Virus Corona
Anies Baswedan Buka Tuntutan RS Swasta: Supaya Mereka Tetap Mau Menerima Kasus Covid-19
Anies menyampaikan kepada Wapres RI Ma'ruf Amin, terkait apa saja yang diinginkan oleh rumah sakit swasta terkait penanganan pasien Corona
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melaporkan kendala yang dihadapi oleh rumah sakit di Ibu Kota terkait penanganan pasien Virus Corona (Covid-19).
Laporan tersebut ia sampaikan kepada Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin lewat teleconference, pada Kamis (2/4/2020).
Dikutip dari YouTube Kompastv, Kamis (2/4/2020), awalnya Anies memaparkan data rumah sakit yang menjadi tempat penanganan pasien Covid-19.

• Anies Baswedan Yakin Banyak Pasien Corona Tak Terdeteksi: Tesnya Sedikit, Jumlah Positif Sedikit
Total terdapat 70 rumah sakit yang aktif menangani pasien Covid-19, sedangkan 13 di antaranya menjadi rumah sakit rujukan.
"Ada 1.300 pasien yang saat ini dirawat, masih ada 707 yang sedang antre menunggu hasil labnya," ujar Anies.
Kemudian Anies menjelaskan hal yang dikeluhkan oleh rumah sakit swasta.
"Ada satu permintaan yang mungkin perlu menjadi perhatian bagi pemerintah," kata Anies.
Mantan Menteri Pendidikan, dan Kebudayaan tersebut mengatakan bahwa rumah sakit swasta berharap agar pembayaran dana BPJS Kesehatan dari pemerintah bsia sampai tepat waktu.
"Adalah rumah-rumah sakit ini, 70 itu banyaknya adalah swasta, mereka mengharapkan dukungan BPJS agar tidak ada keterlambatan dalam pembayaran tagihan-tagihannya, karena mereka harus bergerak cepat, mengelola cash flow-nya juga tidak mudah, dan yang harus ditangani jumlahnya banyak," papar Anies.
Anies menegaskan pembayaran BPJS Kesehatan harus benar-benar diperhatikan, agar pihak rumah sakit swasta mau terus bersedia menerima pasien Covid-19.
"Jadi memastikan bahwa tidak ada keterlambatan pembayaran jadi penting sekali, supaya mereka tetap mau menerima kasus Covid ini," ujarnya.
"Secara umum, rumah sakit itu berkewajiban untuk menerima kasus Covid, dan selama ini juga ditangani," lanjut Anies.
• Cemaskan Mobilitas Masyarakat ke Luar Jakarta, Anies Baswedan Sampaikan Kekhawatirannya pada Wapres
Minta Dukungan Alat Testing
Kedua, Anies menginginkan agar pemerintah pusat bisa membantu pengadaan alat tes Covid-19 di Jakarta dengan jumlah yang lebih banyak.
Menurutnya pengadaan alat tes juga termasuk prioritas penting agar pemerintah mampu mendeteksi dini pasien Covid-19.
"Perlu sekali Pak di Jakarta ini dukungan untuk kecepatan melakukan testing, supaya kita bisa mendeteksi lebih awal orang-orang yang terpapar," kata Anies.
"Banyak dari kasus itu terlambat tahunya, terlambat penanganannya, akibatnya fatal, atau kita terlambat mendeteksi, sehingga dia sudah menularkan kepada yang lainnya," tambahnya.
• Anies Baswedan Kirim Surat ke Menkes agar Tetapkan PSBB untuk Jakarta: Ini Sangat Mengkhawatirkan
Simak videonya mulai menit ke-7.30:
Anies Baswedan Akui Kondisi DKI Mengkhawatirkan
Sebelumnya, Anies Baswedan juga telah memperingatkan bahwa situasi di Ibu Kota, kini sangat mengkhawatirkan akibat pandemi Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, Anies Baswedan berkaca pada tingginya jumlah pasien positif dan angka kematian kasus Virus Corona di Jakarta.
Dalam tayangan Youtube KompasTV, Senin (31/3/2020), Anies mengatakan sudah ada 283 pemakaman dengan menggunakan prosedur jenazah Covid-19.

• Karantina Wilayah DKI Jakarta, Anies Baswedan Minta 5 Sektor Ini Tetap Jalan di Tengah Virus Corona
Jumlah tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pertamanan dan Hutan Kota.
Namun, menurut Anies, tidak semuanya yang meninggal sudah dipastikan positif Covid-19.
Sedangkan diketahui, untuk jumlah kematian yang sudah terkonfirmasi positif adalah 78 kasus.
"Data dari Dinas Pertamanan dan Hutan Kota, ini adalah Dinas yang mengurusi Pemakaman, di bulan Maret ini terjadi pemulasaran dan pemakaman dengan menggunakan protap Covid-19," ujar Anies.
"Protap itu antaranya bahwa jenazah dibungkus dengan plastik, menggunakan peti, lalu harus dimakamkan kurang dari empat jam, lalu petugasnya menggunakan APD," jelasnya.
"Sejak tanggal enam ada itu mulai ada kejadian pertama sampai kemarin tanggal 29, itu ada 283 kasus," imbuh Anies.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menjelaskan karena tidak semua yang meninggal sudah mengikuti tes Covid-19.
Ataupun masih berstatus pasien dalam pengawasan dan menunggu hasil tes.
"Artinya ini adalah mungkin mereka-mereka yang belum sempat dites karena itu tidak bisa disebut sebagai positif," jelas Anies.
"Atau sudah dites tapi belum ada hasilnya kemudian wafat, ini menggambarkan bahwa situasi di Jakarta terkait Covid-19 amat mengkhawatirkan," sambungnya.
Maka dari itu, Anies meminta dengan sangat kepada seluruh masayarakat Jakarta untuk tidak menyepelekan Virus Corona, serta tetap mengikuti imbauan dari pemerintah, yakni tetap di rumah dan menerapkan social distancing.
Harapannya angka tersebut bisa menjadi tolok ukur keadaan darurat di Jakarta akibat Covid-19, supaya bisa menjadi perhatian lebih.
Dirinya juga berharap kasus kematian di Jakarta tidak terus mengalami peningkatan pada setiap harinya.
"Karena itu saya benar-benar meminta kepada seluruh masyarakat Jakarta, jangan pandang angka ini sebagai angka statistik, 283 itu bukan angka statistik, itu adalah warga kita bulan lalu sehat, yang bulan lalu bisa berkegiatan," tegasnya.
"Mereka punya anak, mereka punya istri, punya saudara dan ini semua harus kita cegah pertambahannya dengan secara serius melakukan pembatasan, tinggalah di rumah, disiplin untuk menjaga jarak, lindungi diri, lindungi keluarga, lindungi semua."
"Jangan sampai dinas pertamanan dan hutan kota yang mengurusi makam ini mempunyai angka lebih tinggi lagi," pungkasnya.
Simak videonya:
(TribunWow.com/Anung/Elfan)