Virus Corona
Soal Corona, Kepala Humas BNPB Rita Rosita Tegaskan Status Darurat Bencana Bukan Berarti Lockdown
Kepala Bidang Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rita Rosita menegaskan status darurat bencana tak harus dilakukan tindakan lockdown.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Kepala Bidang Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rita Rosita menegaskan status darurat bencana tidak harus dilakukan tindakan lockdown.
Seperti yang dikabarkan sebelumnya, Pemerintah Indonesia telah menetapkan Virus Corona sebagai darurat bencana.
Selain itu, status darurat bencana di Indonesia juga diperpanjang hingga 29 Mei 2020, terhitung sejak 29 Februari 2020, atau selama 91 hari.
• Cerita Pasien 03, Dibangunkan Dokter Jam 2 Pagi hingga Kembali Tidur setelah Tahu Terinfeksi Corona
Dilansir TribunWow.com dari Kompas.com, Rabu (18/3/2020), Rita Rosati menjelaskan jika status darurat bencana Virus Corona berbeda dengan status lockdown.
"Tidak sama dengan lockdown. Karena kita sendiri (pemerintah) belum mengeluarkan perintah lockdown," ujar Rita Rosadi.
Sementara itu soal perpanjangan masa darurat bencana, Rita Rosati mengatakan hal tersebut merupakan keputusan mutlak dari pemerintah.
Namun, status tersebut tidak mempengaruhi masalah teknis secara lebih lanjut, seperti misalnya ketentuan belajar di rumah untuk siswa dan bekerja di rumah untuk para pekerja.
Kebijakan tersebut tetap berlangsung selama dua minggu, seperti yang sudah ditetapkan.
"Itu tidak diatur dalam surat Gugus Tugas. Itu kembali ke pemerintah daerah dan masing-masing kementerian. Dan sepertinya hal tersebut tidak diatur secara mutlak," jelasnya.
Kembali soal masalah lockdown, Rita Rosati berharap banyak kepada masyarakat Indonesia untuk bisa memahami aturan yang diberlakukan oleh pemerintah.
Dengan begitu, maka tidak akan pernah terjadi masalah lockdown.
• Kewalahan Hadapi Pandemi Virus Corona, Italia Tidak akan Rawat Intensif Pasien di Atas 80 Tahun
Dirinya juga sedikit menyinggung soal negara Italia yang saat ini sudah diberlakukan lockdown.
Menurutnya, masyarakat Italia banyak yang tidak mengikuti aturan sehingga penyebaran Virrus Corona sangat tinggi dan akibatnya pasien positif Virus Corona melonjak derastis.
"Pada saat ini belum diberlakukan pola lockdown, tetapi harus ada kesadaran dan kedisiplinan masyarakat bahwa dengan bekerja dari rumah bukan berarti kita gunakan untuk berlibur dan jalan-jalan," jelasnya.
"Jadi ini memang yang harus disadari sama masyarakat bahwa korban (Covid-19) di Italia banyak, sebab masyarakat di sana tidak taat aturan," pungkasnya.
UPDATE Uji Coba Pertama Vaksin Virus Corona di AS
Vaksin Virus Corona telah dilakukan uji coba untuk pertama kalinya di Amerika Serikat, tepatnya oleh pusat penelitian kesehatan Kaiser Permanente di Seattle, Senin (16/3/2020).
Kepastian tersebut didapat dari tayangan Youtube KompasTV, Rabu (18/3/2020).
Dilansir TribunWow.com, vaksin Virus Corona tersebut diberi kode mRNA-1273.
mRNA-1273 dikembangkan oleh para ilmuwan dari National Institusi of Health (NIH) AS di perusahaan bioteknologi Moderna yang berbasis di Cambridge Massachusetts.

• Update Virus Corona di Indonesia: Pasien Meninggal Bertambah Jadi 7 Orang
Kepala Studi Kaiser Permanente, Lisa Jackson menjelaskan percobaan vaksin Virus Corona berjalan lancar.
Lisa Jackson mengungkapkan ada tiga hal yang menjadi perhatian dalam uji coba tersebut.
Mulai dari memastikan keamanan bagi para relawan, juga melihat bagaimana reaksi yang dihasilkan oleh vaksin tersebut.
"Yang pertama kami ingin percobaan ini aman," ujar Lisa Jackson.
"Yang kedua kami melihat respons imunitas, khususnya antibodi yang bisa dihasilkan dari injeksi vaksin ini," imbuhnya.
Dikabarkan sebelumnya ada 45 orang yang bersedia menjadi relawan untuk uji coba vaksin virus dengan nama lain Covid-19.
Dari 45 relawan itu hanya cukup disuntikan vaksin ini dan akan dilihat bagaimana responsnya.
"Para sukarelawan ini mengikuti uji coba dengan disuntikan vaksin yang belum pernah diberikan kepada manusia," jelasnya.
Namun meski begitu, vaksin tersebut belum bisa digunakan dalam waktu dekat.
Perwakilan National Institutes of Health, Anthony Fauci mengatakan masih akan memantau lebih dulu para relawan tadi dan juga memastikan keamanannya untuk manusia.
• Datangi Balai Kota Jakarta, Mendagri Tito Karnavian Apresiasi Langkah Anies Baswedan soal Corona
Dirinya memperkirakan vaksin tersebut baru bisa digunakan dalam kurun waktu antara satu sampai satu setengah tahun.
"Jadi meskipun ini adalah uji coba yang tercepat yang pernah kami lakukan, dari beberapa virus yang pernah ada, vaksin ini masih belum bisa digunakan untuk epidemi corona," kata Anthony Fauci.
"Karena kami harus benar-benar menunggu sekitar satu tahun hingga satu setengah tahun," jelasnya.
Simak videonya:
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)