Terkini Internasional
3 Kemungkinan yang Bisa Terjadi setelah Pengunduran Diri Mahathir Mohamad sebagai PM Malaysia
Mahathir Mohamad resmi mengundurkan diri dari kursi Perdana Menteri Malaysia, Senin (24/2/2020). Lantas, apa yang akan dia lakukan selanjutnya?
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Mahathir Mohamad membuat keputusan mengejutkan dengan mengundurkan diri dari kursi Perdana Menteri Malaysia, Senin (24/2/2020).
Lantas, apa yang akan dia lakukan selanjutnya?
Setelah pengunduran diri Mahathir, Raja Malaysia memang menunjuknya sebagai Perdana Menteri Sementara Malaysia.
• Mahathir Disebut Berjanji pada Anwar Ibrahim untuk Gantikan Dirinya, Ternyata Ada yang Berkhianat
Namun, itu tidak menutup kemungkinan Mahathir menempuh langkah berbeda.
Langkah-langkah itu bisa diambil Mahathir lantaran untuk perebutan kursi parlemen, sebuah koalisi harus mendapat dukungan minimal 112 dari total 222 anggota parlemen.
Dilansir dari Reuters, ada tiga kemungkinan yang bisa terjadi terkait situasi tersebut.
1. Kembali jadi PM dengan dukungan Pakatan Harapan
Politisi berjuluk Dr M itu bisa saja kembali sebagai perdana menteri, jika didukung orang-orang yang bertahan di koalisi Pakatan Harapan (PH), ditambah beberapa dukungan dari luar.
Dukungan agar Mahathir diangkat lagi jadi Perdana Menteri Malaysia juga dikeluarkan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Democratric Action Party (DAP), Lim Guan Eng.
"DAP mengusulkan kepada dewan presiden PH pada pertemuan daruratnya malam ini, untuk terus mencalonkan Tun Dr Mahathir sebagai Perdana Menteri Malaysia, untuk memenuhi janji-janjinya di manifesto pemilihan umum PH," ucapnya dikutip dari Malay Mail, Senin (24/2/2020).
• Mahathir Mohamad Mengundurkan Diri sebagai Perdana Menteri Malaysia, Jadi Klimaks Kemelut Politik
Di koalisi Pakatan Harapan, DAP adalah partai anggota bersama Parti Keadilan Rakyat (PKR) dan Parti Amanah Negara.
Selain Lim, Presiden PKR sekaligus mantan musuh politik Mahathir Mohamad, Anwar Ibrahim, juga sempat menahan politisi veteran itu agar tidak mundur.
Meski begitu, Anwar mengungkapkan bahwa Mahathir kecewa karena namanya dimanfaatkan, dan mengambil jalan untuk meletakkan jabatannya.
2. Mahathir tetap mundur, memberi jalan bagi kubu Anwar dan Muhyiddin
Mahathir tetap mundur, memberi jalan bagi Anwar Ibrahim, ataupun aliansi yang dibentuk Muhyiddin Yassin untuk bersaing memperebutkan kursi PM.
Muhyiddin Yassin merupakan eks Wakil Perdana Menteri Malaysia periode 2009-2015.
Ia bersama Mahathir membentuk Parti Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) pada 2016, yang menggulingkan rezim Najib Razak.
Namun, dia memutuskan membawa Bersatu keluar dari koalisi Pakatan Harapan dalam pengumuman yang disampaikan Senin (24/2/2020).
• Wan Azizah Wan Ismail Berpeluang Jadi Perdana Menteri Perempuan Pertama, Gantikan Mahathir Mohamad
Keputusan Muhyiddin untuk keluar dari Pakatan Harapan disebut karena dia ingin membentuk koalisi baru bernama "Pakatan Nasional".
Untuk memuluskan rencananya, Bersatu disebut sudah menggelar pertemuan dengan Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) dan Partai Islam Se-Malaysia (PAS) pada Minggu (23/2/2020) malam.
"Namun, Mahathir tidak setuju. Karena itu, dia memutuskan untuk mundur," jelas seorang sumber dikutip Free Malaysia Today.
Selain meletakkan jabatan sebagai PM Malaysia, Mahathir juga memutuskan mengundurkan diri sebagai Ketua Bersatu.
Bagi Anwar Ibrahim, keputusan mantan tandemnya pada periode 1993-1998 tersebut seolah menjadi pemenuhan janji yang dibuat pada Mei 2018.
Ketika itu, Mahathir disebut bakal menyerahkan kursi kepada Anwar setelah menjabat selama dua tahun, atau hingga Mei 2020.
• BREAKING NEWS - Mahathir Mohamad Ajukan Pengunduran Diri sebagai PM Malaysia
3. Raja Malaysia memutuskan mengadakan pemilu dini
Jika kubu Mahathir dan Anwar sama-sama tidak bisa menggaet kursi mayoritas, dan Raja Malaysia memutuskan untuk mengadakan pemilihan ulang.
Reuters melaporkan, Raja Malaysia dapat membubarkan parlemen yang sekarang, dan melakukan penunjukan ulang untuk mengangkat perdana menteri baru.
Apa pun nanti pilihan yang diambil, koalisi akan membuat kebijakan bagi suku Melayu, yang menikmati akses istimewa mulai dari pembiayaan publik hingga 30 persen kuota kepemilikan saham dalam bisnis.
Meski begitu, siapa pun nantinya yang berkoalisi, mereka tetap dihadapkan persoalan yang sama di Malaysia, yaitu memerangi korupsi dan menangani persoalan harian masyarakat. (Kompas.com/Aditya Jaya Iswara)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "3 Opsi yang Bakal Terjadi Selepas Mahathir Mohamad Mundur"