Virus Corona
Makin Keras Larang Warganya Mudik, Ini Pesan Lengkap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo makin keras melarang warganya yang merantau di daerah lain untuk pulang kampung atau mudik.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo makin keras melarang warganya yang merantau di daerah lain untuk pulang kampung atau mudik.
Ganjar Pranowo makin tegas melarang warganya pulang untuk mencegah penyebaran Virus Corona yang sangat cepat meningkat.
Hal itu diungkapkan Ganjar Pranowo melalui tayangan video yang diunggah di akun resmi Instagramnya @ganjar_pranowo pada Jumat (27/3/2020).
• Dokter Tirta Temui Anies Baswedan Minta Segera Karantina Wilayah: Yang Nongkrong Bubarin Semua
"Bapak Ibu, mohon maaf kalau saya semakin keras mengingatkan panjenengan. Ini semua tidak lepas dari peningkatan Virus Corona di Jateng yang sangat cepat," tegas Ganjar.
Ia lantas memberikan contoh bagaimana cepatnya pertambahan kasus Virus Corona di Jawa Tengah.
Hingga Jumat, tercatat sudah ada 40 kasus confirm Virus Corona dan enam di antaranya meninggal dunia.
"Dalam tiga hari, pasien terkonfirmasi positif melonjak dari 19 orang menjadi 40 orang dan sudah ada 6 orang yang meninggal," ujarnya.
Sedangkan sudah ada ribuan Orang Dalam Pengawasan (ODP) serta ratusan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Virus Corona.
"Jumlah orang dalam pengawasan atau ODP naik drastis hingga 3.638 orang, serta pasien dalam pengawasan 294 orang," ungkap Ganjar.
Ganjar menduga kenaikan pasien Virus Corona karena banyaknya pemudik ke daerah masing-masing.
Bahkan ada puluh ribuan warga perantau yang kembali ke Jawa Tengah.
• Gubernur Jateng Ganjar Pranowo Imbau Jangan Pulang Kampung: Saya Tahu Anda Bosan dan Sakit
"Kenaikan signifikan ini dugaan kami salah satunya karena adanya lonjakan warga perantauan yang mudik ke wilayah Jawa Tengah."
"Hingga Kamis (26/3/2020), ada 46.018 pemudik dari berbagai provinsi yang pulang ke Jawa Tengah," ujar Ganjar.
Lalu, ia akan melakukan langkah yang sama dengan Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwana yang akan menetapkan status ODP bagi semua pemudik.
"Saya sepakat dengan Sri Sultan Hamengku yang ke-X, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta semua pemudik otomatis masuk kategori ODP, semua."
"Maka semua Bupati, Wali Kota, hingga Kepala Desa agar mendata siapa saja pemudik yang sudah datang," tegas dia,
Gubernur yang juga mantan Anggota DPR RI ini mengatakan bahwa ODP harus diisolasi.
• Tanggapi Status Lockdown Kota Tegal karena Virus Corona, Mahfud MD: Harus Lewat PP
Namun, jika ada yang merasa memiliki gejala harus segera melapor.
"Dan kemudian pemudik ini harus mengisolasi diri selama 14 hari, segeara melapor jika merasakan gejala sakit agar segera ditangani," kata dia.
Ganjar menambahkan, dirinya sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah lain untuk melarang warga tidak mudik.
"Kemarin sudah berkoordinasi dengan Pemda DKI, dengan Gubernur Jawa Barat, selanjutnya saya akan koordinasi dengan Gubernur Jawa Timur kita membuat kesepakatan bersama untuk melarang warga pulang ke daerah asal," imbaunya.
Lihat videonya mulai menit ke-2:45:
Dokter Tirta Minta Jakarta Karantina Wilayah agar Warga Tak Bisa Mudik
Dokter sekaligus Influencer Kesehatan, Tirta Mandira Huda mengaku sudah bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan terkait penanganan Virus Corona di DKI Jakarta.
Dokter Tirta meminta agar pemerintah secara tegas segera melalukan karantina wilayah.
Hal itu disampaikan dokter Tirta saat menjadi narasumber di acara Sapa Indonesia Malam Kompas TV pada Jumat (27/3/2020).
