Virus Corona
Jokowi Sebut Pendapatan Tukang Ojek dan Sopir akan Turun Banyak karena Corona, Beberkan Profesi Lain
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) blak-blakan mengakui bahwa sejumlah profesi akan merasakan dampak penyebaran Virus Corona (Covid-19).
Penulis: Khistian Tauqid Ramadhaniswara
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) blak-blakan mengakui bahwa sejumlah profesi akan merasakan dampak penyebaran Virus Corona (Covid-19).
Hal tersebut Jokowi ungkapkan melalui kanal YouTube KompasTV pada Selasa (24/3/2020).
Jokowi menegaskan bahwa dampak Virus Corona akan menyebabkan pendapatan sejumlah profesi akan menurun.

• Pelajar di Tanjung Priok Tawuran di Tengah Social Distancing Virus Corona, 1 Orang Tewas
Terutama masyarakat yang berporfesi sebagai buruh, petani, dan sopir angkutan umum di beberapa daerah di Indonesia.
Seperti warga Nusa Tenggara Barat penurunan pendapatkan paling banyak akan dirasakan oleh masyarakat yang berprofesi sebagai buruh.
Tak tanggung-tanggung, kurang lebih 25 persen pendapatan buruh di NTB diprediksi akan menurun.
"Ini saya berbicara skenario sedang, misalnya profesi buruh," kata Jokowi.
"Kalau skenarionya sedang, yang terparah nanti akan berada di Nusa Tenggara Barat," imbuhnya.
"Akan ada penurunan pendapatan kurang lebih 25 persen," tandasnya.
• Kisah Maidar, Ilmuwan Asal Aceh di Jerman Hadapi Virus Corona, Sembunyi di Bunker sejak 27 Februari
Sementara untuk pendapatan petani dan nelayan akan paling banyak penurunan di daerah Kalimantan Barat.
Penurunan pendapatannya kurang lebih hingga 34 persen.
"Kemudian untuk petani dan nelayan, ini tolong juga hati-hati, kalau skenarionya sedang," ucap Jokowi.
"Ini yang terparah nanti Kalimantan Barat akan ada penurunan pendapatan sampai 34 persen," jelasnya.
Penurunan pendapatan akan dirasakan oleh pedagang di daerah Kalimantan Utara hingga 34 persen.
"Kemudian pedagang mikro, pedagang kecil," kata Jokowi.
"Kalau skenarionya sedang yang berat adalah di Kalimantan Utara, dengan penurunan pendapatan sampai 36 persen," imbuhnya.
Sumatera Utara ternyata juga harus merasakan dampak dari penurunan pendapatan akibat Virus Corona.
Tepatnya masyarakat yang berporfesi sebagai sopir angkot dan ojek akan merasakan penurunan pendapatan hingga 44 persen.
"Kemudian untuk sopir angkot, dan ojek yang paling berat di Sumatera Utara, turunnya sampai 44 persen," kata Jokowi.
Lihat videonya dari awal
• Kondisi Terkini Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana setelah Dinyatakan Positif Virus Corona
Jokowi Ungkap Alasan Belum Terapkan Lockdown
Presiden Joko Widodo (Jokowi) terang-terangan mengungkap alasan kebijakan lockdown belum juga diterapkan di Indonesia meskipun korban terus bertambah.
Dilansir TribunWow.com, Jokowi pun menyinggung tingkat kedisplinan masyarakat Indonesia dalam menjalankan imbauan pemerintah.
Jokowi menilai, setiap negara memiliki kondisi yang berbeda.
Sehingga, tak semua negara harus menerapkan kebijakan lockdown untuk mencegah pandemi Corona.
• Keuskupan Agung Jakarta akan Siarkan Seluruh Misa Pekan Suci secara Live Streaming di Tengah Corona
• Soal Isu Lockdown akibat Corona, Karni Ilyas Soroti Nasib Pekerja Harian: Kalau Cuma Teriak Gampang
Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam Rapat Terbatas (Ratas) dengan gubernur seluruh Indonesia yang disiarkan saluran YouTube tvOneNews, Selasa (24/3/2020).
"Ada yang bertanya pada saya, kenapa kebijakan lockdown tidak kita lakukan?," ucap Jokowi.
Terkait hal itu, ia pun menyinggung kondisi dan kedispilinan setiap negara yang berbeda-beda.
"Perlu saya sampaikan bahwa setiap negara memiliki karakter yang berbeda, memiliki kebudayaan yang berbeda, memiliki kedisiplinan yang berbeda," ucap Jokowi.
"Oleh sebab itu kita tidak memilih jalan itu."
Hingga kini, Jokowi mengaku sudah memiliki analisa soal negara yang menerapkan kebijakan lockdown akibat Corona.
Ia menilai, kebijakan paling tepat untuk diterapkan di Indonesia yakni jaga jarak dengan orang lain atau physical distance.
"Dan itu sudah saya pelajari, saya memiliki analisa-analisa sewaktu ini dan semua negara ada semuanya kebijakan mereka apa, mereka melakukan apa, kemudian hasilnya seperti apa, semuanya dari Kementerian Luar Negeri," kata Jokowi.
"Terus kita pantau setiap hari sehingga negara kita memang yang paling pas adalah physical distancing."

• Kisah Maidar, Ilmuwan Asal Aceh di Jerman Hadapi Virus Corona, Sembunyi di Bunker sejak 27 Februari
Jokowi meyakini, phisical distancing adalah cara paling tepat untuk mencegah penyebaran virus dengan nama lain Covid-19 itu.
"Menjaga jarak aman, itu yang paling penting," ujar Jokowi.
"Kalau itu bisa kita lakukan saya yakin bahwa kita akan bisa mencegah penyebaran Covid-19 ini."
Karena itu, mantan wali kota Solo itu mengajak semua masyarakat Indonesia untuk disiplin menjaga jarak dari orang lain.
Bahkan, Jokowi turut menyinggung warga yang diisolasi namun tetap melakukan kegiatan di luar rumah.
"Tetapi dibutuhkan sebuah kedisiplinan yang kuat, membutuhkan ketegasan yang kuat," imbuh Jokowi.
"Jangan sampai yang sudah diisolasi, saya membaca sebuah berita sudah diisolasi masih membantu tetangganya yang mau hajatan."
"Ada yang sudah diisolasi masih beli handphone dan belanja di pasar. Saya kira kedisplinan untuk diisolasi itu yang paling penting." (TribunWow.com/Khistian TR/Jayanti)