Tips Kesehatan
Imboost Disebut Dapat Sebabkan Reaksi Imun Berlebih, Begini Penjelasan Apoteker
Suplement Imboost disebut dapat menyebabkan reaksi imun berlebihan terhadap virus. Begini penjelasan apoteker.
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Beredar informasi yang menyebutkan bahwa suplement Imboost menyebabkan reaksi imun berlebihan terhadap virus.
Sehingga dapat merusak organ tubuh dan tidak baik dikonsumsi saat wabah Virus Corona atau Covid-19.
Apoteker di Dinas Kesehatan Pangkalpinang sekaligus Penanggung Jawab Cabang (PC) IAI Pangkalpinang, Indah menjelaskan mengenai suplement Imboost tersebut.
"Imboost adalah obat herbal yang dapat meningkatkan sistem imunitas tubuh yang diproduksi PT Soho, ada tablet dan sirup," kata Indah saat dikonfirmasi bangkapos.com, Kamis (2/4/2020).
• Ancaman Presiden Filipina Duterte bagi Penganggu Lockdown: Saya Perintah Polisi Tembak Mati Mereka
Kandungan Imboost berupa ekstrak tanaman echinacea, jenis bunga 250 mg berkhasiat immunomodulator, ekstrak black elderberry dari buah berry 400 mg.
"Di Indonesia dan sebagainya efektif mengatasi flu/pilek karena mengandung flavonoid dan zinc picolinate 5 mg jenis mineral penting bagi tubuh sebagai anti oksidan," jelas Indah.
Lebih lanjut ia menyebutkan ada lima macam sediaan jadiIimboost yakniIimboost biasa, Imboost Force, Imboost Force Extra Strength, Imboost Kids Syrup dan Imboost Force Syrup.
"Dikonsumsi oleh dewasa dan anak >2 tahun. Dikonsumsi sesuai dosis berdasarkan usia Dldan jenis varian produk," tuturnya.
Dihubungi terpisah, Apoteker Farmasi Klinik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Depati Hamzah Apt.Sudarsono M.Sc mengatakan hal serupa.
"Imboost merupakan produk yang telah resmi memiliki izin edar resmi dari BPOM dengan kandungan Echinacea 250 mg dan Zinc Picolinate 10 mg. Indikasi utamanya untuk Membantu memelihara daya tahan tubuh," jelas Sudarsono.
• Alasan Jokowi Pilih PSBB Ketimbang Karantina Wilayah, Pihak Istana: Presiden Tak Andalkan Intuisi
Dia mengaku, beberapa waktu ini Imboost memang menjadi kontroversi di masa pandemi Covid-19 karena kandungan echinacea.
"Sebenarnya hal ini sudah diklarifikasi oleh banyak pakar diantaranya adalah Prof Apt Zullies Ikawati (guru besar Farmasi UGM) dan DR (Cand).dr. Inggrid Tania," ungkap Sudarsono.
Dikutip dari klarifikasi Prof Apt Zullies Ikawati (guru besar Farmasi UGM) diinfokan Sudarsono kepada bangkapos.com bahwa :
Sebenarnya efek jangka panjang Echinacea belum diketahui pasti, tetapi para ahli menyarankan pemakaian tidak lebih dari delapan minggu.
Penolakan terhadap Echinacea mungkin karena beberapa waktu lalu viral informasi bahwa Echinace menyebabkan keparahan Covid-19.
Hal ini menurut saya tidak benar, karena hal itu didasarkan dari penelitian pada sel kultur, yang tidak bisa langsung diekstrapolasikan kepada manusia.
• Prabowo akan Datangkan Lagi 100 Ribu Alat Kesehatan untuk Tenaga Medis dalam Tangani Virus Corona
Selain itu hasil penelitiannya pun kadang bertolak belakang, sebagian melaporkan bahwa Echinace dapat meningkatkan sekresi sitokin tertentu, sedangkan studi lain sebaliknya.
Namun juga sulit untuk membandingkan masing-masing penelitian itu secara head to head, karena sel yang digunakan juga berbeda, konteks penelitiannya berbeda, dosis berbeda.
Selain itu, masalahnya juga bahwa ternyata sediaan yang mengandung echinace itu sangat bervariasi, baik komposisinya, jumlah echinaceae, juga bentuk ekstrak yang digunakan, maupun bahan yang digunakan apakah dari daun, batang, atau akarnya.
Jadi info viral kemarin tidak benar, dan sepertinya sudah ada yang mencoba mengklarifikasi. (Bangkapos.com/Cici Nasya Nita)
Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Apa Itu Imboost? Yang Disebut-sebut Picu Imun berlebih, Begini Penjelasan Apoteker