• Banyak Perantau yang Kembali ke Kampung Halaman, Sri Sultan HB X: Coba Tinggal Sementara 2 Minggu
"Pemerintah pusat maupun daerah harus bersinergi berani mengambil kebijakan yang tidak populis, paling enggak lockdown itu enggak ada di undang-undang."
"Sorry mungkin bisa dicek setahu saya tak ada undang-undang yang nulis lockdown tapi karantina kalau bisa sekarang Jakarta karantina wilayah," ujar dokter Tirta.
Dokter Tirta lantas mencontohkan dampak jika pemerintah melakukan karantina wilayah.
Hal itu setidaknya mencegah adanya warga yang ingin mudik ke daerahnya masing-masing yang bisa menambah wilayah penyebaran Virus Corona.
Dokter asal Solo ini menjelaskan bahwa Covid-19 akan berisiko besar bagi orang lansia maupun orang yang sudah memiliki penyakit bawaan.
"Tidak boleh ada satupun ada yang masuk atau keluar wilayah Jakarta misal per Senin sampai Kamis lihat saja hasilnya, otomatis kita membatasi orang-orang yang balik kampung atau Jakarta."
"Ini yang menyebabkan Covid-19 keluar Jakarta orang-orang naik pesawat terus megang ini, megang ini, megang ini peluk-pelukan di kampung dia enggak papa, orang tuanya ternyata stroke kena Covid, terus dari orang tuanya dari bersin kena tetangga kampungnya satu kampung kena," jelasnya.
• Pemudik di Wonogiri Meningkat, Joko Sutopo: Mudik Itu Kultur, Tak Bisa Diselesaikan dengan Imbauan
Lalu, Dokter Tirta menyinggung Nusa Tenggara yang belum terkena Virus Corona lantaran mobilitas warga sudah dibatasi.
"Papua sudah ada Covid loh, Jambi sudah ada, Bengkulu kalau enggak salah, Nusa Tenggara kemarin malah enggak ada, karena apa mobilitas warga dibatasi," lanjutnya.
Lantas, Dokter lulusan Universitas Gadjah Mada ini mengatakan bahwa dirinya sudah bertemud dengan Anies Baswedan.
Dalam pertemuan itu, ia menyarankan agar Anies segera melakukan karantina wilayah.
Jika masalah ekonomi menjadi pertimbangan, dokter Tirta mengatakan bahwa ekonomi sekarang juga memang sudah hancur.
"Saya kemarin sudah bertemu dengan Pak Anies juga, saya sudah sarankan kalau bisa, kalau bisa banget, kita lebih baik ini sama-sama buruk."
"Mau kita enggak karantina wilayah, ekonomi sudah turun, temen saya brand local sudah hancur-hancuran jadi saran saya sih kalau bisa yang mau ke Jakarta ditolak, yang mau keluar di Jakarta tetap ditolak," tegas dia.
Ia juga menyarankan agar semua aktivitas publik dihentikan sementara kecuali tempat-tempat vital, seperti rumah sakit.
• Gubernur Jateng Ganjar Pranowo Imbau Jangan Pulang Kampung: Saya Tahu Anda Bosan dan Sakit
"Terus yang ada di rumah terus saja dilanjutkan, yang nongkrong bubarin semua, mall tutup."
"Hanya tiga hal yang menurut saya boleh buka, satu adalah pasar dan minimarket itu sembako, kedua adalah SPBU, dan ketiga instansi publik yaitu polisi,TNI, rumah sakit dan fasilitas kesehatan," ucapnya.
Selain itu, ia ingin agar tempat tertentu dijaga pihak keamanan agar tidak kacau.
"Khusus SPBU dan tempat-tempat bahan pokok itu dijaga oleh militer maupun polisi sehingga mencegah chaos," kata dokter yang juga pengusaha ini.
Lihat videonya mulai menit ke-6:47:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)
Baca juga artikel di Tribunnews.com dengan judul Ganjar Pranowo Semakin Keras Larang Warga Jawa Tengah Mudik: Peningkatan Virus Corona Cepat