Virus Corona
Menkes Terawan Ungkap Alasan Santai Hadapi Virus Corona: Lebih Besar Batuk Pilek Penyebab Kematian
Dibanding Virus Corona, Menkes Terawan mengatakan batuk dan pilek bisa lebih besar mengakibatkan kematian
Penulis: anung aulia malik
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto menjelaskan soal perasaannya menangani penangkalan wabah Virus Corona di Indonesia.
Terawan mengatakan dirinya tidak merasa terbebani dan cenderung santai dalam menghadapi virus yang bermula di Kota Wuhan, China itu.
Dikutip TribunWow.com dari kanal YouTube OPSI METRO TV, Selasa (4/2/2020), mulanya Terawan mendapatkan pertanyaan dari host acara, soal perasaan yang dirasakannya saat menangani Virus Corona.
• Mahfud MD Ungkap Pujian Dunia pada Indonesia soal Penanganan Virus Corona, Bandingkan 38 Negara Lain
Terawan ditanyakan apakah dirinya merasa pusing menangani virus yang telah menewaskan ratusan orang tersebut.
Menanggapi pertanyaan itu, Terawan justru menjawab sebaliknya.
Ia mengakui tidak merasa terbebani selama mengatasi dan menangani wabah Virus Corona di China.
Selama doa dan usaha maksimal telah dilakukan, Terawan menjelaskan tidak perlu merasa terbebani dan panik mengatasi virus yang menyerang sistem pernapasan tersebut.
"Ya nyaman lah," kata Terawan.
"Nyaman karena kita ikhlas, bekerja ikhlas, berserah, memberikan yang terbaik, pasti akan diridhai oleh Tuhan," tambahnya.
Terawan kemudian menceritakan soal kondisi Warga Negara Indonesia (WNI) dari China yang telah dievakuasi dan ditempatkan di Natuna untuk pengamatan lebih lanjut.
Para WNI tersebut semuanya dalam status yang sehat berdasarkan keterangan Terawan.
"Kondisinya sehat, sehat sekali," katanya.
Selama mengikuti prosedur organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO), Terawan mengatakan tidak perlu ada rasa takut yang berlebihan.
"Kan tetap diobservasi selama 2 minggu, jadi kita tidak pernah lengah," terangnya.
• Viral Kemasan Cairan Dettol Bertuliskan Bisa Bunuh Virus Corona, Ini Kata Pakar Kesehatan
Alasan Santai Hadapi Virus Corona
Di tengah hebohnya dunia internasional karena wabah Virus Corona, Terawan justru mengatakan tidak perlu khawatir soal virus itu.
Alasan dirinya mengatakan demikian adalah kecilnya kemungkinan seseorang untuk tewas karena terkena Virus Corona.
"Karena saya tahu angka kematiannya hanya 2 persen, kecil sekali," kata Terawan.
"Lebih besar batuk pilek yang bisa menyebabkan kematian."
"Jadi Corona ini angka kematiannya boleh dirilis di semua media maupun di WHO adalah 2 persen, lain dengan SARS, MERS yang tinggi sekali, atau H1N1 (influenza)," tandasnya.
Info terakhir terkait jumlah kasus wabah Virus Corona di seluruh dunia, kini telah menembus angka 20.000 kasus orang yang positif terinfeksi virus mematikan tersebut.
Korban wabah Virus Corona kini juga telah tembus angka 400 jiwa.
