Breaking News:

Virus Corona

Jusuf Kalla Sebut Pemerintah Indonesia Telat Pantau Wabah Corona: Potensinya Mungkin Sangat Besar

Pada acara Mata Najwa, Jusuf Kalla mengakui Indonesia telat dalam melakukan pengecekan terhadap orang-orang yang diduga terpapar Covid-19

Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
YouTube Najwa Shihab
Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK) dalam acara Mata Najwa, Rabu (18/3/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Mantan Wakil Presiden Indonesia Jusuf kalla menanggapi terkait upaya pemerintah menangani wabah Virus Corona (Covid-19).

Jusuf Kalla atau akrab disapa JK, menyebut bahwa Indonesia telah telat dalam menangani Covid-19.

Dikutip dari acara Mata Najwa, Rabu (18/3/2020), awalnya JK mengomentari perkembangan penanganan Covid-19 di Indonesia.

Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla Menanggapi Fatwa MUI Yang Mneganjurkan Ibadah di Rumah
Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla Menanggapi Fatwa MUI Yang Mneganjurkan Ibadah di Rumah (Youtube Najwa Sihab)

Achmad Yurianto Sebut Banyak Pasien Corona Meninggal Derita Penyakit Bawaan: Diabetes, Hipertensi

JK mengatakan bahwa masalah Covid-19 tidak hanya menyulitkan Indonesia, namun juga negara-negara lain di dunia.

"Banyak negara yang tidak siap, hampir semua tidak siap, termasuk China, dan banyak negara yang juga menanggap ini tidak terlalu serius," katanya.

Ia mengatakan Indonesia merupakan negara yang turut telat dalam menangani Covid-19, namun dirinya percaya bahwa pemerintah telah belajar dari kesalahannya.

"Sama dengan negara lain, kita juga agak telat untuk menanganinya secara baik, secara tepat," kata JK.

Kemudian JK mengatakan hal yang menjadi inti permasalahan di Indonesia adalah telatnya pengetesan terhadap orang-orang yang diduga terjangkit Covid-19.

"Persoalannya kita telat untuk mengetes banyak orang," ujarnya..

"Sampai berapa hari lalu baru seribu lebih, sekarang dilaporkan sudah 2000 tes. Karena itu langsung juga naik itu jumlah yang positif," lanjut JK.

Ia lalu membandingkan dengan pengetesan yang dilakukan di Korea Selatan, dimana tes dilakukan sebanyak 200.000 sehingga bisa ditemukan 8.000 orang yang positif terjangkit.

JK mengatakan yang terjadi di Indonesia bukan lah informasi Covid-19 yang disembunyikan, tapi memang keterbatasan alat pemeriksaan menjadikan banyak potensi positif Covid-19 yang luput dari pemantauan pemerintah.

"Tentu ada hal-hal yang bukan disembunyikan, tapi kurangnya tes akibat cuma satu lab," jelas Jusuf Kalla.

"Akibat satu lab itu maka bertumpuklah itu, maka yang diketemukan positif itu tidak terlalu banyak padahal potensinya mungkin sangat besar," pungkasnya.

Masih Tunggu Vaksin Corona, Achmad Yurianto Jelaskan Faktor Penentu Kesembuhan Pasien Covid-19

Hingga Kamis (19/3/2020), total 25 pasien positif Covid-19 telah meninggal dunia.

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Jusuf KallaVirus CoronaMata NajwaCovid-19
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved