Virus Corona
Orang Tua dan Adik Positif Corona, Eva Sempat Ditolak saat Periksakan Diri di RS: Bisa Mati Cemas
Eva Rahmi Salama kini telah kehilangan kedua orang tua yang meninggal dunia setelah dinyatakan positif terkena Virus Corona.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Eva Rahmi Salama kini telah kehilangan kedua orang tua yang meninggal dunia setelah dinyatakan positif terkena Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, Eva Rahmi menyayangkan hasil swab test pasien Corona yang keluar dalam waktu cukup lama.
Padahal, selain kedua orang tua, adik Eva pun telah dinyatakan positif.
Setelah menjalani swab test, Eva mengaku cemas menunggu hasil pemeriksaan kesehatannya.

• Tenaga Medis Dapat Stigma Negatif akibat Corona, Anies Baswedan Siapkan Fasilitas Tempat Tinggal
• Orang Tuanya Tewas karena Corona, Eva Sayangkan Swab Test sang Ayah: Sabtu Positif, Sore Meninggal
Hal itu disampaikan Eva melalui tayangan Mata Najwa, Rabu (25/3/2020).
Sebelum menjalani swab test secara mandiri, Eva mengaku sudah beberapa kali ditolak rumah sakit saat akan melakukan pemeriksaan yang sama.
"Alhamdulillah sudah, meskipun saya dua kali ditolak oleh Rumah Sakit (RS) Persahabatan karena saya enggak symptomps sama sekali," kata Eva.
"Saya enggak ada demam, batuk ataupun sesak."
Meskipun kecewa, Eva mengaku mencoba memahami alasan penolakan tersebut.
Menurut dia, ada banyak orang yang kini lebih butuh menjalani swab test dibandingkan dirinya.
"Jadi saya memaklumi itu karena mungkin swab test kit-nya terbatas ya, jadi saya mengalah demi orang lain yang mungkin lebih membutuhkan," kata Eva.
"Yang pada akhirnya teman saya menghubungi Dinkes, ternyata mereka bisa datang ke rumah untuk saya melakukan swab test."
• Kutip Pesan dari Anak Dokter Pasien Corona, Najwa Shihab: Yang Punya Pilihan, Jangan Menambah Beban
Setelah kini sudah menjalani swab test, Eva mengaku belum mengetahui hasilnya.
Ia mengaku sangat cemas menunggu hasil tersebut.
Sebab, kedua orang tua dan adik Eva telah dinyatakan positif Corona.
"Belum, saya belum tahu. Yang saya sampaikan di sini kenapa orang sakit aja yang ditelepon, padahal kan kita juga yang negatif juga perlu dikasih tahu," ujar Eva.
"Lagi pula yang namanya swab test kan kita bayar sendiri, itu hak pasien kan untuk mendapatkan informasi positif atau negatif."
"Kita bisa mati cemas ini kalau nungguin, ditelepon apa enggak, kapan ditelepon. Kita yang ada khawatir sendiri kan," sambungnya.
Simak video berikut ini menit ke-6.04:
Curahan Hati Anak Dokter yang Tewas akibat Corona
Pada acara tersebut, sebelumnya dokter Leonita Triwachyuni, putri almarhum Guru Besar Epidemiologi FKM Universitas Indonesia Bambang Sutrisna, mengungkap kondisi sang ayah sebelum diduga meninggal dunia karena Corona.
Leonita menyebut sang ayah sempat meneleponnya dan meminta tolong saat dirawat di ruang isolasi.
Bahkan, menurut Leonita, Bambang merasakan sesak napas hingga kedinginan saat dirawat di ruang isolasi.
• Cegah Virus Corona, PN Jakut Gelar Sidang secara Online, Pakai Aplikasi Khusus untuk Kasus Perdata
Leonita menceritakan gejala yang dirasakan mediang ayahnya.
"Jadi hari Minggu pagi itu papa kan sesaknya makin berat, batuk terus," kata Leonita.
Kala itu, Leonita yang kini sedang menempuh pendidikan dokter spesialis itu tengah berjaga di rumah sakit.
Ia mengaku sempat diminta mengantarkan sang ayah ke rumah sakit.
"Lalu papa telepon, yang telepon sebenarnya kakak, karena papa udah enggak bisa telepon kan untuk bicara saja sudah sulit," kata Leonita.
"Jadi kakak telepon 'Lin kamu enggak pulang? Papi sakit nih minta dianterin'."
Karena dirinya tengah bekerja, saat itu sang ayah diantar oleh suami Leonita ke rumah sakit.
• Ungkap Kekecewaan seusai Orangtua Meninggal akibat Corona, Anak Korban: Hasil Swab Test Lama Banget
Leonita menyatakan, almarhum langsung dibawa ke ruang isolasi untuk menjalani perawatan lebih lanjut.
"Tadinya papa masih enggak mau ke rumah sakit, nah terus akhirnya kita bujuk akhirnya yang anterin suami aku," kata Leonita.
"Terus dianter tanggal 22 (Maret 2020) pagi kemudian dirawat di ruang isolasi."
Sejak saat itu, ia mengaku tak lagi mendapat kabar dari sang ayah.
Hingga pada suatu hari, sang ayah meneleponnya untuk meminta tolong.
Sambil menahan tangis, Leonita menceritakan ayahnya merasakan sesak dan kedinginan saat dirawat di ruang isolasi.
"Di situ kita enggak dapat kabar apapun mengenai papa," kata dia.
"Dari sore sampai malam papa telepon terus, papa selalu bilang 'Noni tolong papi noni, papi sesek, papi kedinginan'," sambungnya menangis.
Meskipun begitu, Leonita memaklumi jika saat di ruang isolasi tak ada satu orang pun yang bisa menemani sang ayah.
• Ulang Tahun di Tengah Wabah Corona, 4 Selebriti Ini Gelar Syukuran secara Sederhana di Rumah
"Mungkin saya paham diisolasi emang enggak ada orang, diisolasi itu sistemnya satu orang satu ruangan, enggak ada namanya perawat jaga di situ," ujar Leonita.
"Dokter dan perawat mungkin hanya mengawasi dari cctv dan perawat, jadi memang agak susah minta tolong."
Saat itu, Leonita mengaku tahu betul sang ayah merasakan sakit yang luar biasa hingga menelepon minta tolong beberapa kali.
Menurut dia, Bambang bukanlah seseorang yang rewel.
"Papa itu bukan orang yang rewel gitu, ketika dia bilang 'Noni tolong' gitu saya sudah tahu itu pasti bahaya," ucapnya.
(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami)
Baca Juga di Tribunnews.com dengan judul Orang Tua dan Adik Positif Corona, Eva Sempat Ditolak saat Periksakan Diri di RS: Bisa Mati Cemas