Berdasarkan data terakhir yang dihimpun oleh South China Morning Post, Selasa (4/2/2020), berikut adalah rincian detil kasus dan korban dari Virus Corona:
Kasus Positif Virus Corona:
- China - 20,467 Kasus
- Hong Kong- 17 Kasus
- Macau - 10 Kasus
- Taiwan - 10 Kasus
- Negara Asia Lainnya - 112 Kasus
- Eropa - 26 Kasus
- Amerika Utara - 15 Kasus
- Australia - 12 Kasus
- Negara lain - 7 Kasus
TOTAL KASUS : 11943 kasus di seluruh dunia
Korban Tewas Virus Corona:
- China - 425 Jiwa
- Hong Kong - 1 Jiwa
- Negara Asia Lainnya - 1 Jiwa
TOTAL KEMATIAN: 427 Jiwa
• Kaitkan Virus Corona dengan Tulisan di Iqra, Istri Opick, Bebi Silvana Minta Maaf: Hanya Cocoklogi
Lihat videonya di bawah ini mulai menit awal:
Makna Darurat Global Wabah Virus Corona
World Health Organisation (WHO) atau organisasi kesehatan dunia telah menyatakan status wabah Virus Corona sebagai Public Health Emergencies of International Concern (PHEIC).
Status tersebut diberikan oleh WHO pada Kamis (30/1/2020).
Apa sebenarnya makna dari pemberian status darurat internasional atau PHEIC terhadap wabah Virus Corona.
Dikutip TribunWow.com dari laman resmi WHO, who.int, status tersebut diberikan oleh WHO ketika ditemukan sebuah
peristiwa yang mengancam keberlangsungan hidup dan kesehatan masyarakat internasional.
Deklarasi status PHEIC terhadap suatu wabah, memberikan WHO kapabilitas untuk ikut turun tangan langsung menangani wabah tersebut.
Dikutip TribunWow.com dari bloomberg.com, Kamis (30/1/2020), berikut adalah beberapa perubahan yang
dirasakan setelah WHO menyatakan wabah Virus Corona sebagai PHEIC.
- Deklarasi PHEIC memiliki arti bahwa isu terkait kesehatan dunia internasional sedang dalam kondisi darurat yang serius
- Deklarasi WHO mendorong negara-negara di berbagai penjuru dunia untuk berkerja sama dalam bentuk pengiriman personel, bantuan dana, dan bantuan-bantuan lainnya, dengan WHO sebagai kepala koordinator.
- Melalui pernyataan status darurat yang serius, pernyataan WHO diharapkan dapat membuat masyarakat di negara yang bersangkutan mengikuti arahan WHO untuk meminimalisir kemungkinan terinfeksi penyakit.
- PHEIC memberikan wewenang kepada komite darurat WHO untuk memberikan saran berpergian ke kota, regional, dan negara.
- Deklarasi PHEIC WHO dapat mempengaruhi aktivitas ekonomi maskapai penerbangan. Beberapa penerbangan yang sebagian besar pasarnya berasal dari China mungkin akan terdampak oleh saran WHO untuk menghindari kota-kota yang terinfeksi Virus Corona.
- WHO memiliki wewenang untuk memeriksa standar kesehatan publik di berbagai negara.
- WHO berhak mempertanyakan dasar ilmiah negara-negara yang memutuskan untuk mengeluarkan kebijakan larangan berpergian dan perdagangan terhadap negara yang menjadi pusat penyebaran wabah.
- Keputusan PHEIC selalu dikatikan dengan politik, negara-negara Afrika Barat pernah menolak WHO untuk memberikan status PHEIC kepada Virus Ebola karena ditakutkan akan mempengaruhi kegiatan ekonomi negara mereka.
- Rekomendasi WHO tidak dapat dipaksakan, namun akan ada tekanan terhadap negara-negara apabila tidak melakukan rekomendasi dari WHO. Bagi negara-negara yang telah menjadi anggota WHO dan terikat dengan peraturan WHO tahun 2005 akan menjadi masalah hukum internasional apabila mereka tidak melaksanakan rekomendasi dari WHO.
Selain Virus Corona, PHEIC pernah dinyatakan pada flu babi (2009), Polio (2014), Ebola (2014), Virus Zika (2016), dan Ebola (2019).
• Menular Lewat Tatapan Mata hingga Makan Bawang, Inilah Sejumlah Hoaks soal Virus Corona
(TribunWow.com/Anung Malik)