Virus Corona
Kementerian Agraria Potong Anggaran Rp 1,9 Triliun demi Corona, Sofyan Djalil: Kita Harus Selamatkan
Anggaran Rp 1,9 triliun yang digunakan untuk penanganan covid-19 merupakan pemangkasan dari program kementerian yang dinilai tak terlalu penting.
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) merealokasi total Rp 1,9 triliun anggaran kementerian untuk penanganan virus Covid-19 di Indonesia.
Anggaran tersebut merupakan pemangkasan dari program kementerian yang dinilai tak terlalu penting.
Atau bukan kebutuhan mendesak seperti biaya perjalanan dinas, biaya rapat, biaya-biaya yang berkaitan dengan manajemen support maupun biaya lainnya yang tidak mendesak.
• Media Asing Soroti Tradisi Ramadan Indonesia yang Berubah di Tengah Pandemi Virus Corona
Menteri ATR/BPN Sofyan A Djalil mengungkapkan, kebijakan memangkas anggaran dilakukan menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo.
Realokasi anggaran, lanjut Sofyan, berlaku bagi semua kantor kementerian.
Kementerian ATR/BPN telah merealokasi sedikitnya Rp 900 miliar anggaran.
Namun, lanjut Sofyan, ada informasi baru yang diterima oleh pihaknya bahwa Kementerian ATR/BPN diminta merealokasi Rp 1 triliun anggaran lagi untuk penanganan Covid-19.
"Awalnya pemotongan kita berkisar Rp 900 miliar lebih, dan itu ada beberapa yang mungkin kita kurangi dari biaya perjalanan dinas selama satu semester ini. Biaya rapat, dan juga ada beberapa biaya yang kita realokasi. Saat ini kita mungkin akan ada tambahan pemotongan Rp 1 triliun lagi. Jadi total akan ada Rp 1,9 triliun yang dipotong," ungkap Sofyan ketika konferensi pers dengan wartawan melalui aplikasi Zoom, Jumat (16/4/2020).
Kementerian ATR/BPN sedang melakukan penyisiran terkait program kementerian mana saja yang kemudian akan direalokasi untuk memenuhi permintaan Rp 1 triliun realokasi.
• Bahas Pemaparan Erick Thohir soal Mafia Alat Kesehatan, Arya Sinulingga: Parah, Terlalu Sibuk Dagang
• Media Asing Soroti Pemberlakuan PSBB di Sejumlah Wilayah di Indonesia untuk Tekan Angka Kasus Corona
Sofyan turut menegaskan Kementerian ATR/BPN akan mengurangi serta memotong anggaran sesuai dengan ketentuan atau ketetapan yang telah dikeluarkan pemerintah.
Dalam rangka menindaklanjuti arahan Presiden Jokowi, Sofyan juga meminta kantor-kantor wilayah ATR/BPN di berbagai daerah untuk juga membuat program penyesuaian.
"Senin besok mungkin sudah direncanakan. Pos-pos yang memang aktivitasnya minim juga akan dilaksanakan," jelas Sofyan.
Sofyan menjelaskan, ada beberapa aktivitas program yang masih berlangsung dan tidak mengalami pemotongan anggaran.
• UPDATE Virus Corona di Indonesia 18 April: Ada 6.248 Kasus Covid-19, Persentase Kematian 8,56 Persen
Program-program tersebut berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat setelah Covid-19 berlalu.
Sofyan mengatakan, sebagian program ini merupakan prioritas di Kementerian ATR/BPN.
"Yakni anggaran untuk digitalisasi, anggaran perbaikan atau beberapa hal-hal yang bisa kita tingkatkan, atau dalam rangka mempersiapkan nantinya pemberdayaan," katanya.
"Ini juga akan efektif membantu UKM dan sebagainya, ini program ini akan kita dorong. Demikian dari sisi postur anggaran yang akan disesuaikan," katanya.
Sofyan Djalil menjelaskan, pemerintah saat ini lebih mengkhawatirkan dampak Covid-19 pada perekonomian Indonesia.
Langkah pemerintah merealokasi anggaran kementerian bertujuan untuk memberikan stimulus pada masyarakat. Khususnya agar kegiatan di sektor bisnis dapat tetap berjalan.
Bukan hanya agar kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi, tapi juga sebagai langkah awal untuk proses recovery setelah Corona berlalu.
"Dalam kondisi covid ini tentu kita tahu semua bukan dampak Covid-19 saja yang terlalu menghawatirkan, tapi juga dampak ekonomi," ujar Sofyan.
• Tak Alami Gejala Virus Corona, WNI di India Diberi Obat-obatan Dosis Tinggi: Tak Sesuai Prosedur
Dampak Covid-19 pada kesehatan masyarakat, diamini Sofyan bahwa pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk menghentikan penyebaran lebih lanjut serta menangani masyarakat terpapar covid.
Namun, yang tak kalah penting menurutnya yakni kondisi perekonomian Indonesia.
Sofyan menegaskan, jangan sampai dampak ekonomi karena covid tidak bisa dipikul.
"Tapi yang paling penting juga bagaimana kita mengatasi jangan sampai karena covid ini dampak ekonomi Indonesia itu unbearable (tak bisa dipikul)," tegas Sofyan.
Sofyan menjelaskan, pemerintah telah menyiapkan berbagai program turunan pemerintah untuk mereka yang terdampak Covid-19.
Seperti bagi mereka yang kehilangan pekerjaan atau yang terpaksa tidak mendapatkan income.
"Kita juga harus selamatkan semua aktifitas ekonomi terutama yang dikelola oleh dunia usaha," ujarnya.
Sofyan mengajak masyarakat untuk berdoa agar pandemi Covid-19 segera berlalu.
Pemerintah sejauh ini belum bisa benar-benar memastikan kapan Covid-19 akan berakhir. Namun, diamini Sofyan bahwa dunia hari ini lebih optimistis dalam berhadapan dengan Covid-19.
• Update Virus Corona di Dunia 19 April 2020: Total Kasus 2.323.759, Jumlah Pasien di AS 4 Kali Italia
Di sejumlah negara maju, obat-obatan yang terbukti ampun menyembuhkan pasien Covid-19 telah banyak ditemukan.
"Maka kita berharap, kita berdoa, supaya covid ini bisa segera berakhir. Dan kelihatannya, kalau kita lihat berita hari ini, kondisi sudah jauh lebih optimis. Sehingga pasar modal pada pagi hari ini terbang di mana-mana. Satu karena berita bahwa obat di Amerika dianggap cukup efektif. Walau memang orang masih mengharapkan adanya penemuan vaksin," ungkap Sofyan.
Di dalam negeri maupun internasional, lanjut Sofyan, kelihatannya pemberitaan seputar Covid-19 telah jauh lebih positif.
Sofyan mengungkapkan, dirinya berharap agar Covid-19 cepat berlalu karena dampak ekonominya sangat mengkhawatirkan, khususnya dari kacamata pemerintah.
"BPN karena tidak mengurus masalah kesehatan, yang kita lakukan yakni langkah-langkah yang dapat mendukung supaya kegiatan-kegiatan ekonomi bisa tetap berjalan," kata Sofyan. (tribun network/genik)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sofyan Djalil Potong Anggaran Kementerian Agraria Hampir Rp 2 Triliun untuk Penanganan Covid-19