Virus Corona
1.000 Pasien Corona di Wuhan Harus Berbagi Satu Toilet Saja, Lihat Potretnya
Wabah Virus Corona terus menyerang warga China dan dunia, bahkan hingga merenggut ratusan korban jiwa.
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Wabah Virus Corona terus menyerang warga China dan dunia, bahkan hingga merenggut ratusan korban jiwa.
Khususnya di Wuhan sendiri, di mana disinyalir sebagai daerah pertama penyebaran virus mematikan tersebut.
Warga Wuhan pun melakukan penyelamatan diri masing-masing, lantaran pusat medis dipastikan membludak dengan jumlah pasien yang terinfeksi.
Dilansir dari China Press situasi Wuhan, China pun tidak terlihat baik karena hampir seribu orang dijadikan satu dalam satu kawasan dengan kurangnya staf medis untuk memeriksa kesehatan mereka.
Bahkan banyak pasien yang telah dipindahkan dari rumah sakit ke sebuah Pusat Pameran di kota Wuhan, bahkan terjadi pemadaman listrik, diunggah oleh akun Facebook Li Mayi yang dibagikan dalam Group Facebook Wuhan Pneumonia.

"Seribu orang berbagi toilet, dan tidak ada yang membersihkannya. Tinja pasien keluar dari lubang; Saya sarapan jam 10 pagi, beberapa makanan kecil, dan saya tidak tahu apakah ada pendaratan;
staf terbatas, juga obat-obatannya, staf pun tetapi terlalu sibuk, peralatan oksigen sangat kurang, ratusan orang di bangsal tidak memiliki botol oksigen, batuk satu demi satu.
Dalam hal ini kondisi pasien hanya akan memburuk," tulis unggahan Facebook tersebut.
Juga tidak ada dokter atau perawat yang ditugaskan ke pusat pameran tersebut untuk memberikan obat-obatan, belum lagi peralatan medis yang sangat kurang.
Selain itu sarapan disajikan dalam porsi yang sangat kecil, belum lagi 1.000 orang dalam tempat penampungan tersebut harus berbagi satu toilet saja.
Pasien yang dirawat dalam satu ruangan tersebut juga sulit untuk pulih, lantaran virus corona yang masih berbaur dengan mereka.
Sementara itu dilansir dari Shanghaiist, Wuhan mengubah stadion, pusat pameran, dan temoat olahraga menjadi rumah sakit.
• Dokter yang Pertama Sebarkan Info Virus Corona Meninggal, Sempat Dapat Teguran dari Polisi
Hal ini lantaran semakin banyak pasien Virus Corona yang menyerang para warga Wuhan.
Fasilitas umum yang dijadikan semacam tempat perawatan tersebut dibuka di Pusat Konvensi dan Pameran Internasional kota, menyediakan 1.600 tempat tidur untuk pasien.

