Breaking News:

Virus Corona

Ingatkan soal Pentingnya Physical Distancing, Istana: Harus Anggap Semua Potensial Menularkan

Dokter Brian Sripahastuti mengingatkan akan pentingnya physical distancing terkait wabah Virus Corona.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Rekarinta Vintoko
Channel YouTube Talk Show TV One
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan, Dokter Brian Sripahastuti mengingatkan akan pentingnya physycal distancing terkait wabah Virus Corona. 

TRIBUNWOW.COM - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan, Dokter Brian Sripahastuti mengingatkan akan pentingnya physical distancing terkait wabah Virus Corona.

Dokter Brian Sripahastuti menegaskan semua orang berpotensi tertular dan menularkan.

Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Talk Show tv One pada Minggu (4/5/2020), dokter Brian Sripahastuti mulanya menjelaskan bahwa tak ada dasar ilmiah kuat orang yang sudah terjangkit Virus Corona tak akan terkena lagi.

Cerita Kajari Bantul Kena Corona, Gejala Awal seperti Malaria hingga Malah Banyak yang Menjenguk

"Jadi belum ada dasar ilmiah yang meyakinkan bahwa seseorang yang sudah pernah terinfeksi Covid-19 kemudian menjadi kebal."

"Sehingga artinya apa, risiko untuk terinfeksi kembali itu masih besar," ujar dokter Brian.

Dokter Brian menegaskan bahwa orang yang sembuh dari Virus Corona namun setelah itu tak menerapkan physical distancing maka bisa terkena lagi.

"Bukan berarti bahwa virusnya tetap berada di tubuhnya, enggak."

"Tapi begitu dia sembuhpun kalau dia tidak melakukan upaya untuk melindungi dirinya, kemungkinan terpapar ya jadi infeksi lagi," tegasnya.

Lalu, ia menyinggung soal penyebaran Virus Corona di Jabodetabek sudah bersifat transmisi lokal.

"Nah ini kan kita harus melihat juga, kita harus lihat juga situasi misalnya beberapa di daerah Jabodetabek yang sudah local transmission," singgungnya.

Hotman Paris Coba Ramuan Akar Bajakah untuk Cegah Corona: Katanya Bisa Obati Segala Penyakit

Sehingga, ia meminta semua orang mau memahami bahwa semua orang itu bisa tertular dan menularkan penyakit Virus Corona.

"Kalau di local transmission kita sudah tidak bisa lagi mengidentifikasi siapa yang positif, kita harus beranggapan semua orang potensial untuk menularkan dan semua orang potensial untuk tertular," imbaunya.

Ia meminta agar semua orang bisa menerapkan physical distancing demi mencegah Virus Corona.

"Nah dalam kondisi ini seperti itu upaya untuk melindungi diri menjadi hal yang wajib, wajib dalam artian begini, saya secara pribadi harus menganggap potensial positif, walaupun saya sudah periksa negatif."

"Saya potensial positif maka saya juga harus menjaga orang lain itu dari jarak yang jauh, supaya tidak menularkan."

"Dan sebaliknya saya juga harus menganggap bahwa orang-orang di sekitar saya terinfeksi," katanya.

Pakar UI Prediksi Puncak Virus Corona di Indonesia Bergeser: Kasusnya akan Berkurang di Akhir Mei

Lihat videonya mulai menit ke-20:00:

 

Dekan UI Ari Fahrial Ungkap Bahayanya Mudik saat Corona

Dekan Fakultas Kedokteran, Profesor Ari Fahrial turut mengomentari soal mudik di tengah wabah Virus Corona.

Hal itu diungkapkan Ari Fahrial saat menjadi narasumber di acara Kabar Petang tvOne pada Sabtu (4/4/2020).

Ari Fahrial mengimbau agar masyarakat jangan mudik terlebih dahulu di tengah pandemi Covid-19 ini.

 Respons Susi Pudjiastuti soal Pernyataan Luhut yang Menyebut Virus Corona Tak Tahan Cuaca Indonesia

Ia mulanya menyinggung soal tingkat kematian Virus Corona di Indonesia yang terbilang cukup tinggi.

Ia menjelaskan, agar dapat menurunkan risiko penyebaran Virus Corona, menerapkan physical distancing seperti menghindari kerumunan sangat perlu dilakukan.

"Berarti angka kematian di atas sembilan persen, bagaimana nih agar bisa landai berkurang."

"Bagaimana caranya ya menghindari orang tidak ada di jalanan, menghindari interkasi antar manusia yang lebih banyak gitu loh," kata Ari.

Lalu, ia meminta agar status Darurat Kesehatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dilakukan lebih tegas.

"Saya rasa tiga Kepres dan Pepres yang dikeluarkan pemerintah itu semestinya ditindaklanjuti mengenai darurat kesehatan masyarakat," ungkapnya.

Lalu, ia membenarkan bahwa kepala daerah memang tak bisa menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) tanpa izin Pemerintah Pusat.

 Pakar Gugus Covid-19 Minta Masyarakat Pakai Masker Kain: Dapat Tangkal Virus hingga 70 Persen

"Ya memang prosedurnya Gubernur bersurat kepada Kementerian Kesehatan, silakan Gubernur ini memutuskan," lanjutnya.

Lalu, ia menyorot soal kematian di DKI Jakarta yang meningkat drastis yang sempat diungkap Gubernur DKI Anies Baswedan.

Anies Baswedan pernah menyebut ada 283 orang meninggal dimakamkan dengan protokol seperti jenazah Virus Corona.

"Pak Gubernur DKI kan juga menyampaikan bahwa kalau dilihat dari jumlah kematian pada bulan Maret ini terjadi peningkatan lebih dari 50 persen."

"Artinya apa sebenarnya kasus-kasus meninggal yang meninggal dalam tanda petik apakah ini berhubungan dengan Covid atau tidak," ujar Ari.

Dengan data kematian tersebut, Ari menilai seharusnya masyarakat makin sadar untuk menerapkan physical distancing.

Akan tetapi malah masih banyak yang mudik dari Jakarta ke daerah-daerah lain.

 Ramadan di Tengah Virus Corona, Din Syamsuddin: Ini Ujian, Hanya Dimengerti oleh Orang Mau Mengerti

"Jadi ini memang yang disadari cukup meningkat khususnya masyarakat Jakarta ini, yang sebentar lagi mau mudik ini, atau bahkan ada yang mau mudik," kata dia.

Lantas, Ari meminta agar pemerintah lebih tegas untuk mengimbau warganya tak mudik.

"Ya saya rasa pemerintah musti tegas, pemerintah daerah okelah sudah menyampaikan bahwa menganjurkan warganya tidak mudik," tegasnya.

Seperti yang diungkapkan oleh para kepala Pemerintah Daerah.

"Saya beberapa waktu yang lalu juga melakukan talk show dengan Wali Kota Padang jelas bahkan Gubernur Sumatera Barat, kalau ngomongin mudik paling rame."

"Sebetulnyakan sudah meminta orang Minang enggak usah mudik, declare pertama-tama Sumatera Barat, kemudian Wali Kota Padang, terus Bandung," jelasnya.

Ia meminta agar semua kepala daerah satu suara terkait masalah mudik ini.

"Jadi musti kompak semua bahwa memang dengan situasi extraordinary ini yaudahlah enggak usah mudik," sambungnya.

Ditanya bagaimana bahayanya mudik saat Corona, ia lantas mencontohkan kasus-kasus yang terjadi di Singapura dan Malaysia.

Di Singapura dan Malaysia sempat ada bus yang mengangkut orang dari China.

Kemudian, tour guide dan driver busnya itu tertular.

 Sejumlah Pasien Corona di Padang Tanpa Gejala, Dinkes Ungkap Malah Ada yang Mual dan Nyeri Sendi

"Kenapa saya mau bicara kapan sih mulai tertular, ya kita musti lihat case-case Singapura, Malaysia, mereka detail sekali."

"Pertama tour guide dalam satu bis ketika itu memang orang-orang China dari Wuhan ada di situ, itu tour guide-nya kena bahkan driver-nya kena," cerita Ari.

Tak berhenti di sana, driver bus itu lalu menyambung menularkan Virus Corona pada majikannya.

"Bahkan kita juga dengar driver juga menularkan kepada majikannya, bosnya," kata dia.

Sehingga potensi tertular Virus Corona di dalam angkutan umum khususnya, besar kemungkinannya.

"Jadi di dalam kendaraan kemungkinan terkena itu besar sekali," kata dia.

Lihat videonya mulai menit ke 00:50:

(TribunWow.com/Mariah Gipty)

Tags:
Virus CoronaCovid-19DokterJokowi
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved