Virus Corona
Kisah Miris Erin Bates, Bayi 6 Bulan dengan Penyakit Jantung yang Divonis Positif Covid-19
Erin yang terlahir dengan gangguan saluran pernapasan, dan jantung, harus menghadapi cobaan berat karena divonis positif Covid-19.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Takdir malang menimpa Erin Bates, bayi berumur enam bulan asal Manchester, Inggris.
Terlahir dengan kondisi jantung yang tidak normal, rintangan lain masih harus dihadapi Erin.
Pada Jumat (10/4/2020), Erin divonis oleh dokter bahwa dirinya positif terjangkit Virus Corona (Covid-19).

• Peneliti Hentikan Percobaan Klorokuin untuk Obat Corona, Hasilkan Kelainan Ritme Jantung Serius
Dikutip dari bbc.com, Senin (13/4/2020), Ibu Erin, Emma Bates (29) sangat terpukul mendengar kabar anaknya yang bahkan belum menginjak usia satu tahun, terjangkit Covid-19.
Ayah Erin, Wayne mengaku marah, dan kesal lantaran banyak orang yang tidak menganggap serius wabah Covid-19.
Wayne yang berprofesi sebagai mekanik, mengatakan sebelum pemerintah menerapkan kebijakan lockdown, dirinya pernah mengunjungi sebuah supermarket.
Sesampainya di sana ia merasa jengkel sebab banyak orang-orang yang tidak mengerti pentingnya menjaga jarak satu sama lain untuk menghindari penyebaran Covid-19.
Wayne mengatakan kondisi Erin saat ini masih stabil, namun bukan berarti hal tersebut dapat dikatakan aman.
"Kita masih menunggu untuk melihat apakah virus tersebut telah mencapai puncaknya, keadaan dapat berubah drastis," ucap Wayne.
Ia juga mengapresiasi tenaga medis yang telah berjuang merawat Erin.
"Staf rumah sakit luar biasa. Orang-orang harus tetap berada di rumah, dan tetap jaga keselamatan."
Sedangkan di sisi lain, Ibu Erin khawatir bayinya harus dirawat sendirian.
Emma takut apabila dirinya ikut tertular Covid-19, maka ia harus dirawat di tempat yang berbeda dengan Erin.
"Apabila saya menunjukkan gejala, maka saya akan dirawat di rumah sakit yang bereda, dan Erin akan berada di sini sendirian," kata Emma.
"Hal ini membuat hatiku hancur karena jika keadaan menjadi bertambah buruk, bayi kecil kami mungkin akan sendirian, padahal dia membutuhkan ibu dan ayahnya di sisinya," lanjutnya.
Selain harus menghadapi Covid-19, Erin telah dijadwalkan untuk melaksanakan operasi jantung di bulan Desember nanti.
Dia juga kini tengah menggunakan alat ventilator untuk membantu dirinya bernapas.
Sebab Erin juga terlahir dengan gangguan saluran pernapasan yang menghubungkan tenggorokan dengan paru-paru atau windpipe.
• Ibunya Masih Dirawat, Anak Pasien Meninggal Corona: Mama Enggak Tahu Papa Sudah Dipanggil Tuhan
Ibu Erin Minta Warganet Bantu Doa
Dikutip dari thesun.co.uk, Senin (13/4/2020), Ibu Erin juga menyuarakan kesedihannya lewat sosial media.
Ia meminta agar orang-orang bisa menyadari betapa bahayanya pandemi Covid-19.
"Kami berdua, aku dan Wayne, sangat hancur tetapi kami sadar bahwa kami berada dalam keadaan di mana kami bisa kehilangan anak kami jika ia tidak bisa bertahan untuk tetap berjuang," tulis Emma di akun sosial medianya.
"Kami mohon, sebut Erin di dalam doa kalian. Kami tidak bisa kehilangan dia krn virus ini. Dia sudah berjuang mati-matian - kami butuh dia, dia melengkapi hidup kami," lanjutnya.
• Kisah Anak Pasien Meninggal Corona: Ditolak RS, Sesak di Mobil, hingga Ayah Minta Air sebelum Wafat
Ayah, dan Ibu Erin bercerita bahwa Erin terlahir setelah usia pernikahan mereka berumur 10 tahun.
Sebelumnya mereka telah berulang kali gagal mendapat bayi.
Mereka bahkan sempat divonis tidak akan bisa mendapatkan keturunan, hingga akhirnya lahir lah Erin.
Wayne optimis anak semata wayangnya itu dapat pulih dari Covid-19.
"Saya rasa dia telah beberapa kali membalikkan keadaan, kami positif bahwa Erin dapat menghadapi ini. Sebelum ini (Covid-19) kondisinya selalu baik," ujarnya.
Dikutip dari gov.uk, Selasa (14/4/2020), jumlah kematian akibat Covid-19 di Inggris telah melebihi 10 ribu jiwa.
Total 302.599 orang telah menjalani tes Covid-19, 93.873 di antaranya dikonfirmasi positif.
Berikut ini adalah tiga negara di dunia yang memiliki jumlah kasus Covid-19 terbesar per Selasa (14/4/2020):
1. Amerika Serikat: 588,465 kasus
2. Spanyol: 172,541 kasus
3. Italia: 159,516 kasus
(TribunWow.com/Anung)