Breaking News:

Virus Corona

Beda Data Korban Corona di DKI, Najwa Shihab pada Anies Baswedan: Tak Koordinasi atau Ditutupi?

Presenter Najwa Shihab tampak terkejut saat mengetahui beda informasi soal korban tewas Virus Corona yang disampaikan pemerintah pusat dan Gubernur DK

Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Claudia Noventa
YouTube Najwa Shihab
Presenter Najwa Shihab (kiri) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) dalam kanal YouTube Mata Najwa, Rabu (18/3/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Presenter Najwa Shihab tampak terkejut saat mengetahui beda informasi soal korban tewas Virus Corona yang disampaikan pemerintah pusat dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Dilansir TribunWow.com dari tayangan Mata Najwa, Rabu (18/3/2020), Anies Baswedan menyebut korban tewas akibat Corona di DKI lebih banyak dibandingkan dengan yang pemerintah pusat sampaikan.

Terkait hal itu, Najwa Shihab bahkan beberapa kali mengklarifikasi pernyataan Anies Baswedan itu.

Presenter Najwa Shihab (kiri) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) dalam tayangan YouTube Mata Najwa, Rabu (18/3/2020).
Presenter Najwa Shihab (kiri) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) dalam tayangan YouTube Mata Najwa, Rabu (18/3/2020). (YouTube Najwa Shihab)

Di Mata Najwa, Dokter Mengeluh soal Tangani Corona di Indonesia: Kami Perang Tanpa Senjata Lengkap

Krisdayanti Liburan ke Eropa di Tengah Pandemi Virus Corona, Percepat Kepulangan ke Indonesia

Setelah Anies Baswedan menyebut ada 15 warga DKI yang meninggal dunia akibat Corona, Najwa Shihab langsung memotong pembicaraan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.

"Mas Anies maaf, saya harus potong karena saya ingin klarifikasi," ucap Najwa.

"Karena angka yang kami peroleh dari konferensi pers tadi itu yang meninggal di Jakarta 12 orang Mas Anies. Anda katakan malam ini di Mata Najwa sesungguhnya yang meninggal 15 bukan 12?,"

Menurut Anies Baswedan, data hingga Rabu (18/3/2020) menunjukkan jumlah korban tewas akibat Corona di DKI adalah 15 orang.

Ia mengklaim jumlah korban tewas di DKI yang disampaikan pemerintah pusat itu bukanlah data terbaru.

"Iya betul, yang meninggal per hari ini adalah 15 dan itu datanya sore tadi sudah dikirimkan juga di Kementerian Kesehatan," terang Anies.

"12 itu hari Senin, dan pada hari Senin saya sendiri yang mengirimkan surat kepada Kepala BNPB dengan tembusan Kementerian Kesehatan."

Kesigapan Ridwan Kamil Atasi Corona Diapresiasi Mendagri Tito Karnavian: Bisa Ditiru Daerah Lain

Lantas, Anies Baswedan membeberkan bahwa presentase korban tewas akibat Corona di DKI berkisar 9,4 persen.

Pernyataan Anies Baswedan itu pun langsung ditanggapi oleh Najwa Shihab.

Ia kembali menyinggung beda data yang disampaikan sang gubernur dengan yang diumumkan pemerinah pusat.

"Tadi versi pemerintah pusat yang positif 125, sementara Anda katakan sesungguhnya yang positif lebih banyak dari itu 160," ucap Najwa Shihab.

Terkait hal itu, Najwa Shihab lantas menyinggung dua kemungkinan yang menyebabkan terjadinya perbedaan data tersebut.

"Jadi apakah memang perbedaan data ini hanya tidak koordinasi atau ada yang menutupi data? Saya tahu Anda tidak akan mau menjawab itu tapi saya hanya ingin pemirsa tahu bahwa yang jelas saat ini ada perbedaan data dari yang diumumkan pemerintah pusat," kata Najwa Shihab.

"Yang menyebutkan di DKI yang meninggal hanya 12, sementara Anda tadi menyebutkan yang meninggal 15."

Kesigapan Ridwan Kamil Atasi Corona Diapresiasi Mendagri Tito Karnavian: Bisa Ditiru Daerah Lain

Lebih lanjut, ia langsung menanyakan soal kondisi terkini di DKI setelah Corona menyerang.

"Itu soal angka, apakah itu artinya situasinya memang kita sudah pada tahap apa melihat situasi Jakarta sekarang?," tanya Najwa Shihab.

"Dari awal kami sampaikan bahwa situasi yang potensi ada di Jakarta ini tidak sederhana, di sini pergerakan orang begitu intensif," jawab Anies Baswedan.

Simak video berikut ini menit ke-2.50:

 

Keluhan Dokter yang Tangani Pasien Corona

Pada kesempatan itu, sebelumnya

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia, dr Aman Bhakti Pulungan mengeluhkan kondisi mereka ketika menangani pasien Covid-19.

Dalam acara Mata Najwa kali ini, tidak ada penonton dan bahkan diskusi berlangsung via daring.

Kesigapan Ridwan Kamil Atasi Corona Diapresiasi Mendagri Tito Karnavian: Bisa Ditiru Daerah Lain

Seorang dokter anak, dr Aman Bhakti Pulungan turun langsung dalam aksi melawan Corona ini.

Saat disinggung Najwa terkait lonjakan kasus Corona Indonesia yang signifikan dalam kurun waktu dua minggu ini, Aman mengamini bahwa peningkatannya sangat besar.

"Peningkatannya sudah terlalu besar, dari awal bulan hanya dua kasus dan sekarang 200 lebih, tidak ada statistik seperti ini," jelas Aman.

Bahkan menurutnya, saat ini data yang dibutuhkan paramedis tidak transparan.

"Sebetulnya secara statistik kita juga sulit membaca atau memprediksi karena datanya ini tidak transparan."

Tidak bisa dipungkiri bahwa dokter dan paramedis adalah garda terdepan dalam melawan wabah mematikan asal Wuhan ini.

"Tetapi kami para dokter saat ini, saya bisa katakan kamilah saat ini tentara khusus untuk perang ini," ungkap Aman.

Sayangnya, Aman mengibaratkan bahwa saat ini dokter dan paramedis seakan tidak bisa melihat siapa yang sedang diperangi ini.

Fakta Dokter Positif Corona di Medan Meninggal Dunia, Status Masih PDP hingga Dinkes Lakukan Tracing

Merujuk pada kasus yang menurutnya tidak transparan.

"Masalahnya musuhnya kami tidak tahu, berapa jumlah musuh kami tidak bisa melihat musuhnya di manapun saat ini."

Mirisnya dokter dan perawat yang bertugas ternyata tidak dilengkapi peralatan yang memadahi.

Seperti diketahui sebelumnya, dalam merawat pasien dengan virus tingkat penyebaran besar ini membutuhkan alat pelindung diri (APD).

"Kedua kami tidak diberi senjata yang lengkap, inilah perang yang harus kami lakukan," cerita Aman.

(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami/Mariah Gipty)

 
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved