita ingin menutupi masalah-masalah yang ada," tegasnya. (TribunWow.com/Anung)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Virus CoronaCovid-19Ahli Biologi MolekulerPasien
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved