Virus Corona
Punya Riwayat ke Luar Negeri, Jurnalis Ini Bagikan Pengalamannya saat Jalani 'Rapid Test' Corona
Salah seorang warga negara Indonesia yang baru pulang dari luar negeri membagikan pengalamannya menjalani rapid test.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Pemerintah Indonesia telah melaksanakan rapid test yang telah berhasil dilakukan di sejumlah wilayah.
Seorang warga negara Indonesia yang baru pulang dari luar negeri membagikan pengalamannya menjalani rapid test.
Lelaki yang berprofesi sebagai seorang jurnalis tersebut merekam prosesi pemeriksaan rapid test yang dialami.
• Pemerintah Belum Terapkan Lockdown, Mahfud MD Ingat Nasib Warga Kelas Bawah: Pada Menangis
Dilansir KompasTV, Minggu (29/3/2020), jurnalis kantor berita luar negeri yang enggan disebutkan namanya tersebut pernah memiliki riwayat bepergian dari luar negeri.
Saat berada di bandara ia diminta mengisi data kesehatan dan mengisolasi diri selama 14 hari.
Pria tersebut kemudian melakukan karantina mandiri di apartemennya, lalu tiga petugas kesehatan datang dan melakukan rapid test kepadanya.
"Begitu saya sampai di Jakarta saya langsung ke sini, belum ke keluarga," ujar pria tersebut pada petugas.
Pelaksanaan rapid test tersebut hanya membutuhkan waktu beberapa menit, dan dilakukan dengan mengambil sampel darah.
Alat yang akan digunakan dibungkus dengan plastik sehingga satu alat hanya dapat digunakan satu orang.
Alat rapid test yang telah diberi sampel darah kemudian akan menghasilkan tanda garis.
Dua tanda garis diartikan bahwa orang tersebut positif terinfeksi Virus Corona, namun bila yang muncul hanya satu garis, berarti orang tersebut tidak terpapar Covid-19.
• Atasi Stres dan Bosan saat Isolasi Mandiri, Ketua Aliansi Telemedia: Menanam Pohon dan Usaha Online
Bila hasil yang keluar positif, maka orang tersebut harus melakukan swabs dan dites lebih lanjut dengan metode PCR.
Juru Bicara Tim Dokter Pasien Covid-19 RSUP Persahabatan, Jakarta, dr. Erlina Burhan mengungkapkan mengenai keefektifan langkah pemerintah dalam menganggulangi Covid-19, dengan melaksanakan rapid test.
"Kita lihat dulu rapid test-nya ini cerologi atau yang antigen," ujar Erlina seperti dikutip TribunWow.com dari tvOneNews, Sabtu (21/3/2020)
Ia menyebutkan rapid test cerologi kurang efektif karena dapat menghasilkan false negative atau mengeluarkan hasil negatif padahal sebenarnya positif.
"Karena kalau rapid test yang dasarnya adalah cerologi, yang periksa darah, itu baru positif kalau ada antibodi, dan antibodi ini baru ada kalau sudah ada gejala," jelas Erlina.
"Nah, jadi kalau di awal-awal kita memakai rapid test yang cerologi atau antibodi ini, maka akan false negative," sambungnya.
Erlina menyarankan agar pada fase awal pemeriksaan, pemerintah menggunakan rapid test antigen.
Rapid test antigen tersebut mendeteksi virus yang ada di spesimen cairan tenggorokan pasien, sehingga lebih efektif.
Namun ia mengatakan tes paling efektif adalah Tes PCR yang digunakan Indonesia saat ini.
Tes PCR adalah tes yang juga dilakukan dengan menguji spesimen cairan tenggorokan pasien.
Tes ini lebih akurat mendeteksi Virus Corona, namun membutuhkan beberapa waktu untuk mengetahui hasilnya.
"Butuh waktu sampai satu hari, dan itu sifatnya harus di lab. Sementara rapid test ini dapat dilakukan di setiap faskes (fasilitas kesehatan)," kata Erlina.
• Kondisi Terkini Suspect Corona di Solo yang Sempat Rewang Tetangga, Kini Dinyatakan Sembuh
Erlina menyebutkan pemerintah bisa menggunakan kedua jenis rapid test, namun ia mewanti-wanti untuk lebih memperhatikan masyarakat yang akan dites.
Apabila belum muncul gejala, jangan dilakukan tes secara cerologi, namun dengan tes antigen.
Sehingga keakuratan dari tes tersebut bisa dipertanggungjwabkan dan masyarakat yang telah dites mengetahui kondisi tubuh sebenarnya.
Ditakutkan apabila muncul adanya false negative, padahal virus tersebut sudah ada di tubuh, orang yang menyangka dirinya sehat itu akan berinteraksi dengan orang lain sehingga virus makin menyebar.
Diketahui hingga saat ini, kasus Positif Virus Corona di Indonesia semakin bertambah.
Dalam sebuah konferensi pers yang dilakukan pada Sabtu, (28/3/2020), Juru Bicara Pemerintah Terkait Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menyampaikan informasi terkait Virus Corona tersebut.
Data yang dihimpun per Sabtu (28/3/2020), pukul 12.00 WIB, total pasien terinfeksi Virus Corona mencapai 1.115 orang.
Dalam 24 jam terakhir, ada penambahan kasus baru sebanyak 109 pasien positif.
Sementara itu, kasus kematian bertambah sebanyak 15 orang, dengan total kematian selama ini 102 orang.
Sedangkan sejumlah 59 orang pasien dinyatakan sembuh dan sudah diperbolehkan untuk kembali ke rumah masing-masing.
Lihat tayangan selengkapnya dari menit pertama.
(TribunWow.com/Via)