Breaking News:

Virus Corona

Sikapi Kelangkaan Masker, Dokter Erlina: Orang Sakit yang Tidak Memakai Masker Jadi Sumber Penularan

Menyikapi kelangkaan masker, Dokter Spesialis Paru (RSUP) Persahabatan, dr. Erlina Burhan minta sediakan masker bagi tenaga medis dan orang sakit.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
Tribun-Video/Buyung Haryo
ILUSTRASI Virus Corona 

TRIBUNWOW.COM - Menyikapi kelangkaan masker yang terjadi, Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, dr. Erlina Burhan Sp.P(K),M.Sc, pH.D meminta masyarakat untuk menyediakan masker bagi tenaga medis dan orang sakit.

Diketahui sejumlah fasilitas kesehatan sempat mengeluhkan kurangnya ketersediaan masker di pasaran.

Padahal petugas medis sangat membutuhkan alat pelindung diri (APD) tersebut untuk merawat pasien khususnya dalam menangani pasien positif Covid-19.

Jelaskan tentang Jenis-jenis Masker, Dokter Erlina Ingatkan: Masker N-95 Hanya Dipakai Petugas Medis

Melalui sebuah konferensi pers yang dilaksanakan pada Rabu (1/4/2020) pukul 09.30 WIB, di kantor Graha Badan Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, dr. Erlina sampaikan sejumlah pesan.

Dalam tayangan resmi BNPB yang diunggah di laman YouTube BNPB Indonesia, Rabu (1/4/2020), Erlina meminta pada masyarakat agar tidak membeli masker dalam jumlah banyak, sehingga mengakibatkan kelangkaan.

"Bukan hanya di Indonesia, tapi juga negara-negara lain di dunia, dengan adanya wabah Covid-19 ini, terjadi kelangkaan masker," kata Erlina.

"Oleh sebab itu saya minta kepada masyarakat, jangan panic buying, karena masker ini diperlukan terutama untuk tenaga-tenaga kesehatan dan orang sakit," imbuhnya.

Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, dr. Erlina Burhan Sp.P(K),M.Sc, pH.D -, menjelaskan mengenai jenis-jenis masker yang dapat dipakai di tengah pandemi Virus Corona, Rabu (1/4/2020).
Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, dr. Erlina Burhan Sp.P(K),M.Sc, pH.D -, menjelaskan mengenai jenis-jenis masker yang dapat dipakai di tengah pandemi Virus Corona, Rabu (1/4/2020). (YouTube BNPB Indonesia)

Erlina menyebutkan bahwa kelangkaan masker dapat berujung membahayakan diri sendiri dan masyarakat lain.

Ia menyatakan bahwa apabila orang yang sakit tidak bisa mendapatkan masker, maka orang tersebut bisa menjadi sumber penularan bagi sekitarnya.

"Jadi orang sehat yang memborongnya memakainya, jadi ketersediaan masker ini tidak ada lagi untuk tenaga kesehatan dan orang yang sakit. Ini berbahaya," jelas Erlina.

"Kalau orang yang sakit tidak ada akses terhadap masker, maka bisa jadi orang sakit ini akan terus menjadi sumber penularan bagi kita semua," sambungnya.

Ia lalu berpesan pada masyarakat agar mau menyediakan masker tersebut untuk orang-orang yang lebih membutuhkan.

"Jadi mohon masker-masker ini disediakan untuk tenaga kesehatan dan orang-orang yang sakit, atau orang-orang sehat tapi merawat orang yang sakit," tandasnya.

Efektivitas Penggunaan Masker

Erlina menyatakan kemampuan masker dalam melindungi pemakai dari tetesan (droplets), cipratan di udara (aerosol), maupun penyebaran melalui udara (airborne), berbeda-beda sesuai fungsi dan bahan masker.

Ia menyebutkan bahwa masker kain dapat melindungi dari droplets, namun tidak bisa melindungi dari partikel virus yang menyebar melalui aerosol dan airborne.

Jelaskan Protokol Penggunaan Masker dengan Benar, dr Erlina: Jangan Merasa Aman setelah Lepas Masker

"Perlindungan terhadap droplets ada, tetapi tidak ada perlindungan terhadap aerosol ataupun partikel yang airborne," jelas Erlina.

"Jadi pencegahan keluarnya droplets saat batuk atau bersin pada pemakai hanya bisa bila dropletsnya besar, tapi bila dropletsnya kecil tidak bisa."

"Efektivitas filtrasinya adalah pada partikel dengan ukuran 3 mikron itu bisa 10 sampai 60 persen partikel tersebut bisa dicegah," imbuhnya.

Kekurangan dari masker kain adalah adalah adanya kemungkinan kebocoran, namun keuntungannya adalah masker ini dapat dipakai berulang.

"Dan tentu saja karena ini masker kain, ada kebocoran," kata Erlina.

"Keuntungannnya adalah masker ini dapat dipakai berulang tapi tentu saja perlu dicuci."

"Dicuci dengan detergen dan bila perlu memakai air panas, karena detergen dan air yang hangat itu bisa mematikan virus," sambungnya.

Selanjutnya Erlina menyinggung mengenai masker bedah yang biasanya digunakan oleh tenaga medis untuk melayani pasien di fasilitas kesehatan.

"Masker bedah ini adalah perlindungan terhadap droplets. Jadi memang dipakai untuk melindungi kita dari droplets yang dikeluarkan oleh orang lain," terang Erlina.

Ia menyebutkan bahwa seperti masker kain, masker jenis ini tidak bisa dipakai untuk melindungi terhadap pertikel yang bersifat aerosol ataupun airborne.

Mengenai efektivitas masker bedah, Erlina menyebutkan kemampuan masker tersebut yang bisa menyaring 30 hingga 90 persen partikel.

"Efektivitasnya adalah bisa memfiltrasi 30 sampai 95 persen partikel dengan ukuran 0,1 mikron," kata Erlina menerangkan.

"Tapi tentu saja ada kebocorannya terutama dari samping kiri kanan, karena tidak sepenuhnya sempurna bisa menutupi wajah."

"Ini sekali pakai, dan durasinya tergantung dari kondisi, kalau sudah basah mestinya masker bedah ini segera diganti," jelasnya.

Dokter yang merupakan juru bicara dari RSUP Persahabatan yang merupakan rujukan pasien terinfeksi Covid-19 tersebut menyinggung mengenai masker N-95 yang hanya boleh dipakai petugas kesehatan.

"Berikutnya masker N-95 atau sejenis. Masker ini mempunyai proteksi yang sangat baik untuk droplets dan mempunyai proteksi yang sama untuk partikel aerosol atau airborne," ucap Erlina.

"Makanya ini dianjurkan dipakai oleh petugas kesehatan, bukan masyarakat umum."

"Efektivitasnya cukup tinggi, memfiltrasi partikel 0,1 mikron itu sampai 95 persen, makanya namanya N-95," terangnya.

Keuntungan lain dari masker jenis ini adalah tidak adanya kebocoran bila dipakai dengan benar.

Apresiasi Kinerja Petugas Medis, Moeldoko Serahkan Bantuan Satu Juta Masker dan Sarung Tangan

"Tidak ada kebocoran kalau dipakai dengan baik. Ini sebetulnya bila terjadi kelangkaan dapat dipakai berulang tentu saja dengan tata cara khusus," kata Erlina menjelaskan.

"Seperti misalnya setelah dipakai, dijemur di bawah sinar matahari untuk 3 sampai 4 hari sehingga virusnya sudah mati, kemudian baru bisa dipakai kembali,"tandasnya.

Hal ini hanya berlaku apabila stok masker N-95 tersebut sangat sedikit, namun bila masih ada stok, masker jenis ini tidak dianjurkan untuk dipakai berulang.

Kemudian wanita yang tergabung dalam Tim Dokter Perawatan Pasien Covid-19 RSUP Persahabatan tersebut menyebutkan mengenai masker terakhir yang dirasa paling efektif untuk menangkal partikel.

"Selanjutnya ada masker yang jarang kita lihat, face respirator, yang mempunyai perlindungan terhadap droplets, aerosol atau airborne. Tetapi ini biasanya dipakai di industri," ujar Erlina menjelaskan.

"Efektivitasnya bisa memfiltrasi partikel 0,1 mikron sampai diatas 99 persen, nyaris 100 persen. Tidak ada kebocoran, dapat dipakai berulang, tapi tentu saja perlu dibersihkan dengan desinfektan secara benar."

"Dan masker ini biasanya dipakai di industri yang terdapat gas-gas yang berbahaya," pungkasnya.

Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke-02:52:

(TribunWow.com/Via)

Baca juga di Tribunnews.com dengan judul Sikapi Kelangkaan Masker, Dokter Erlina: Orang Sakit yang Tidak Memakai Masker Jadi Sumber Penularan

Tags:
Erlina BurhanVirus CoronaCovid-19RSUP PersahabatanBNPB
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved