Pemulangan WNI Eks ISIS
Fadjroel Rachman Ungkap Alasan Jokowi Tak Pulangkan WNI Eks ISIS, Begini Reaksi Fadli Zon
Di Mata Najwa, Fadjroel Rachman memaparkan pertimbangan-pertimbangan pemerintah mengapa WNI eks ISIS tidak jadi dipulangkan ke tanah air
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Anggota Komisi I DPR RI fraksi Gerindra Fadli Zon tersenyum saat mendengar pemaparan Juru Bicara Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Fadjroel Rachman soal alasan pemerintah tidak akan pulangkan Warga Negara Indonesia (WNI) bekas anggota ISIS.
Fadli Zon mulai tersenyum ketika Fadjroel Rachman menyebut bahwa pemerintah tidak memulangkan WNI eks ISIS untuk menjaga keamanan Najwa Shihab dan Fadli Zon.
Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal YouTube Najwa Shihab, Rabu (12/2/2020), awalnya host acara 'Mata Najwa', Najwa Shihab menanyakan mengapa pemulangan WNI eks ISIS sebelumnya tidak seramai sekarang.
• Cerita Anak WNI Eks ISIS di Suriah, Lari Tak Lihat Keluarganya Lagi setelah Desanya Diserang Roket
Menanggapi pertanyaan tersebut Fadjroel menjawab bahwa hal tersebut juga menjadi pembahasan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.
Ia mengatakan Mahfud juga mempertimbangkan kejadian yang lalu dalam menentukan keputusan pemerintah terhadap pemulangan WNI eks ISIS saat ini.
Fadjroel mengatakan pemerintah secara tegas telah memastikan tidak akan memulangkan WNI eks ISIS.
"Berdasarkan hasil rapat terbatas pada tanggal 11 Februari, 2020 kemarin, itu jelas dikatakan bahwa kami sekali lagi ingin menegaskan dan tadi juga Bapak Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa tidak ada lagi pemulangan atas ISIS atau anggota ISIS eks WNI," papar Fadjroel.
"Itu yang tegas karena untuk melindungi Najwa juga kan ya kalau terjadi apa-apa dengan kelompok yang besar ini melindungi semua yang ada di sini juga itu yang terpenting," tambahnya.
Najwa Shihab kemudian menanyakan apakah pelarangan kepulangan WNI eks ISIS untuk melindungi Fadli Zon juga.
Fadjroel mengiyakan pertanyaan Najwa Shihab.
Fadli Zon kemudian tersenyum mendengar Fadjroel menyebut Najwa Shihab dan dirinya sebagai salah satu alasan pemerintah tidak jadi memulangkan WNI eks ISIS.

• Cegah WNI Eks ISIS Kembali ke Tanah Air, Pemerintah Siapkan Langkah Antisipasi
3 Pertimbangan Pemerintah
Secara keseluruhan, Fadjroel menjelaskan ada tiga pertimbangan mengapa WNI eks ISIS tidak jadi dipulangkan ke Indonesia.
Pertimbangan tersebut yakni, konstitusi, peraturan perundangan, dan kemanusiaan.
"Jadi yang terpenting sebenarnya adalah ada 3 pertimbangan yang diutamakan dalam rapat terbatas kemarin," kata Fadjroel.
"Pertama pertimbangan konstitusi, kedua adalah pertimbangan yang terkait dengan peraturan perundang-undangan, termasuk misalnya kalau kita mau menyebut tentang Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan."
"Ada pertimbangan kemanusiaan yang juga ditonjolkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) tadi menyampaikan bahwa anak-anak yang usia di bawah sepuluh tahun atau misalnya yatim piatu akan tetapi harus melalui suatu verifikasi yang lebih jelas," lanjutnya.
Fadjroel menambahkan seandainya ISIS tidak kalah, belum tentu ada WNI anggota ISIS yang meminta untuk dipulangkan ke Indonesia.
"Mereka ini kalah perang kan, kalau mereka menang belum tentu mereka mau pulang, dugaan saya seperti itu," pungkasnya.
Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-11.15:
Cerita WNI Eks ISIS Kabur dari Suriah
Mantan Anggota ISIS, Syahrul Munif mengungkap bagaimana dirinya bisa keluar dari Suriah.
Hal itu diungkapkan Syahrul Munif saat menjadi narasumber di acara Kabar Petang tv One pada Selasa (11/2/2020).
Syahrul Munif mengatakan, bisa keluar dari Suriah merupakan hal paling seru dalam hidupnya.

