Virus Corona
Debat soal Corona, Haris Azhar Malah Minta Presenter Lockdown Ali Ngabalin: Makanya Pemerintah Kacau
Aktivis HAM, Haris Azhar terpancing emosi saat berdebat dengan Tenaga Ahli Utama Staf Khusus Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Aktivis HAM, Haris Azhar terpancing emosi saat berdebat dengan Tenaga Ahli Utama Staf Khusus Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin.
Dilansir TribunWow.com, perdebatan di antara keduanya itu bermula saat membahas soal wabah Virus Corona.
Bahkan, sang presenter sampai melerai perdebatan Haris Azhar dan Ali Mochtar Ngabalin.

• Mardani Ali Sera Tertawa sampai Istigfar Lihat Debat Panas Ali Ngabalin dan Haris Azhar soal Corona
• Soroti Penanganan Corona, Mardani Ali Minta Pemerintah Danai Rumah Sakit: Bukan Masalah Doa
Melalui tayangan YouTube Kompas TV, Senin (16/3/2020), Ali Ngabalin menuding Haris Azhar hanya memperoleh informasi soal Corona dari medsos.
"Karena kalau mendapatkan informasi dari medsos itu membuat sesat," kata Ali Ngabalin.
Pernyataan Ali Ngabalin itu pun langsung dibantah Haris Azhar.
Ia mengimbau Ali Ngabalin terlebih dulu mendengarkannya bicara.
"Ini bukan medsos? Anda dengar dari mana saya ngomong medsos? Saya enggak ngomong," jawab Haris emosi.
"Dengerin dulu saya bicara, justru orang kacau karena juru bicara pemerintah tidak bicara dengan baik," sambung Haris.
Melanjutkan peernyataannya, Ali Ngabalin justru menanyakan rumah sakit yang tak menangani pasien Corona dengan baik.
• Najwa Shihab Berbagi Curhatan Pekerja di Tengah Corona: Security, Driver Ojol, Kalian Juga Pahlawan
Hal itu pun kembali memancing emosi Haris.
"Rumah sakit mana?," tanya Ali Ngabalin.
"Persahabatan, daritadi saya bilang persahabatan, kupingnya enggak dipakai," bentak Haris sambil menunjuk Ali Ngabalin.
Dibentak Haris, Ali Ngabalin justru hanya tertawa dan langsung terdiam.
"Kuping dipakai, jangan cuma mulut doang, kuping dua buat denger," sambung Haris.
Melihat perdebatan keduanya, sang presenter pun mencoba menengahi.
Namun, belum selesai presenter berbicara, Ali Ngabalin kembali menyahut.
"Oke Mas Haris, apakah lockdown yang akan dilakukan menurut Anda?," tanya presenter.
"Begini, saya mau tanggapi dulu Pak Mardani," kata Haris.
Tampak kesal, Haris lantas secara gamblang menegur Ali Ngabalin.
• Kabar Baik, Vaksin Virus Corona Akhirnya Ditemukan dan akan Diuji Coba pada 45 Orang Sukarelawan
Bahkan, ia meminta presenter me-lockdown Ali Ngabalin.
"Anda aja enggak hormati yang punya acara, gimana mau ngomong," kata Haris.
"Anda lockdown dulu dia (Ali Ngabalin) nih."
Akibat ucapannya itu, justru Haris yang mendapat teguran dari presenter.
"Kita enggak boleh kasar oke? Kita harus saling menghormati," kata presenter.
"Makanya kacau pemerintah enggak bisa bikin apa-apa," ujar Haris.
Simak video berikut ini menit ke-7.03:
Lonjakan Besar Pasien Corona
Juru bicara pemerintah untuk penanganan wabah Virus Corona (COVID-19) Achmad Yurianto mengatakan bahwa Indonesia akan mengalami kenaikan pasien positif COVID-19 dalam jumlah yang cukup besar.
Pernyataan tersebut ia sampaikan saat mengadakan konferensi pers, Selasa (17/3/2020).
Lonjakan pasien positif COVID-19 dijelaskan Yuri, terjadi karena sejumlah hal, mulai dari hasil tracing pemerintah, hingga kesadaran masyarakat Indonesia.
"Kita menyadari bahwa akan terjadi penambahan pasien yang cukup signifikan nantinya," kata Yuri dikutip dari YouTube Kompastv, Selasa (17/3/2020).
Yuri lalu menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan naiknya jumlah pasien positif COVID-19, di antaranya adalah hasil dari melacak kontak pasien positif COVID-19, dan kesadaran dari masyarakat.
"Ini disebabkan karena satu, contact tracing aktif kita laksanakan," kata Yuri.
"Kedua, edukasi kepada masyarakat semakin gencar dilaksanakan, sehingga masyarakat pun sudah mulai menyadari bahwa mereka juga harus waspada."
• Maklumi Jakarta Banyak Positif Corona, Ini Penjelasan Achmad Yurianto: 172 Kasus, Terbanyak di DKI
Yuri mengatakan semakin naiknya tingkat kewaspadaan dan kesadaran pemerintah, maka mereka semakin memerhatikan kondisi kesehatan tubuh mereka.
Ia menambahkan tidak semua pasien yang melakukan kontak akan dilakukan pemeriksaan swab.
Pemeriksaan swab, nantinya hanya akan dilakukan terhadap pasien tertentu sesuai pertimbangan dokter.
Salah satu pertimbagannya adalah intensitas kontak dengan pasien positif COVID-19.
"Beberapa yang kemudian merasa memiliki kontak dekat, dengan kasus positif yang sudah kita nyatakan, melaksanakan konsultasi kepada dokter, di berbagai rumah sakit, dan di antara mereka tentunya ada yang diputuskan oleh dokter untuk dilakukan pemeriksaan swab," papar Yuri.
• Kondisi Terkini Menhub Budi Karya Sumadi setelah Dinyatakan Positif Virus Corona, Mulai Stabil
Yuri menegaskan karena kunci penanganan COVID-19 ada di masyarakat, maka pemerintah akan terus melakukan edukasi soal penanganan virus asal Wuhan, Hubei, China itu.
"Seluruhnya akan kita edukasi, paling tidak untuk memahami COVID-19 ini apa, bagaimana menularnya, dan bagaimana mencegahnya," jelasnya.
"Mereka akan tahu betul apa yang harus dilakukan, mana kala merasa badannya tidak enak, atau merasa ada sesuatu yang mengganggu pada aspek kesehatannya," tandasnya.
(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami/Anung Aulia)