Virus Corona
Peneliti Harvard Sebut Indonesia Tak Mampu Deteksi Virus Corona, Menkes: Itu Namanya Menghina
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto angkat bicara soal peneliti Harvard yang khawatir belum adanya kasus virus corona di Indonesia.
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto angkat bicara soal peneliti Harvard yang khawatir belum adanya kasus virus corona di Indonesia.
Menurut peneliti Harvard ada kemungkinan virus ini sudah ada di Indonesia, namun tidak terdeteksi.
Menanggapi hal itu, Terawan justru mempertanyakan kembali terkait penelitian dari Universitas Harvard itu.
Terawan menuturkan apa yang sudah pemerintah kerjakan dalam mencegah masuknya virus corona ke tanah air sudah ber-standar internasional.
"Itu namanya menghina, wong peralatan kami kemarin di-fixed-kan dengan Duta Besar Amerika Serikat (AS)," ujarnya yang dikutip dari Kompas.com.
"Kami menggunakan kit-nya (alat) dari AS," imbuhnya.
Di sisi lain, pemerintah juga terus meningkatkan kewaspadaan terhadap virus corona.
• Profesor Hong Kong Peringatkan Virus Corona Bisa Menular pada 60 Persen Penduduk Dunia

Lebih lanjut, Terawan menuturkan pihaknya selalu berupaya melakukan pencegahan dan deteksi terhadap orang-orang yang diduga terpapar virus itu.
"Kita semua waspada tinggi, melakukan hal-hal yang paling level kewaspadaannya paling tinggi," ujarnya.
"Peralatan yang dipakai juga peralatan internasional," imbuhnya.
Oleh karena itu, Terawan mempersilahkan apabila peneliti Harvard bahkan organisasi kesehatan dunia WHO ingin memeriksa proses pengecekan peralatan di Indonesia.
"Kita terbuka kok, nggak ada yang ditutup-tutupi," tegasnya.
"Tapi kalau disuruh compare ke negara lain itu namanya ada MTA, material transfer agreement-nya. Tidak boleh material itu dibawa keluar, ada perjanjian luarnya," imbuhnya.
• Momen Langka, Presiden China Xi Jinping Akhirnya Kunjungi Pasien Virus Corona, Ini yang Dilakukan
Terawan kemudian mengatakan kalau tidak ada temuan virus corona harusnya disyukuri, bukan dipertanyakan.
"Itu yang saya tak habis mengerti, kita justru harus bersyukur Yang Maha Kuasa masih memberkahi kita," kata Terawan.
Sementara itu, Kepala Badan Litbang Kesehatan Kemenkes, dr Siswanto menganggap penelitian yang dilakukan para peneliti Harvard itu hanya berdasarkan kalkulasi matematis.
Ia menambahkan bahwa hal tersebut belum dapat dipastikan kebenarannya.
"Penelitian Harvard itu model matematik untuk memprediksi dinamika penyebaran novel corona virus berdasarkan seberapa besar orang lalu lalang," ujarnya yang dikutip dari Kompas.com.
Lebih lanjut Siswanto menjelaskan, menurut hitungan sistematis, seharusnya terdapat enam hingga tujuh kasus positif virus corona di Indonesia.

Namun hingga hari ini, belum ada ditemukannya satu kasus pun yang dinyatakan positif corona.
Hal itu berdasarkan dari hasil pemeriksaan di laboratorium Litbang Kemenkes.
"Kalau diprediksi harusnya ada 6 kasus, ternyata sampai hari ini tidak ada," ujarnya.
Sehingga Siswanto menuturkan bahwa penelitian dari Harvard tersebut hanya sebuah prediksi.
Menurutnya, seharusnya kita bersyukur karena di Indonesia bersih dari virus corona.
"Ya harusnya justru kita bersyukur. Kita sudah teliti dengan benar," kata Siswanto.
"Itu (penelitian ahli Harvard) hanya prediksi saja," ujarnya.
Peneliti Harvard Prediksi Virus Corona Sudah Sampai Indonesia
Tim peneliti dari Harvard TH Chan School of Public Health di Amerika Serikat memprediksi virus corona sebenarnya sudah masuk ke Indonesia.
Hal ini disampaikan melalui layanan arsip pra-publikasi ilmiah online medRxiv.
Para peneliti juga berspekulasi terkait jumlah kasus di Thailand yang diperkirakan lebih dari 25 kasus.
Spekulasi ini muncul dikarenakan Indonesia dan Thailand merupakan negara yang dekat dengan Wuhan, China.
Mengingat virus corona atau novel coronavirus penyebaranya tidak terdeteksi.
Hal ini pula yang membuat para peneliti merasa khawatir.
"Indonesia melaporkan nol kasus, tapi mungkin sebenarnya sudah ada beberapa kasus yang tak terdeteksi," ujar ahli epidemiologi Marc Lipsitch dari Harvard TH Chan School of Public Health, yang dikutip dari Kompas.com.
"Sementara Thailand melaporkan 25 kasus, saya pikir sebenarnya lebih banyak dari itu," imbuhnya.
Update Virus Corona

Dikutip dari Tribunnews, Sejak mewabahnya virus corona, hingga Selasa (11/2/2020) pukul 16.30 WIB, virus yang muncul pertama kali di Kota Wuhan China ini telah menewaskan 1013 orang.
Virus corona juga menyebabkan 43.173 orang terinfeksi.
Sementara itu, ada 4043 orang dinyatakan sembuh dari virus corona.
Sejak pertama kali diumumkan pada 31 Desember 2019, virus ini telah menyebar hingga ke 28 negara.
Ke 28 negara tersebut, yakni China, Jepang, Thailand, Singapura, Hong Kong, Australia, Korea Selatan, Taiwan.
Jerman, Amerika Serikat, Malaysia, Makau, Perancis, Vietnam, Kanada, Uni Emirat Arab, Italia, Rusia.
Inggris, Nepal, Kamboja, Spanyol, Piliphina, Finlandia, Swedia, India, Sri Lanka, dan Belgia.
Terbaru, negara Belgia mengonfirmasi kasus virus corona pertamanya. (*)
(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma/Arif Fajar, Kompas.com/Deti Mega Purnamasari/Gloria Setyvani Putri/Ihsanuddin)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Peneliti Harvard Menduga Indonesia Tak Mampu Deteksi Virus Corona, Kemenkes: Itu Namanya Menghina".