Virus Corona
Warga Natuna Tolak Jadi Tempat Isolasi karena Virus Corona, Kemenkes: Masyarakat Jangan Berlebihan
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Wiendra Waworuntu meminta masyarakat jangan berlebihan soal Virus Corona.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Masyarakat Natuna menolak menjadi tempat karantina WNI yang dipulangkan dari Wuhan, China akibat Virus Corona.
Menanggapi hal itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Wiendra Waworuntu meminta masyarakat jangan berlebihan menanggapi Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut diungkapkan Wiendra Waworuntu saat menjadi narasumber di acara Apa Kabar Indonesia Malam tv One pada Sabtu (1/2/2020).
• Masyarakat Natuna Ungkap Beberapa Alasan Tolak Jadi Tempat Karantina Virus Corona: Tiba-tiba Datang
Wiendra mengatakan, Virus Corona tidak semengerikan yang dibayangkan.
Apalagi penularan infeksi saluran pernapasan kepada orang lain melalui udara (droplet infection) juga belum dapat dipastikan.
"Kita lihat dulu lah virus yang dihebohkan ataupun ditakuti masyarakat tidak seperti yang kita bayangkan."
"Artinya dia kan menularnya masih droplet infection maupun airbond itu pun juga belum tau," jelasnya.
Wiendra menuturkan, jarak penularan biasanya dari jarak yang cukup dekat.
"Nah kalau droplet infection itupun jaraknya satu sampai lima meter juga tidak terkena, lima meter," ungkapnya.
Selain itu, wabah Virus Corona ini juga terbilang tidak separah SARS yang terjadi beberapa tahun lalu.
"Nah yang paling penting masyarakat jangan dulu resah dengan virus ini mematikan, kita lihat SARS pada tahun 2003 itu juga lebih tinggi 10 persen, kalau ini kita lihat virus yang ditakuti masyarakat sebenarnya angka kematian itu baru sekitar empat persen," kata Wiendra.
Lagipula, orang yang meninggal akibat Virus Corona juga merupakan orang-orang tua yang juga memiliki riwayat penyakit lain.
• Viral Video Rebus Masker dengan Air Panas untuk Tangkal Virus Corona, Ini Faktanya
"Dan yang meninggal itu juga orang tua yang ada penyakit lainnya, itu artinya begitu," lanjutnya.
Sehingga, Wiendra meminta agar masyarakat jangan berlebihan menanggapi masalah tersebut.
Apalagi, yang perlu diingat adalah orang-orang yang dikarantina itu bukan orang-orang yang positif terjangkit Virus Corona.
Mereka hanya akan diobservasi selama 14 hari.
"Tapi saya sih mengimbau saja bahwa masyarakat jangan terlalu berlebihan untuk menanggapi bahwa penyakit ini sangat berbahaya begitu."
"Tapi mari kita sama-sama untuk melihat atau mencermati atau sikapi, bahwa warga negara kita yang datang ini adalah satu warga negara yang sehat dan akan diobservasi tenaga kerja kesehatan," terang Wiendra.
• Tokoh Pemuda Natuna Ragukan Pernyataan Kemenkes soal WNI di Wuhan Bebas Virus Corona: Ini Menakutkan
Lihat videonya mulai menit ke 22:00:
Kekhawatiran Warga Natuna
Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Talk Show tvOne pada Sabtu (1/2/2020), tokoh masyarakat Natuna, Haryadi secara tegas menolak karantina dilakukan di Natuna.
• WNI dari Wuhan Diobservasi di Natuna, Brimob Polda Kepri Kirim 120-an Pasukan Pengamanan
"Baik karantina yang dijadwalkan oleh pemerintah di Natuna ini kita menolaknya karena dengan alasan yang sangat jelas sekali bagi kita menolaknya," ungkap Haryadi.
Selain merasa khawatir dengan wabah Virus Corona, Haryadi menyebut pemerintah datang dengan rencana tersebut secara tiba-tiba tanpa ada sosialis terlebih dahulu.
"Yang pertama sosialisasi pemerintah pusat terhadap masyarakat kita di Natuna terhadap karantina tidak ada sama sekali."
"Tiba-tiba datang dan mengejutkan masyarakat, wabah Corona ini menjadi sesuatu yang menakutkan di masyarakat, tiba-tiba datang begitu saja karantina di Natuna," jelas Haryadi.
• Kondisi Mahasiswi yang Dirawat di Ruang Isolasi RSUD dr Moewardi Solo setelah Pulang dari China

Sehingga, masyarakat merasa terkejut dan menolak rencana tersebut.
"Masyarakat jadi terkejut, otomatis masyarakat ketakutan dan menolaknya itu yang pertama," lanjutnya.
Tak hanya sampai di sana, Haryadi juga membantah bahwa tempat karantina jauh dari permukiman warga.
"Tadi ada statement juga menyebutkan bahwa jarak bandara TNI AU Lanud Raden Sajad jauh dari pemukiman masyarakat."
"Perlu diketahui oleh kita semua bahwa ini jaraknya sangat dekat," bantah Haryadi.
• Kisah Dokter Tangani Virus Corona di Wuhan, Disiksa hingga Pakaian Dirobek di Lokasi Terinfeksi
Bahkan, ada kampung warga yang berada kurang dari dua kilometer tempat karantina, di Lanud Raden Sajad.
"Kampung tua Penagih itu tidak sampai dua kilo jaraknya dengan Lanud Raden Sajad, dengan tempat yang dibuatkan untu karantina itu."
"Maka dari itu kita menolak karantina itu dilaksanakan di Natuna," pungkasnya.
(TribunWow.com/Mariah Gipty)