Virus Corona
Didanai Bill Gates, Kandidat Vaksin Virus Corona Kembali Diujicobakan pada 40 Relawan di Amerika
Ujicoba kandidat vaksin Virus Corona pada manusia kembali dilakukan di Amerika Serikat.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Ujicoba kandidat vaksin Virus Corona pada manusia kembali dilakukan di Amerika Serikat.
Pengujian ini dilaksanakan oleh Inovio Pharmaceuticals, perusahaan fasmasi dan bioteknologi di Pennsylvania.
Relawan yang telah mendaftar akan disuntik dengan calon vaksin dan akan diuji secara klinis.
• Benarkah Vaksin TBC Bisa Melawan Bahkan Sembuhkan Virus Corona? Ini Klaim Hasil Penelitian Ilmuwan
Seperti yang dikutip dari businessinsider.sg, Kamis (9/4/2020), penelitian ini mendapat bantuan dana dari Yayasan Bill dan Melinda Gates dan Koalisi Inovasi Persiapan Epidemi.
Ujicoba ini dilakukan di laboratorium Universitas Pensylvania dan di Kansas City, Missouri, Amerika Serikat.
Empat Puluh relawan yang mengikuti uji coba Vaksin Virus Corona ini akan disuntik dengan 2 dosis vaksin yang disebut INO-4800.
Percobaan ini merupakan langkah awal untuk menguji keamanan vaksin sebelum diujicobakan lagi kepada lebih banyak relawan.
Inovio Pharmaceuticals mengharapkan hasil penelitian dan ujicoba keselamatan tersebut dapat selesai pada akhir musim panas.
Bila hasil yang didapatkan positif, perusahaan akan melanjutkan pada tahapan selanjutnya yang berfokus pada pengukuran kemampuan vaksin melawan Virus Corona tersebut.
Dilansir tvOneNews, Kamis (9/4/2020), perwakilan Pusat Riset Farmasi AS, dr. John Ervin, menjelaskan bahwa tahapan pertama dalam percobaan pada manusia dilakukan untuk menguji keamanan vaksin tersebut.
"Jika dilakukan uji coba fase 1 yaitu tahapan pertama dalam rangkaian uji coba, itu terutama berorientasi pada keselamatan. Kami akan melihat tingkat antibodi untuk memastikannya naik seperti kami harapkan," ujar John.
Bila percobaan ini berlangsung dengan lancar, maka diharapkan vaksin Virus Corona tersebut akan siap tersedia bagi masyarakat pada 12-18 bulan yang akan datang.
INO-4800 adalah kandidat Vaksin Virus Corona kedua yang diujicobakan pada manusia setelah Perusahaan Biotek Moderna sebelumnya mengadakan ujicoba serupa pada pertengahan Maret.
Lihat tayangan selengkapnya dari menit pertama:
Sukarelawan Pertama Uji Vaksin Covid-19
Fase klinis pertama dari calon vaksin Virus Corona telah diujicobakan pada manusia, Senin (18/3/2020) di Seattle, Amerika Serikat.
Orang pertama yang menjadi relawan untuk uji coba tersebut adalah Jennifer Haller, seorang manajer operasional yang berusia 43 tahun.
Jennifer menerima suntikan vaksin mRNA-1273 tersebut di Institute Penelitian Kesehatan Kaiser Permanente Washington, Seattle.
Dilansir KompasTV, Rabu (18/3/2020), menurut pengakuannya, Jennifer mengajukan diri sebagai relawan percobaan karena ingin membantu masyarakat dunia menghadapi Virus Corona.
"Semua orang terlihat tidak memiliki harapan saat ini. Dan saya menyadari ada cara untuk saya bisa membantu, maka dari itu saya sangat senang bisa berada di sini," ujar Jennifer.
Jennifer mengaku sangat bersemangat dan mengatakan bahwa proses pemberian vaksin tersebut berlangsung dengan cepat.
"Tadi prosesnya mudah, seperti vaksin flu. Saya beberapa bulan lalu mendapatkan vaksin flu, dan prosesnya hampir sama. Tidak sakit dan saya senang sekali," jelas Jennifer.
Jennifer merupakan ibu dari dua orang anak, dan anak-anaknya sangat mendukung atas keputusan yang diambil ibunya.
"Saya berharap kita bisa menemukan vaksin yang benar-benar ampuh secepatnya, sehingga kita bisa menyelamatkan banyak nyawa," kata Jennifer.
"Dan saya berharap masyarakat bisa kembali hidup normal secepatnya," sambungnya.
• Virus Corona: Lebih dari 20 Vaksin Covid-19 dalam Pengembangan, Ada yang Sudah Diuji Coba ke Manusia
Seperti yang dikutip TribunWow.com dari Kompas.com Kamis (9/4/2020), banyak pihak meminta para ilmuwan untuk segera menemukan vaksin yang dapat menangkal Virus Corona dalam waktu singkat.
Hingga saat ini para ahli masih berusaha membuat formula yang tepat dan aman sehingga dapat digunakan masyarakat secara luas.
Para peneliti tersebut belum dapat menjanjikan ketersediaan vaksin dalam waktu dekat.
Mereka menyebutkan bahwa vaksin baru akan membutuhkan waktu berbulan-bulan dan harus melalui berbagai uji klinis agar aman digunakan oleh manusia.
Vaksin yang dibuat dengan terburu-buru, dikhawatirkan akan memperparah infeksi dan bukannya menyembuhkannya.
Dekan National School of Tropical Medicine di Baylor College of Medicine, dr. Peter Hotez juga menyatakan bahwa pembuatan vaksin tersebut tidak bisa dilakukan secara terburu-buru.
"Saya mengerti betapa pentingnya mempercepat langkah pengujian vaksin ini, tapi dari semua yang saya tahu tidak seperti itu kerjanya," jelas Hotez.
"Ada risiko peningkatan kekebalan tubuh. Cara untuk memperkecil resiko tersebut adalah diujicobakan terlebih dahulu pada hewan," imbuhnya.
Diketahui Hotez pernah ikut mengembangkan vaksin SARS pada tahun 2003 yang silam.
Dalam prosesnya, calon vaksin baru yang diujicobakan pada hewan tersebut malah memperburuk kondisi inangnya dan harus diteliti ulang.
Lihat tayangan selengkapnya dari menit pertama:
(TribunWow.com/Via)