Virus Corona
Fadli Zon Imbau Menkes Minta Maaf soal Corona, Begini Jawaban KSP saat Ditanya Keberadaan Terawan
Perdebatan terjadi antara Politisi Partai Gerindra Fadli Zon dan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Danny Amrul Ichdan.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Perdebatan terjadi antara Politisi Partai Gerindra Fadli Zon dan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Danny Amrul Ichdan.
Dilansir TribunWow.com, Fadli Zon bahkan meminta Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto untuk meminta maaf akibat pernyataan yang disampaikan soal wabah Virus Corona.
Namun, menengahi perdebatan kedua tokoh tersebut, sang presenter justru menanyakan keberadaan Terawan kepada Danny Amrul Ichdan.
Hal itu terjadi dalam acara 'DUA SISI' tvOne, Kamis (2/4/2020).

• Tak Lakukan Salat Jumat Berturut-turut Tiga Kali karena Corona, Apa Hukumnya? Ini Kata MUI
• Sebut Kondisi Ironis, Fadli Zon Imbau Pemerintah Tak Mencla-mencle soal Corona: Presiden Bisa Kena
Pada kesempatan itu, mulanya Fadli Zon menilai pemerintah terlalu sibuk menyatakan diri bebas dari Virus Corona ketimbang melakukan sejumlah persiapan.
"Karena sibuk dengan denial selama berbulan-bulan itu tidak ada Corona di Indonesia, bahkan disuruh ini disuruh itu, macam-macam lah," jelas Fadli.
"Ini harus dicatat, kita bukan mau melihat ke belakang, tapi itu harusnya tidak boleh dilakukan oleh negara dalam membuat policy."
Menurut dia, pemerintah harus mempertanggungjawabkan semua kebijakan yang dibentuk untuk menangkal Virus Corona.
Termasuk Terawan, Fadli Zon meminta semua pihak yang pernah menganggap sepele Virus Corona untuk meminta maaf kepada publik.
"Intervensi kebijakan itu, negara harus bertanggung jawab," ujar Fadli Zon.
"Dan sekarang harusnya mereka-mereka yang ngomong itu minta maaf lah, Menteri Kesehatan yang jelas."
• Bela Jokowi yang Dituding Lamban Tangani Corona, Luhut Binsar: Dia Bukan Manusia yang Bisa Diatur
Menanggapi ucapan Fadli Zon, sang presenter justru menanyakan keberadaan Terawan kepada Danny Amrul.
"Menteri Kesehatan ke mana?," sahut presenter.
Namun, bukannya menjawab pertanyaan tersebut Danny Amrul justru menyampaikan imbauannya untuk Fadli Zon.
Danny meminta Fadli Zon tak terus mengungkit masa lalu saat pemerintah baru bersiap menghadapi wabah Virus Corona.
"Tadi kan Bang Fadli bilang enggak mau lihat ke belakang, jangan nengok ke belakang terus," imbau Danny.
Menjawab imbauan Danny, Fadli Zon balik memberikan peringatan kepada pemerintah agar tak lagi melakukan kesalahan dalam membuat kebijakan.
"Ya yang ke depan pun jangan sampai salah lagi, beberapa hari yang lalu aja udah berubah-ubah," ujar Fadli Zon.
Berusaha menengahi perdebatan keduanya, sang presenter lantas kembali menanyakan keberadaan Terawan.
"Menkesnya ke mana?," tanya presenter.
Menurut Danny, istana selama ini terus menjalin hubungan dengan Terawan.
Bahkan dalam kondisi wabah Virus Corona, Terawan dan semua menteri masih menjalani rapat melalui telepon.
"Loh Menteri Kesehatan kita setiap hari rapat kok, setiap hari kita kita bekerja sesuai dengan protokol," jawab Danny.
