Virus Corona
Nenek Rubiyem Curhat Jual Kopi saat Virus Corona, Karni Ilyas: Nanti Dikasih Ongkos Pulang Kampung
Seorang nenek penjaja kopi di Jakarta, bercerita kesulitannya mencari penghasilan pasca menyebarnya wabah Virus Corona (Covid-19)
Penulis: anung aulia malik
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Rubiyem, nenek berumur 70 tahun adalah seorang warga Jakarta dengan kondisi ekonomi yang serba pas-pasan.
Berprofesi sebagai penjual kopi di pinggir jalan, penghasilan wanita yang akrab disapa Mbok Rubiyem itu tidak tentu.
Menyusul datangnya wabah Virus Corona (Covid-19) di Jakarta, penghasilan Mbok Rubiyem turun drastis, bahkan ia terpaksa menetap di rumah saking sepinya pelanggan.

• Hidup Sulit Lawan Corona, Ojol Sindir Keras Influencer: Halo Kemana Kalian yang Suka Posting-posting
Pada acara Indonesia Lawyers Club, Selasa (24/3/2020) malam, Mbok Rubiyem menceritakan kehidupannya sebagai penjaja kopi di tengah Covid-19 yang menghantam Jakarta.
Awalnya Mbok Rubiyem bercerita bahwa ia sehari-hari berjualan di dekat Lembaga Pemasyarakatan Cipinang.
Pasca datangnya wabah Covid-19, Mbok Rubiyem paling banyak hanya bisa meraup Rp 50 ribu.
"Sehari paling serenceng Pak, sepi," katanya.
"Dulu kalau ramai hampir dua renceng, tiga renceng."
"Sehari sekarang sepi Pak, paling Rp 50, kalau ramai kemarin Rp 100."
"Sepi Pak sekarang," cerita Mbok Rubiyem.
Ia bercerita sehari-hari dirinya menggunakan gerobak yang ia dorong dari kontrakannya, ke tempat dirinya berjualan.
Mbok Rubiyem yang sudah lanjut usia, hanya tinggal sendiri di sebuah kontrakan yang terletak dekat LP Cipinang.
"Kontrakan sebulan Rp 400 ribu," kata Nenek asal Klaten tersebut.
Di usia yang sudah tidak lagi muda, Mbok Rubiyem mengaku pendapatannya sangat mepet untuk makan sehari-hari.
"Bisa enggak untuk makan itu tiap hari?" tanya Presiden ILC Karni Ilyas.
"Dikit-dikit bisa," jawab Mbok Rubiyem.
Mbok Rubiyem bercerita di kampungnya di Klaten, ia memiliki empat orang anak, dan ibundanya yang masih hidup hingga saat ini.
"Kenapa Ibu enggak di kampung?" tanya Karni Ilyas.
Keberadaannya di Jakarta, diakui Mbok Rubiyem ia lakukan demi mengirim sebagian penghasilannya untuk keluarga di kampung, meskipun sangat mepet untuk konsumsinya sendiri.
"Ibu saya di kampung, ibu saya umurnya sudah 100, jadi saya pendak (setiap) bulan ngirimin," kata Mbok Rubiyem.
"Apa yang Ibu harapkan dari pemerintah?," tanya Karni Ilyas.

• Cerita Miris Driver Ojol di ILC, Berjuang Hadapi Corona: Kami Mau di Rumah, Kami Bukan Orang Bandel
Mbok Rubiyem kini mengaku ingin pulang kampung lantaran dagangannya sepi pembeli, setelah orang-orang dianjurkan pemerintah untuk beraktivitas di rumah.
"Saya mau pulang kampung, di sini sepi Pak, sudah dua minggu saya enggak dagang, di rumah aja," katanya.
"Ada ongkos untuk pulang kampung enggak?," balas Karni Ilyas.
"Enggak ada Pak," jawab Mbok Rubiyem.
Mbok Rubiyem bercerita untuk pulang kampung dirinya memerlukan uang sebesar Rp 500 ribu.
Mendengar kisah perjuangan Mbok Rubiyem, Karni Ilyas memutuskan untuk memberikan wanita renta itu ongkos untuk pulang ke Klaten.
"Yasudah nanti dikasih ongkos Ibu pulang kampung," kata Karni Ilyas.
Mendengar hal tersebut, Mbok Rubiyem tersenyum dan menyampaikan terima kasihnya kepada Karni Ilyas.
"Tapi Ibu sehat ya," tambah Karni Ilyas.
"Alhamdullilah," jawab Mbok Rubiyem sembari tersenyum.
• Perhatikan Ciri Terinfeksi Gejala Corona, Hari Pertama seperti Masuk Angin, Hari ke-8 Sulit Bernapas
Sebelumnya diberitakan, total kasus positif Covid-19 di Indonesia kini telah mencapai angka 686 kasus.
Juru bicara pemerintah untuk kasus Covid-19, Achmad Yurianto, menyampaikan ada penambahan kasus sebesar 107 orang.
"Berdasarkan data hingga pukul 12.00 WIB, ada 107 kasus baru pasien positif Covid-19. Sehingga total ada 686 kasus pasien positif hingga hari ini," ujar Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Selasa (24/3/2020).
Total 30 pasien telah dinyatakan sembuh, dan 55 di antaranya dikonfirmasi telah meninggal dunia.
Lihat videonya di bawah ini mulai menit awal:
(TribunWow.com/Anung)