Virus Corona
Sempat Mengungsi ke Hutan, Keluarga di Minahasa Mengaku Tak Pernah Dapat Bantuan dari Pemerintah
Keluarga yang mengungsi ke hutan untuk hindari Virus Corona mengaku tak pernah dapatkan informasi dan bantuan dari pemerintah.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Keluarga yang mengungsi ke hutan untuk menghindari penyebaran Covid-19 mengaku tak pernah mendapatkan informasi dan bantuan dari pemerintah.
Kepala keluarga tersebut, Elly Lasaheng mengaku memang sudah menjalani tes kesehatan, namun belum pernah mendapatkan bantuan langsung dari pemerintah setempat.
Dikutip TribunWow.com dari tayangan KompasTV, Kamis (16/4/2020), Lahaseng menyebutkan keluarganya memang sempat didatangi petugas dari kecamatan untuk dilakukan rapid tes.
• Mengapa Tenaga Medis Masih Tertular Virus Corona meski Sudah Pakai APD Lengkap? Begini Penjelasannya
Tes tersebut dilakukan lantaran berkaitan dengan seorang tetangga Elly yang diduga menderita Virus Corona.
Ia dan keluarga panik setelah 10 hari kemudian tetangga tersebut meninggal, sehingga memutuskan untuk mengungsi ke hutan.
Setelah 4 hari kemudian Elly dan keluarga kembali ke rumah setelah mengetahui tetangganya negatif Virus Corona.
Elly mengungkapkan meski ada kejadian tersebut, tidak pernah ada sosialisasi atau edukasi terkait Covid-19 dari pemerintah untuk warga di lingkungannya.
Dirinya juga mengaku belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah karena tidak terdaftar sebagai penerima bantuan.
"Memang kemarin waktu kita belum sempat ke hutan, lewat bantuan di rumah kita, jawab kepala Desa Winetin, 'Ini cuma dapat daftar masyarakat 75 KK (kepala keluarga)'," tutur Elly.
Dari sejumlah KK yang terdaftar, keluarga Elly tidak mendapatkan bantuan tersebut karena dirasa sudah mampu.
"Saya mikir, ini kalau kita lihat-lihat di berita, orang yang terdekat di mana korban itu harus ada bantuan, ini enggak pernah ada," kata Elly.
Ia lalu mengutarakan keinginannya agar pemerintah bersedia memberikan bantuan bagi keluarga Elly, karena saat ini mereka telah merasakan dampak dari pandemi ini.
Elly mengaku toko kelontongnya sepi pembeli setelah adanya isu tentang Virus Corona di desanya tersebut.
"Harapan kami ada kepedulian dari pemerintah, terutama pemerintah desa kami," ungkap Elly.
"Tapi sampai saat ini, anggota dewan yang datang bawa bantuan atas nama pribadi."
"Ada kepala desa kami juga membawa masker dua," tandasnya.
• Hasil Survei SMRC, Ada 11 Persen Warga Tetap Mau Mudik di Tengah Corona, Terbanyak dari Jakarta
Elly menuturkan bahwa bantuan tersebut baru diberikan setelah foto-foto pengungsian keluarga Elly viral di media sosial.
• Cerita Warga Minahasa Utara Tinggal di Hutan Hindari Virus Corona: Dirikan Tenda di Mobil Pickup
Kronologi Pengungsian Keluarga ke Hutan
Elly menuturkan kronologi kejadian hingga keluarga mereka akhirnya memutuskan untuk tinggal di hutan.
"Awalnya tanggal 1 (April), datang tim medis dari kecamatan," ujar Elly.
Ia yang saat itu baru pulang merasa kaget melihat petugas yang menggunakan pakaian APD lengkap.
Para petugas tersebut datang tanpa adanya pemberitahuan sebelumnya, untuk mengambil sampel darah keluarga Elly.
"Ini ada petugas apa bungkus semua badan itu, langsung ambil darah."
"Selesai itu katanya tunggu hasil 14 hari," sambungnya.
Selepas itu Elly kemudian mendengar kabar bahwa ada salah seorang tetangganya yang diduga terkena Virus Corona.
Pada Jumat (10/4/2020), tetangga yang hanya berjarak 10 meter dari rumah Elly tersebut dikabarkan meninggal, hal ini membuat panik warga desa tersebut.
Tak terkecuali keluarga Elly, yang akhirnya memutuskan untuk mengungsi setelah ia mendapati suami dari korban meninggal itu pulang kembali ke rumahnya.
"Kita mikir-mikir, kok ini tidak ada informasi atau bagaimana dari pemerintah. Kurang lebih jam 4, itu suaminya pulang, kita panik," tutur Elly.
Keluarga Elly yang kurang mendapat informasi dan edukasi mengenai hal tersebut, merasa khawatir akan tertular, hingga akhirnya mereka nekat pergi ke hutan untuk menghindar.
"Karena kita pikir virus ini adalah virus yang berbahaya, jadi kita ambil keputusan bersama istri 'ayo kita menghindar dari sini kita ke hutan saja'," imbuhnya.
Selama tinggal di hutan Elly dan keluarga bertahan dengan merebus umbi-umbian yang didapat dari dalam hutan.
Mereka juga memancing bersama di sungai untuk mendapatkan ikan yang dapat disantap sebagai lauk.
"Kalau malam istri sama anak itu menderita karena banyak nyamuk kan, trus dingin kita hanya beratap dengan terpal sama baliho," kata Elly menggambarkan.
• Hasil Survei SMRC, Ada 11 Persen Warga Tetap Mau Mudik di Tengah Corona, Terbanyak dari Jakarta
Setelah empat hari tinggal di hutan, Elly mendapat informasi hasil pemeriksaan tetangganya yang meninggal dunia adalah negatif Virus Corona.
Ia dan keluarga pun kembali ke rumah dan melanjutkan aktivitasnya sehari-hari.
Mereka membuka kembali toko kelontong yang selama ini menjadi mata pencaharian utama keluarganya.
Namun Elly menyatakan warungnya makin sepi dari pembeli setelah adanya isu Virus Corona tersebut.
Lihat tayangan selengkapnya dari menit pertama:
(TribunWow.com/Via)