Seperti yang terlihat dari foto-foto yang diposting di atas, rumah sakit sementara ini memiliki bangsal besar yang dipenuhi barisan tempat tidur.
Fasilitas ini untuk mengobati mereka yang memiliki gejala coronavirus ringan.
Wuhan berencana untuk membangun 11 rumah sakit penampungan, yang mengubah pusat-pusat olahraga, ruang pameran, dan gimnasium untuk menyediakan lebih dari 10.000 tempat tidur secara total.
Fasilitas seperti itu sangat dibutuhkan karena kematian dan infeksi masih terus meningkat di Wuhan.
Sejauh ini, virus telah menginfeksi 31.223 orang di China dan membunuh 637, sementara 11.618 dari kasus-kasus itu dan 478 dari kematian itu berasal dari Wuhan saja.
Arsitek Bangun RS Corona
Sebuah rumah sakit di China, membuat heboh publik dunia, seiring dengan boomingnya berita soal Virus Corona.
Pasalnya, China hanya butuh waktu 10 hari saja untuk membangun rumah sakit yang bisa menampung ribuan pasien ini.
Nah, tahukah anda, arsitek utama dari rumah sakit itu, ternyata dulunya besar di Jember, Indonesia!
• VIDEO Rekaman Tersembunyi RS di Wuhan, Perekam Saksikan Mayat karena Virus Corona sebelum Ditangkap
Arsitek bernama Prof Huang Xiqiu itu adalah warga negara Tiongkok, namun pernah tinggal di Indonesia, tepatnya di Kabupaten Jember.
Awalnya informasi tersebut beredar di media sosial, terutama di aplikasi percakapan WhatsApp.
Beberapa foto beredar di sejumlah grup WA secara berantai.
Foto itu disertai keterangan jika seorang arsitek yang turut membangun RS khusus Virus Corona di Wuhan adalah seseorang yang pernah belajar di Jember.
RS Wuhan itu dibangun hanya dalam waktu 10 hari.
Disebutkan juga nama arsitek itu yakni Prof Huang Xi Mou, seorang kelahiran Jember yang pernah belajar di SD dan SMP Zhong Hua Xue Xiao.
Kami lantas menelusuri informasi tersebut, untuk memeriksa kebenaran info tersebut.
Beberapa fakta ditemukan:
Pertama, perihal nama yang tertulis di pesan berantai di grup WA.
Nama yang tertulis adalah Prof Huang Xi Mou.
Namun, nama ini dibantah oleh beberapa orang, salah satunya Iwan Natawidjaja, tokoh warga Tionghoa Jember yang pernah menjadi guru di sekolah Chung Hua.
Namanya yang benar adalah Huang Xiqiu.
"Bukan Huang Xi Mou seperti yang beredar, tapi Huang Xiqiu ( dibaca Xijiu)," ujar Iwan yang ditemui Surya.co.id, Kamis (6/2/2020).
Kedua, nama sekolah Prof Huang Xiqiu pernah bersekolah di Chung Hua Xue Xiao.
Dalam bahasa Mandarin, Xue Xiao berarti sekolah. Chung Hua berarti Tionghoa, artinya sekolah untuk warga Tionghoa di Jember.
Sekolah itu sudah tutup sejak tahun 1966.
• Setelah Ditolak Indonesia, Evakuasi Warga Timor Leste dari Wuhan Akhirnya Dibantu Selandia Baru
Letak sekolah itu kini sudah menjadi kompleks Pertokoan Mutiara di Jl Diponegoro, Jember.
Iwan Natawidjaja adalah salah satu guru di Sekolah Chung Hua.
"Saya mengajar di situ sejak tahun 1959 sampai ditutup tahun 1966," ujar Iwan.
Ketiga, perihal Huang Xi Qiu pernah tinggal di Jember.
Iwan membenarkan jika Prof Huang Xiqiu memang pernah tinggal di Jember.
Bahkan, Iwan mengatakan, Prof Huang Xiqiu lelaki kelahiran Jember yang kini tinggal dan menjadi warga Tiongkok.
Keluarga Huang Xiqqiu tinggal di daerah Pecinan Jember, di kawasan Tempen, seputaran Pasar Tanjung, Jember.

Saat ini, rumah keluarganya sudah tidak ada di situ lagi.
"Orang tuanya sudah meninggal. Adiknya, yang saya tahu ada dua orang juga menyusul dan tinggal di Tiongkok."
"Prof Huang Xiqiu itu memang pernah tinggal di Jember, sekolah sampai SMP di Jember."
"Bahkan kelahiran Jember, kalau dia lahir tahun 1941. Saya memang tidak pernah ketemu dia, tapi saya mengajar dua orang adiknya waktu di Chung Hua," kata Iwan.
Karenanya, Iwan membenarkan jika arsitek yang turut membangun RS khusus Virus Corona di Kota Wuhan, Tiongkok, adalah Prof Huang Xiqiu yang lahir di Jember, dan bersekolah di Chung Hua Jember.
Huang Xiqiu meninggalkan Jember tahun 1957, untuk melanjutkan sekolah di tingkt SMA di Surabaya, kemudian berlanjut ke Tiongkok.
• Imbas Virus Corona, Bawang Putih Mulai Langka dan Harga Meroket Capai Rp 50.000 per Kg di Jateng
Iwan lantas menunjukkan koran berbahasa Mandarin terbitan 5 Februari 2020 yang menyuguhkan profil Prof Huang Xiqiu sebagai arsitek yang mendesain pembangunan RS khusus pasien Virus Corona di Wuhan.
Iwan juga mengalihbahasakan artikel tersebut ke dalam Bahasa Indonesia.
Wabah virus Corona menyerang sejumlah negara.
Virus ini disebutkan kali pertama menyebar di Wuhan, Tiongkok.
Pemerintah Tiongkok bahkan mendirikan sebuah rumah sakit khusus pasien virus tersebut.
Rumah sakit itu dibangun dalam waktu 10 hari.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati/ Surya.co.id/Sri Wahyunik)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Miris! 1.000 Pasien Virus Corona di Wuhan Berbagi 1 Toilet, Kondisi Tempat Perawatan Minim Oksigen". dan di surya.co.id dengan judul Arsitek RS Khusus Pasien Corona di Wuhan, Tiongkok Disebut Kelahiran Jember