• Mantan Anggota ISIS Cerita Pengalaman Gelap di Suriah, Melihat Pembunuhan Buatnya Sadar
"Itu menurut saya sejarah paling seru ya karena keluar dari negara konflik," kata Syahrul bersemangat.
Ia menceritakan, paspornya sempat dibawa oleh orang Suriah.
Namun, saat ingin mengambilnya kembali Syahrul justru mengalami kesulitan.
"Di mana paspor saya dipegang sama orang Suriah jadi saya dengan logat Indonesia dengan bahasa semampunya meyakinkan bisa mengambil paspor itu," katanya.
Ia mengaku kesulitan meyakinkan orang Suriah tersebut agar mengizinkannya pulang.
• Meski Tak Terima Pemulangan Eks ISIS, Mantan Teroris Ungkap Para Simpatisan Hanya Korban Hoaks
"Satu, dua, tiga kali belum bisa meyakinkan alasan apa dengan dalih ini negara jihad, ini negara yang membutuhkan orang-orang yang berperang dan kenapa saya harus pulang itu yang susah sekali," ucap Syahrul.
Syahrul baru bisa diizinkan pulang ketika berbohong ingin memboyong anak dan istrinya ikut ke Suriah.
"Kemudian saya meyakinkan kalau saya akan mengambil anak istri saya ikut ke Suriah nah ketika alasan baru nerima," pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Syahrul Munif mengatakan, dirinya sebenarnya tidak tahu akan bergabung dengan ISIS.
Bersama dengan sebuah rombongan, Syahrul Munif mengaku diajak ke Suriah untuk visi kemanusiaan.
• Meski Tak Terima Pemulangan Eks ISIS, Mantan Teroris Ungkap Para Simpatisan Hanya Korban Hoaks
"Karena saya pikir saya dulu di Suriah misi saya misi kemanusiaan ya terus ternyata rombongan saya gabung sama ISIS jadi mau enggak mau kita ngikutin pola di sana sama ISIS di situ," kata Syahrul.
Namun, ia mulai merasa sadar ketika melihat banyaknya hal bengis yang dilakukan ISIS.
"Kemudian, lama kelamaan ada beberapa apa namanya hati nurani kurang cocok."
"Seperti pembunuhan, penggal kepala kan kita bisa lihat dari video, kita lihat dari video," ungkapnya.
Hal-hal kejam yang dilakukan ISIS membuat Syahrul sadar bahwa itu sesuai dengan ajaran Islam.
"Di kota Rokoh kan teman saya pernah saya satu rombongan ngelihat, ngerekam sendiri kalau kepala itu ditaruh di pagar-pagar nah itu seperti itu."
"Itu memang kejadian dan saya pikir apakah ini Islam yang Rahmatan Lil Alamin apa fungsinya gitu ya ketika kekerasan itu dimunculkan sedemikian rupa," katanya.
• Paspor Dibakar Apa Bisa Hilangkan Status Kewarganegaraan Eks ISIS? Simak Penjelasan Refly Harun Ini
Ia semakin tidak yakin ketika ISIS mulai mendeklarasikan diri sebagai negara khilafah di tengah masih kacaunya jaringan tersebut.
Padahal menurutnya, khilafah adalah negara di mana sudah besar dan damai.
"Kemudian tidak lama ada deklarasi khilafah saat saya di sana, deklarasi khilafah itu menurut saya apakah ini tidak terlalu prematur untuk sebuah negara yang masih belum stabil, perekonomian, senjata, tiap hari ada meriam, ada konflik, ada perang tahu-tahu ini deklarasi khilafah."
"Kalau kita bicara khilafah itu sesuatu kekuasaan yang besar yang melingkupi dari sebuah negara-negara itu yang pemahaman kita sebagai khilafah," jelas Syahrul.
Ia menegaskan lagi awalnya diajak dalam misi kemanusiaan.
Namun, Syahrul baru tau dimasukkan ke dalam ISIS setelah sampai di Suriah.
"Yang pertama pada waktu itu yang ngajak visi kemanusiaan, baru saya kedua sampai sana oh ternyata saya dimasukkan ke kelompok ISIS, enggak sadar dengan orang yang sama," katanya.
• Tegas, Ali Ngabalin soal WNI Eks ISIS: Pemerintah Tak Sedikitpun Ingin Pulangkan Makhluk-makhluk Ini
Lihat videonya mulai menit ke-4:09
(TribunWow.com/Anung Malik/Mariah Gipty)