Breaking News:

Siswa SMP di Sleman Hanyut

Pakar Sumber Daya Air Sebut Susur Sungai Bukan untuk Remaja, Bisa Dilakukan di Luar Aliran

Dosen Sumber Daya Air dan Sungai Fakutas Teknik UGM Agus Maryono mengatakan kegiatan susur sungai tidak diperuntukkan bagi anak dan remaja.

Instagram/@merapi_news
Situasi evakuasi korban hanyut susur Sungai Sempor, Jumat (21/2/2020) 

TRIBUNWOW.COM - Dosen Sumber Daya Air dan Sungai Fakutas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Agus Maryono mengatakan kegiatan susur sungai tidak diperuntukkan bagi anak-anak dan remaja.

Hal tersebut sekaligus menanggapi peristiwa hanyutnya ratusan siswa SMP Negeri 1 Turi, Sleman yang terbawa arus sungai saat melakukan susur sungai, Jumat (21/2/2020) sore.

"Idealnya susur sungai dilakukan oleh orang-orang dewasa, anak dan remaja tidak boleh susur sungai," kata Agus saat dihubungi oleh Kompas.com.

Orang dewasa yang dimaksud adalah mereka yang telah memiliki keterampilan.

"Seperti TNI, Mapala, komunitas sungai, mereka-mereka yang telah terbiasa," ucap dia.

Update Korban Susur Sungai Sempor SMPN 1 Turi Sleman, 7 Siswa Meninggal Dunia, 3 Murid Masih Dicari

Sementara dalam kasus hanyutnya siswa-siswa SMPN 1 Turi, beberapa di antara korban selamat mengaku belum pernah menyusuri sungai sebelumnya.

"Ini merupakan pengalaman pertama saya seperti ini. Saya luka beberapa di kaki karena terkena batu," kata Salma, siswa kelas 7 SMPN 1 Turi.

Apa itu susur sungai?

Susur sungai termasuk dalam kegiatan pengenalan sungai.

Menurut Agus, bukan hanya menengok kondisi sungai, susur sungai dapat disertai kegiatan lain, seperti pembersihan sungai.

Selain itu, susur sungai menjadi salah satu upaya mengenali potensi sungai.

Kendati demikian, dalam susur sungai bukan berarti mereka harus masuk ke dalam aliran sungai, terlebih bagi anak-anak dan remaja.

"Bagi anak dan remaja, susur sungai bisa dilakukan di luar (aliran) sungai, tidak jalan-jalan di dalam (aliran) sungai," kata Agus.

Sebab, lanjutnya, kegiatan ini berisiko tinggi dan hanya diperkenankan dilakukan orang yang terlatih dan terbiasa.

Sri Sultan HB X soal Siswa Hanyut di Sungai Sempor: Dekat Sungai Bahaya, apalagi Menyusuri Sungai

Kondisi cuaca sangat berpengaruh

Agus menambahkan, dalam prosedur yang benar, susur sungai harus memperhatikan kondisi cuaca.

Ditegaskannya, kegiatan susur sungai tidak diperkenankan dilakukan saat musim hujan.

Sebab, saat hujan terjadi fenomena alam seperti banjir tidak bisa diprediksi.

"Banjir bandang tidak bisa diduga, debit air bisa tiba-tiba meningkat" kata dia.

Tak tahu hulu hujan

Sebenarnya, BMKG telah mengeluarkan peringatan bahwa wilayah Sleman dan sekitarnya turun hujan sedang hingga lebat saat peristiwa terjadi.

BPBD DIY pun menyatakan, peringatan sudah disebar.

Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana memaparkan, saat susur sungai berlangsung tiba-tiba aliran air dari hulu membesar dan menghanyutkan siswa.

Kemunculan aliran tersebut diperkirakan akibat hujan di hulu Sungai Sempor.

Sekitar 250 siswa yang mengikuti kegiatan pramuka berupa susur sungai di lokasi tersebut pun hanyut.

"Enam di antaranya ditemukan tewas," katanya. (Sumber: Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma | Editor: Khairina, Teuku Muhammad Valdy Arief)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pakar: Susur Sungai Tidak untuk Anak dan Remaja, Apalagi Musim Hujan".

Sumber: Kompas.com
Tags:
SlemanSMPN 1 TuriSungai Sempor
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved