Virus Corona
Temuan Studi, Peneliti Klaim Obat Anti-Parasit Dapat Membunuh Virus Corona dalam 48 Jam
Para ilmuwan Australia mengklaim telah menemukan obat anti-parasit umum yang bisa membunuh SARS-CoV-2 yang tumbuh pada kultur sel dalam waktu 48 jam.
Penulis: Atri Wahyu Mukti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Upaya untuk mengembangkan pengobatan Virus Corona (Covid-19) terus dilakukan dan berjalan lancar.
Dikutip TribunWow.com dari Boldsky, Selasa (7/4/2020), hal itu dilakukan para peneliti di seluruh dunia yang sedang menguji obat terhadap Virus Corona.
Di satu sisi, para ilmuwan Australia mengklaim telah menemukan obat anti-parasit umum yang bisa membunuh SARS-CoV-2 yang tumbuh pada kultur sel dalam waktu 48 jam.

• Solusi Sandiaga Uno Pulihkan Ekonomi Pasca Wabah Corona: Kita Jangan Ngomong Ekonomi Dulu
Obat anti-parasit ivermectin adalah obat yang disetujui FDA dan telah terbukti efektif secara in vitro terhadap banyak virus termasuk Virus Dengue, HIV, influenza dan Zika.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Antiviral Research menunjukkan bahwa obat ivermectin bisa menghentikan pertumbuhan Virus Corona dalam waktu 48 jam.
Studi tentang protein SARS-CoV telah menemukan peran penting untuk IMPα/β1 selama infeksi pada nukleositoplasma yang bergantung pada sinyal penghambat protein SARS-CoVNucleocapsid yang dapat mempengaruhi pembelahan sel inang.
"Kami menemukan bahwa bahkan satu dosis, pada dasarnya dapat menghapus semua viral load hingga 48 jam dan bahkan pada 24 jam ada pengurangan yang sangat signifikan di dalamnya," kata dokter Kylie Wagstaff, penulis utama penelitian.
Diketahui, viral load adalah pengukuran yang digunakan untuk mengetahui seberapa rentan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) untuk menularkan penyakit.
Ivermectin mengurangi viral load SARS-CoV-2 yang ada dalam kultur sel sebesar 93 persen setelah 24 jam dan setelah 48 jam berkurang sebesar 99,8 persen.
• Orang Muda dan Sehat Berpotensi Meninggal karena Virus Corona, Ini Penjelasan Ahli
Namun, dokter Kylie Wagstaff mengingatkan bahwa tes tersebut dilakukan secara in vitro dan pengujian lebih lanjut.
Sementara uji klinis yang dilakukan pada manusia akan diperlukan untuk melihat apakah obat tersebut efektif terhadap Virus Corona.
"Ivermectin sangat banyak digunakan dan dilihat sebagai obat yang aman," kata dr Kylie Wagstaff.
"Kita perlu mencari tahu sekarang apakah dosis yang dapat digunakan pada manusia akan efektif, itu langkah selanjutnya."
"Pada saat kita mengalami pandemi global dan tidak ada pengobatan yang disetujui, jika kita memiliki senyawa yang sudah tersedia di seluruh dunia maka itu dapat membantu orang lebih cepat."
"Secara realistis itu akan menjadi sementara sebelum vaksin tersedia secara luas," sambungnya.
Dijelaskan bahwa studi kolaboratif ini dipimpin oleh Institut Penemuan Biomedis Monash dan Institut Infeksi dan Imunitas Peter Doherty. (TribunWow.com/Atri)