Virus Corona
Tim Riset Virus Corona Prof Nidom Sebut Herbal Bisa Tangkal Covid-19, Begini Penjelasannya
Tim Riset Uji Coba Infeksi Virus Corona, Professor Chaerul Anwar Nidom mengklaim herbal bisa menangkal Virus Corona.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Tim Riset Uji Coba Infeksi Virus Corona, Professor Chaerul Anwar Nidom mengklaim herbal bisa menangkal Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Kompas TV pada Sabtu (29/2/2020), pernyataan Nidom itu didasarkan dari hasil penelitiannya terkait wabah virus flu burung.
Seperti Virus Corona, orang yang terjangkit flu burung juga mengalami pneumonia berat.
• Ditanya Mengapa Indonesia Masih Santai Hadapi Corona, Ali Ngabalin Ungkap RI Negara Tropis
"Jadi ini hasil penelitian kami tahun sekitar tahun 2006 tahun 2007 pada waktu ada wabah flu burung."
"Saya melihat bahwa orang yang terinfeksi flu burung itu biasanya paru-parunya akan rusak berat, akan mengalami pneumoni berat," kata Nidom.
Nidom melanjutkan, pneumonia terjadi akibat adanya banyak sitokin dalam paru-paru.
"Nah di situ disebabkan oleh karena banjir sitokin jadi sitokin storm,"
"Jadi virus waktu masuk di paru-paru, dia akan memicu atau merangsang terbentuk sitokin sebenarnya itu reaksi alam ya," jelasnya.
Nidom menegaskan, paru-paru tak hanya rusak karena virus saja.
• Ahli Corona Indonesia Sebut Dua Hal yang Buat Warga Indonesia Tak Terinfeksi Terkena Virus
"Tetapi karena posisinya berada di paru-paru maka berlebihan, sitokin itu akan merusak paru-paru berikutnya, sel-sel berikutnya."
"Jadi rusaknya paru-paru bukan karena virus saja tetapi juga oleh karena sitokin," ungkap peneliti yang juga Guru Besar Universitas Airlangga ini.
Sedangkan, menurut keterangannya bahwa curcumin bisa digunakan untuk mengendalikan sitokin.
"Nah curcumin sudah dibuktikan bahwa dia bisa mengendalikan sitokin."
"Jadi dengan mengkonsumsi curcumin maka sel-sel itu terhindar kerusakan jadi meskipun di situ ada virus," kata Nidom.
"Jadi orang akan sembuh di situ orang akan menangkal di situ," imbuhnya.
Nidom menjelaskan, Curcumin itu ada di dalam tanaman herbal seperti jahe, kunyit, temulawak dan lain-lain.
• Istana Jawab Curiga Dunia Internasional soal Virus Corona di Indonesia, Istana: Tanggapi Positif
"Curcumin itu ada di saya sebut empon-empon, kalau bahasa kami empon-empon itu terdiri dari jahe, kemudian temulawak, kunyit, dan sebagainya," lanjutnya.
Lalu, ia memamerkan serbuk herbal yang masih akan ditelitinya.
Meski demikian, orang sudah bisa menangkal Virus Corona dengan tanaman-tanaman herbal.
"Nah ini yang bentuk sudah di ini akan kami lakukan penelitian, ini bentuk serbuknya."
"Tapi masyarakat sudah tahu bahwa itu jahe bagaiamna, ini bagaimana, nah itulah yang bisa menangkal corona tersebut," jelas dia.
Lihat videonya mulai menit ke-8:15:
Pada kesempatan yang sama, Nidom angkat suara soal beberapa Media Internasional yang memberitakan mengapa Indonesia justru belum melaporkan satu pun kasus positif covid-19.
Mulanya, presenter bertanya mengapa Indonesia hanya meneliti 136 spesimen.
• Ditanya Mengapa Indonesia Masih Santai Hadapi Corona, Ali Ngabalin Ungkap RI Negara Tropis
Berbeda dengan negara tetangga yang telah meneliti hingga ribuan spesimen.
"Prof ada kekhawatiran juga dan ini juga dibahas oleh media asing soal penyebaran Virus Corona ini Indonesia, kita meneliti 136 spesimen sementara Singapura meneliti 1.200 dan Malaysia 1.000."
"Kekhawatiran itu kemudian muncul dan menjadi bahasan di media internasional, bagaimana menjawab ini? " tanya presenter.
Ditanya demikian, Nidom justru bertanya mengapa Indonesia harus diyakini bahwa sebenarnya ada kasus Virus Corona.
"Jadi kekhawatiran itu berasal dari di Indonesia tidak muncul sample yang positif kan itu problem-nya."
"Pertanyaannya kenapa betul-betul mengharapkan di Indonesia harus muncul?" tanya Nidom.
Lalu, Nidom mengungkap dua kemungkinan mengaapa di Indonesia belum ditemukan kasus positif Corona.
Pertama, hal itu dipengaruhi dengan adanya makanan sehari-hari yang dikosumsi orang Indonesia hingga mempengaruhi daya tahan tubuh.
• Soal Corona, Pengamat Politik Ini Kecewa dengan Jokowi yang Sebut Indonesia Aman, Singgung Menkes
"Bahwa ada 2 kemungkinan yang merupakan hipotesis saya satu masalah neutreogenomik yaitu masalah konsumsi sehari-hari yang dikonsumsi masyarakat itu yang berpengaruh terhadap ketahanan seseorang terhadap suatu penyakit," kata Nidom.
Kedua, kemungkinan faktor DNA orang Indonesia hingga tidak mudah terjangkit Virus Corona.
"Yang kedua dari faktor genetik. Bisa juga bahwa faktor genetik berpengaruh pada kepekaan seseorang akan infeksi ini," lanjutnya
Lantas, Nidom mencontohkan beberapa wabah lain yang menjangkit banyak negara namun tak ditemukan di Indonesia
"Jadi banyak sekali wabah-wabah yang terjadi di dunia yang merespons di Indonesia bisa tidak sesuai dengan negara-negara lain."
"Contohnya Mers, Zika, dan sebagainya, itu bahkan di Indonesia dan kita tidak masalah memang tidak masalah," ungkap Nidom.
• Belum Ada Virus Corona di Indonesia, Ahli Kesehatan Hermawan Saputra: Jangan sampai seperti Korsel
Lalu, ia juga mengungkit soal kasus H1N1 yang juga sempat mengguncang Indonesia.
Meski tidak banyak memakan korban, namun semuanya tidak bisa ditolong hingga meregang nyawa.
Sehingga, ia mengatakan bahwa setiap kasus penyakit memiliki perbedaan.
"Tapi endemik H1N1 yang terinfeksi di Indonesia lebih rendah daripada yang lain."
"Tapi flu burung tingkat kematiannya 100 persen, jadi ada perbedaan-perbedaan," ujar dia.
Sehingga, ia meminta agar semua pihak berdiskusi bersama-sama atas kekhawatiran WHO.
"Jadi jika Indonesia dikhawatirakan WHO ya mari kita duduk bersama di mana kekhawatirannya," pungkasnya. (TribunWow.com/Mariah Gipty)