Banjir di Jakarta
Bela Anies Baswedan yang Dikritik karena Banjir, Sekda DKI: Baru Start 'Sempritnya' Banyak Banget
Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta, Saefullah menanggapi berbagai kritikan yang diarahkan kepada sang gubernur, Anies Baswedan.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta, Saefullah menanggapi berbagai kritikan yang diarahkan kepada sang gubernur, Anies Baswedan.
Dilansir TribunWow.com, Saefullah menganggap Anies Baswedan belum lama memulai jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Melalui tayangan Mata Najwa, Rabu (26/2/2020), Saefullah mulanya menyinggung soal banjir yang belum lama ini melanda wilayah Jakarta.
• Jakarta Banjir, Sekda DKI dan Politisi PSI Debat di Mata Najwa, Justin Adrian: Dikerjain Dong Bos
• Soal Banjir DKI, Bupati Bogor Jadi Bahan Guyonan Najwa Shihab: Anda Politisi Ngomongnya Malu-malu
Terkait hal itu, ia pun menyinggung soal pro kontra naturalisasi dan normalisasi Sungai Ciliwung.
"Ya sudah, mau normalisasi, mau naturalisasi yang penting kita kerjakan aja," kata Saefullah.
"Kali di jakarta bukan hanya 1 Ciliwung, ada 13."
Saefullah menjelaskan, banjir di sejumlah wilayah Jakarta disebabkan karena lebar sungai yang terus berkurang.
"Tahun kemarin ada kali yang namanya Cipinang Melayu, itu juga dari tahun ke tahun banjir," kata Saefullah.
"Persoalannya apa? Sungainya kurang lebar, sudah kitab bayar tahun kemarin 2019, tinggal sekarang dieksekusi fisiknya."
Lantas, ia mengaku tak peduli sungai-sungai di Jakarta itu akan dinaturalisasi atau dinormalisasi.
Yang terpenting baginya yakni pemerintah DKI Jakarta terus berupaya menanggulangi banjir.
"Itu nanti mau di-namain naturalisasi atau normalisasi terserah aja," terang Saefullah.
"Yang penting udah kita bayar, kita kerjain terus kita masukin saluran air di bawah Kali Malang, kita masukin ke dalam BKT (Banjir Kanal Timur)."

• Momen ketika Para Hadirin Tertawa saat Dengar Jokowi Bilang Ibu Kota Baru Tak Banjir dan Macet
Lebih lanjut, Saefullah berharap warga Jakarta bisa secepatnya terbebas dari banjir.
"Sehingga harapan kita tahun 2020 ini warga Cipinang Melayu bebas dari banjir," imbuhnya.
Namun, pernyataan Saefullah itu langsung disahut oleh Politisi PDIP Johny Simanjuntak.
"Itu Pak Gubernur setuju enggak namanya normalisasi?," tanya Johny Simanjuntak.
Menurut Saefullah, Anies Baswedan tak mempermasalahkan upaya penanggulangan banjir itu disebut normalisasi atau naturalisasi.
Bahkan, Anies Baswedan disebutnya sudah memiliki kesamaan pikiran terkait upaya penaggulangan banjir itu.
"Itu kan sudah disampaikan tadi, Beliau enggak ada masalah mau naturalisasi, normalisasi," ujar Saefullah.
"Yang penting Beliau juga udah satu pikiran, kita kerjakan saja."
Pernyataan Saefullah itu pun kembali ditanggapi oleh satu di antara bintang tamu, Politisi PSI Justin Adrian.
"Kerjain mestinya dari awal dong," sahut Justin Adrian.
Meskipun berterimakasih atas semua masukan, Saefullah menjelaskan Anies Baswedan belum lama menjabat sebagai gubernur.
"Beliau belum berakhir, kita terima kasih dikasih info di tengah jalan seperti ini," terang Saefullah.
"Beliau masuh 3 tahun, baru start ini."
Bahkan, ia menyebut di awal pemerintahan Anies Baswdan terlalu banyak kritik.
"Baru start kok sempritnya banyak banget, samprit kiri, semprit kanan, semprit atas," ucap Saefullah.
Simak video berikut ini menit ke-4.05:
Beda Ahok dengan Anies Baswedan
Pada kesempatan itu, sebelumnya Johny Simanjuntak membandingkan Gubernur DKI Jakarta Anies Bawedan, dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Dilansir TribunWow.com, Johny Simanjuntak menyesalkan kembali terjadinya banjir di wilayah Jakarta.
Menurut dia, Anies Baswedan tak memiliki arah yang jelas dalam menanggulangi banjir.
Mulanya, Johny menyatakan Anies Baswedan beserta para jajarannya lelet dalam menanggulangi banjir.
Bahkan, ia mendukung warga Jakarta yang menuntut Anies Baswedan karena banjir yang terus melanda Jakarta.
• Kritik Anies Baswedan, Politisi PDIP: Gubernur Sekarang dan Jajarannya Sangat Lambat Tanggapi Banjir
"Yang membedakan sekarang dan kemarin itu adalah gubernur sekarang ini beserta jajarannya memang sangat lamban menanggapi banjir," kata Johny.
"Makanya saya sangat mendukung ketika masyarakat sekarang mengajukan gugatan itu."
Terkait hal itu, Johny bahkan menyoroti kelalaian pemerintah DKI Jakarta yang akhirnya menyebabkan banjir.
Menurut Johny, warga Jakarta sangat dirugikan atas banjir yang terjadi di Ibu Kota itu.
"Karena warga itu selalu dalam posisi kalah karena kelalaian pemerintah," terang Johny.
Selama menjadi gubernur, Anies Baswedan disebutnya tak punya arah yang jelas dalam menyelesaikan masalah banjir.
"Mohon maaf, gubernur kita sekarang ini mengalami kesamaran arah, kiblatnya itu sudah enggak jelas," tegas Johny.
Melanjutkan penjelasannya, Johny Anies Baswedan sejak awal harusnya menjalankan visi dan misi yang pernah disampaikan kepada warga Jakarta.
"Kiblatnya itu kan visi dan misi yang dibimbing oleh yang namanya RPJMD ( Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah)," ucap Johny.
"RPJMD dituangkan ke RKPD ( Rencana Kerja Pembangunan Daerah) sampai menjadi program."
Terkait hal itu, ia pun menyinggung sejumlah program dadakan yang digelar oleh pemerintahan Anies Baswedan.
Johny menilai, banyaknya program dadakan di era Anies Baswedan itu disebabkan karena sang gubernur tak punya arah yang jelas.
• Tetap Fokus Bantu Korban Banjir meski Tangannya Digigit Ular, Bripda Armanjas Akhirnya Pingsan
"Nah, karena muncul program-program dadakan, karena memang dia tidak punya katakanlah arah yang jelas, maka muncul lah jalur sepeda, jalur sepeda," tegas Johny.
"Kalau jelas arahnya itu ada, sebenarnya (banjir) bisa dikurangi."
Tak hanya itu, Johny juga membandingkan Anies Baswedan dengan Ahok.
Menurutnya, banjir di era Ahok sudah mulai mengalami penuran.
Namun saat dipimpin Anies Baswedan, jumlah lokasi yang terkena banjit terus bertambah.
"Karena di era Ahok itu hampir tinggal 50 titik banjirnya," ujarnya.
"Nah sekarang ini kan penambahan lagi, itu yang sebenarnya kita sesalkan."
(TribunWow.com/Jayanti Tri Utami)