• Bela Jokowi yang Dituding Lamban Tangani Corona, Luhut Binsar: Dia Bukan Manusia yang Bisa Diatur
Simak video berikut ini menit ke-6.52:
Luhut Binsar Bantah Kerja Jokowi Lamban
Pada kesempatan lain, Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman dan Investasi, Luhur Binsar Pandjaitan membantah tudingan yang menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) lamban menangani wabah Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, Luhut Binsar menyatakan Jokowi harus memenuhi semua prosedur sebelum mengambil kejikan.
Menurutnya, Jokowi juga bukanlah sosok presiden yang bisa diatur-atur.
Karena itu, ia membantah jika dianggap kerap menjadi pembisik Jokowi dalam mengambil keputusan.
• Sampaikan 4 Strategi Penanggulangan Virus Corona di DKI Jakarta, Dokter Aman: Harus Sekarang
Melalui tayangan 'ROSI' KompasTV, Kamis (2/4/2020), Luhut membantah kerekatakan hubungan pemerintah pusat dengan DKI Jakarta.
Kabar adanya keretakan hubungan itu berhebus setelah Luhut membatalkan kebijakan Gubernur Anies Baswedan yang ingin melarang bus antar kota antar provinsi (AKAP) di wilayah DKI Jakarta.
"Hubungan kita sama DKI baik-baik aja kok, ada orang bikin gini bikin itu ya supaya bikin seolah-olah ramai," ucap Luhut.
"Enggak ada yang ramai, biasa-biasa aja kok."
Tak hanya dengan Pemrov DKI Jakarta, Luhut juga mengklaim hubungannya dengan semua menteri terjalin baik dan kompak.
"Enggak ada yang aneh kok, semua prosedur yang ada kita turuti aja," terang Luhut.
"Kita bekerja dalam sistem, hubungan kami di antara menteri-menteri juga bagus, kompak."
• Keluhkan Dampak Corona, Ussy Sulistiawaty: Kesusahan Segala Aspek, Mau Gimana Berusaha, Bertahan Aja
Meskipun begitu, Luhut mengaku menerima semua kritik yang dilayangkan pada pemerintah pusat, terutama soal penanganan Virus Corona.
Ia menjelaskan, tak ada satupun hal yang bisa dilakukan secara sempurna.
"Dengan daerah juga kompak, ada kadang-kadang kritik sana-sini diluruskan," kata Luhut.
"Mau sempurna ya enggak bisa lah namanya aja di dunia kok. Jadi enggaka ada yang aneh kalau menurut saya."
Terkait hal itu, ia lantas menyinggung berbagai tudingan yang menyebut Jokowi lamban membuat kebijakan untuk menangani Virus Corona.
Menurut Luhut, selama ini presiden sudah mengikuti prosedur yang jelas sebelum mengambil keputusan.
"Orang bilang presiden lambat memerintah, mananya yang lambat?," tanya Luhut.
"Proses pengambilan keputusan kan kentara, kita harus dengerin informasi-infomasi dari berbagai pihak sebelum kita membuat keputusan itu untuk memperkecil kemungkinan kesalahan."
Lantas, ia menyebut telah belajar dari sejumlah negara soal penanganan Virus Corona sebelum memberikan masukan kepada presiden.
Luhut pun membantah jika disebut hanya dirinya yang kerap memberikan masukan kepada Jokowi.
• Keluhkan Dampak Corona, Ussy Sulistiawaty: Kesusahan Segala Aspek, Mau Gimana Berusaha, Bertahan Aja
"Kita belajar dari India, kita belajar dari Italia, China, Korea Selatan, Malaysia. Kita belajar semua belajar, kita berikan pandangan kepada presiden," ucapnya.
"Jangan dibilang hanya saya, saya hanya bagian dari sistem itu."
Tak hanya itu, Luhut juga membantah jika disebut sebagai pembisik Jokowi.
Ia menegaskan bahwa Jokowi bukanlah sosok presiden yang bisa diatur-atur.
"Kadang orang bilang 'Menko Maritim pembisik', presiden itu bukan manusia yang bisa diatur-atur kok," pungkasnya. (TribunWow.com/Jayanti Tri Utami)