Breaking News:

Virus Corona

Luhut Panjaitan Terang-terangan Ungkap Alasan Tak Ada Larangan Mudik, Ekonomi Jadi Pertimbangannya

Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Panjaitan terang-terangan ungkap alasannya tidak mengeluarkan larangan mudik di tengah Virus Corona.

Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Ananda Putri Octaviani
(Humas Kemenko Maritim dan Investasi)
Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Panjaitan terang-terangan ungkap alasannya tidak mengeluarkan larangan mudik di tengah Virus Corona. 

TRIBUNWOW.COM - Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan secara terang-terangan mengungkapkan alasannya tidak mengeluarkan larangan mudik di tengah wabah Virus Corona.

Dilansir TribunWow.com, Luhut mengatakan larangan untuk tidak melakukan mudik dirasa tidak efektif.

Dirinya menyebut meskipun dilarang, tetap banyak masyarakat yang nekat mudik.

Luhut Binsar Pandjaitan dalam saluran YouTube Kompas TV, Sabtu (4/1/2020).
Luhut Binsar Pandjaitan dalam saluran YouTube Kompas TV, Sabtu (4/1/2020). (YouTube Kompas TV)

Anies Lapor Maruf Amin soal Grafik Positif Virus Corona Terus Meningkat: Ini Agak Mengkhawatirkan

Maka dari itu, Luhut mengaku memilih untuk sekadar memberikan inbauan dengan harapan masyarakat bisa menyadarinya tanpa perlu dilarang.

Dalam tayangan Youtube KompasTV, Kamis (2/4/2020), Luhut hanya mengingatkan dengan melakukan mudik maka dirinya mempunyai risiko tinggi untuk terpapar Virus Corona.

Atau bahkan bisa juga menularkan ke keluarga tercinta yang berada di kampung halaman.

"Jadi yang pertama pertimbangan utamanya bahwa orang kalau diarang pun tetap mudik saja," ujar Luhut.

Jadi kita enggak mau, jadi sekarang kita inbau kesadaran bahwa kalau Anda mudik pasti bawa penyakit, hampir pasti bawa penyakit," imbuhnya.

"Kalau bawa penyakit itu di daerah sudah terbukti ada yang meninggal bisa keluargamu."

Menurut Luhut, sebatas imbauan sudah cukup untuk memberikan kesadaran untu para calon pemudik.

Selain itu juga, Luhut mengaku tetap mempertimbangkan masalah ekonomi.

"Nah kita nggak mau itu, oleh karena itu kita anjurkan untuk tidak mudik, karena jika mudik, kita berikan harus ada break kompensasinya di sini dan itu kita lakukan,"

"Jadi pertimbangan utama kita supaya ekonomi tidak mati sama sekali," jelasnya.

Cegah Corona, 30 Ribu Napi Dibebaskan Termasuk Koruptor dan Bandar Narkoba Yasonna Laoly: Ada Syarat

Selain itu, Luhut kemudian menjelaskan alasan mengapa tidak melakukan lockdown.

Sebelumnya pemerintah hanya memutuakan untuk pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Dikatakan oleh Luhut, kebijakan PSBB dirasa menjadi  pilihan tepat untuk menanganani kasus Covid-19.

Luhut juga bercermin pada negara India yang justru menimbulkan kerusuhan pasca diberlakukan lockdown di negaranya.

"Mungkin ini pilihan yang terbaik, dari banyak pilihan yang mungkin tidak cocok," ungkapnya.

"Katakan kita lockdown kita sudah lihat di India, Malaysia, di Cina sendiri hanya di Hubai itu yang lockdown."

Selain itu, pertimbangan lainnya yaitu dampak dari lockdown itu sendiri, khususnya untuk masayarakat Indonesia.

Masyarakat paling bawah dinilai akan merasakan dampak yang paling besar, terutama dari segi ekonomi.

"Jadi dari pertimbangan-pertimbangan semua itu, kita melihat dan kita sarankan ke Presiden," kata Luhut.

"Dan Preisden lebih jernih lagi melihat kalau kita lakukan dampak yang paling kena adalah masyarakat paling bawah," sambungnya.

Simak videonya:

Tak Hanya akan Ganti Libur Lebaran, Jokowi Fasilitasi Mudik dan Gratiskan Tempat Wisata

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan usulan untuk mengganti libur nasional Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran pada hari lain.

Dilansir TribunWow.com dari tayangan Youtube KompasTV, Kamis (2/4/2020), Jokowi mengatakan langkah tersebut dinilai bisa untuk menenangkan masyarakat.

Seperti yang diketahui masyarakat untuk saat ini diimbau untuk tidak melakukan mudik sampai masa darurat bencana Covid-19 berakhir.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar pembatasan interaksi antar masyarakat dilakukan lebih tegas.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas (Channel YouTube Sekretariat Presiden)

 Cegah Corona, 30 Ribu Napi Dibebaskan Termasuk Koruptor dan Bandar Narkoba Yasonna Laoly: Ada Syarat

Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan status darurat bencana Covid-19 di Indonesia selama 91 hari, terhitung sejak 29 Februari sampai 29 Mei 2020.

Itu artinya kemungkinan besar akan melewati waktu lebaran, karena Hari Raya Idul Fitri akan jatuh pada tanggal 23-24 Mei 2020.

Tidak hanya mewacanakan mengganti libur Lebaran, Jokowi juga akan memberikan fasilitas mudik pada libur pengganti tersebut.

Selain itu, tempat-tempat wisata di setiap daerah menurut Jokowi juga akan digratiskan demi menghidupkan kembali sektor pariwisata setelah mengalami penutupan.

"Untuk mudik, ini dalam rangka menenangkan masyarakat, mungkin mengganti hari libur nasional di lain hari untuk Hari Raya ini mungkin bisa dibicarakan," ujar Jokowi.

"Kemudian yang kedua memberikan fasilitas arus mudik bagi masyarakat pada hari pengganti tersebut," imbuhnya.

"Kemudian di lain hari juga bisa menggratiskan tempat-tempat wisata yang dimiliki oleh daerah."

 Simak Tata Cara Ajukan Keringanan Kredit dan Pinjaman bagi yang Terdampak Wabah Virus Corona

Dengan adanya solusi-solusi tersebut, Jokowi berharap bisa membatalkan niat para perantau untuk mudik di tengah wabah Virus Corona.

Para perantau juga diharapkan bisa kembali tenang jika tidak bisa mudik.

"Saya kira kalau skenario-skenario tersebut dilakukan kita bisa memberikan sedikit ketenangan pada masyarakat," pungkasnya.

Simak videonya:

(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)

Tags:
Luhut Binsar PanjaitanMudikCoronaCovid-19
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved