Virus Corona
Pembangunan Ibu Kota Baru Tetap Jalan di Tengah Virus Corona, Said Didu: Luhut Hanya Pikirkan Legacy
Said Didu menyoroti kebijakan dari Menteri Luhut Binsar Panjaitan soal pembangunan Ibu Kota Baru di tengah panedemi Virus Corona.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Mantan Sekretaris Menteri BUMN, Said Didu menyoroti kebijakan dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan soal pembangunan Ibu Kota Baru di tengah panedemi Virus Corona.
Seperti yang dikabarkan sebelumnya, pembangunan atau pemindahan Ibu Kota Baru masih akan terus berjalan meskipun negara sedang menghadapi wabah Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, Said Didu menilai perekonomian Indonesia jelas sangat terganggu dengan hal itu, karena tidak ada pemasukan, tetapi pengeluaran negara justru meningkat.
Apalagi sebelumnya, negara sudah mengeluarkan anggaran yang cukup besar untuk pembangunan Ibu Kota Baru.

• Update Jumlah Pasien Positif Virus Corona DKI Jakarta Jadi 701 Kasus, Berikut Peta Sebarannya
Meski begitu, Said Didu tidak serta merta menyoroti Luhut, karena dirinya menilai keputusan akhir tetap kembali lagi di tangan Presiden Joko Widodo (jokowi).
"Saya pikir tidak mungkin Luhut dan Bapenas menyatakan itu kalau bukan melaksanakan arahan dari Bapak Presiden, jadi jangan kita lihat Luhutnya," ujar Said Didu.
Said Didu mengatakan wabah Virus Corona akan semakin merusak laju perekonomian Indonesia.
Menurutnya, Menteri Keuangan, Sri Mulyani sedang pusing memikirkan perekonomian tersebut.
Bahkan Menteri Sri Mulyani juga sampai membuka donasi bagi masyarakat atau pengusaha untuk memberikan sumbangan untuk menangani kasus Virus Corona.
"Dan saya pikir Bu Sri Mulyani sudah betul-betul galau dengan ngototnya untuk membangun Ibu Kota. Bu Sri Mulyani sudah mengatakan bahwa akan menjual aset untuk membangun Ibu Kota," jelasnya.
"Ditambahkan kemarin, dia mau membentuk dompet sumbangan untuk mencari dana pencegahan Corona."
"Sri Mulyani sudah jujur menyatakan beban APBN sangat berat, memang ini berat sekali," kata Said Didu.
"Pengeluaran pasti membengkak, karena adanya pengeluaran tidak terduga yaitu Corona, yang kedua penerimaan dipastikan turun karena pertumbuhan ekonomi turun, ekonomi berhenti, kemudian pajak juga relaksasi, terus butuh anggaran besar," imbuhnya.
• Kumpulkan Rp 10 M untuk Wabah Corona, Najwa Shihab Jelaskan Distribusi Dana Konser Musik #dirumahaja
Maka dari itu dengan melihat situasi dan kondisi yang sedang dialami oleh Indonesia, Said Didu yakin masyarakat sudah bisa menilai sendiri soal kebijakan dari pemerintah.
Menurutnya, pemerintah lebih mengutamakan kepentingan legacy atau bentuk nyata dari kepemimpinannya dibandingkan dengan kesejahteraan bahkan keselamatan masyarakat.
Said Didu mengatakan yang menjadi prioritas pemerintah adalah legacy, padahal hal tersebut belum tentu berguna untuk masayarakat itu sendiri.
"Sekarang dengan pernyataan Pak Luhut dan Bapenas demikian, di sinilah masayakat bisa menilai, sebenarnya kemana pemerintah berpihak dalam membangun negeri ini," ungkapnya.
"Artinya, dari awal kita lihat bahwa masalah kemanusiaan dan masalah kesejahteraan masyarakat umum selalu diprioritaskan di bawah."
"Yang selalu diprioritaskan di atas adalah legacy, legacy untuk menghasilkan sesuatu yang sebenarnya mengorbankan kepentingan masyarakat," jelasnya.
Lebih lanjut, Said Didu berpendapat, sebagai seorang pemimpin, sudah seharunya kepentingan masayarakat menjadi prioritas utama.
Terlebih pada kasus ini menyangkut soal kesehatan dan keselamatan hidup.
Maka dari itu, seharusnya dana untuk pembangunan Ibu Kota bisa lebih dulu dialihkan untuk penangan Virus Corona.
Karena seperti yang diketahui, dana untuk wabah Virus Corona, khususnya menyediakan fasilitas kesehatan bisa dikatakan minim.
• Ambil Tindakan Pencegahan Virus Corona, KAI Batalkan 28 Rute Perjalanan, Air Asia Tutup Penerbangan
"Sekarang dengan terjadinya Corona ini, yang dikorbankan bukan lagi kesejahteraan, tetapi keselamatan masayarakat," beber Said Didu.
"Karena Bu Sri Mulyani sudah kewalahan dana untuk menangani kasus Corona, sementara Luhut masih ngotot untuk tidak menganggu dana yang ada untuk pembangunan Ibu Kota."
"Sebenarnya, kalau seorang pemimpin maka akan mengalihkan semua anggaran-anggaran yang legacy dia kedepan demi menyelamatkan nyawa rakyat."
"Kelihatannya Beliau lebih memilih legacy daripada menyelamatkan nyawa rakyat," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 1.20
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)