Virus Corona
Penyebaran Virus Corona Kini sampai ke 23 Negara, Thailand dan Singapura Ditemukan Belasan Kasus
Ancaman wabah Virus Corona semakin meningkat. Wabah Virus Corona sudah sampai ke 23 negara di dunia.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Ancaman wabah Virus Corona semakin meningkat.
Kabar terbaru menyebutkan bahwa 304 orang meninggal dan lebih dari 13.900 orang telah terjangkit Virus Corona secara global.
Dilansir TribunWow.com dari The New York Times pada Minggu (2/2/2020), bahkan wabah Virus Corona sudah sampai ke 23 negara di dunia.
Kebanyakan, orang-orang yang terjangkit setelah mengunjungi China.
• Observasi WNI karena Virus Corona Tetap di Natuna, Warga Sekitar Malah Minta Ikut Dikarantina Massal
Berikut negara yang telah ditemukan kasus Virus Corona:
1. China - 13.800 lebih orang
2. Taiwan - 10 orang
3. Korea Selatan - 12 orang
4. Jepang - 20 orang
5. Filipina - 1 orang
6. Vietnam - 6 orang
7. Kamboja - 1 orang
8. Thailand - 19 orang
9. Malaysia - 8 orang
10. Singapura - 16 orang
11. Sri Langka - 1 orang
12. India - 1 orang
13. Nepal - 1 orang
14. Australia - 12 orang
15. Russia - 2 orang
16. Swedia - 1 orang
17. Jerman - 8 orang
18. Italy - 2 orang
19. Prancis - 6 orang
20. Spanyol - 1 orang
21. Inggris - 2 orang
22. Canada - 4 orang
23. Amerika Serikat - 8 orang
• Kisah Dokter Tangani Virus Corona di Wuhan, Disiksa hingga Pakaian Dirobek di Lokasi Terinfeksi

Sementara itu diketahui bahwa kasus pertama Virus Corona ditemukan di pasar makanan laut dan ternak di Wuhan, China.
Tetapi hewan apa yang menjadi sumber virus serta seberapa besar risiko orang terkena virus belum dapat diketahui pasti.
Virus ini dapat menyebar dari manusia ke manusia, namun belum diketahui secara jelas seberapa mudah penularannya.
Kemenkes Minta agar Masyarakat Tak Berlebihan Tanggapi Virus Corona
Sementara itu, Pemerintah Indonesia mengisolasi ratusan warganya ke Natuna setelah dipulangkan dari Wuhan, China akibat Virus Corona.
Masyarakat Natuna menolak menjadi tempat karantina WNI yang dipulangkan dari Wuhan, China akibat Virus Corona.
Menanggapi hal itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Wiendra Waworuntu meminta masyarakat jangan berlebihan menanggapi Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut diungkapkan Wiendra Waworuntu saat menjadi narasumber di acara Apa Kabar Indonesia Malam tv One pada Sabtu (1/2/2020).
• Masyarakat Natuna Ungkap Beberapa Alasan Tolak Jadi Tempat Karantina Virus Corona: Tiba-tiba Datang
Wiendra mengatakan, Virus Corona tidak semengerikan yang dibayangkan.
Apalagi penularan infeksi saluran pernapasan kepada orang lain melalui udara (droplet infection) juga belum dapat dipastikan.
"Kita lihat dulu lah virus yang dihebohkan ataupun ditakuti masyarakat tidak seperti yang kita bayangkan."
"Artinya dia kan menularnya masih droplet infection maupun airbond itu pun juga belum tau," jelasnya.
Wiendra menuturkan, jarak penularan biasanya dari jarak yang cukup dekat.
"Nah kalau droplet infection itupun jaraknya satu sampai lima meter juga tidak terkena, lima meter," ungkapnya.
Selain itu, wabah Virus Corona ini juga terbilang tidak separah SARS yang terjadi beberapa tahun lalu.
"Nah yang paling penting masyarakat jangan dulu resah dengan virus ini mematikan, kita lihat SARS pada tahun 2003 itu juga lebih tinggi 10 persen, kalau ini kita lihat virus yang ditakuti masyarakat sebenarnya angka kematian itu baru sekitar empat persen," kata Wiendra.
Lagipula, orang yang meninggal akibat Virus Corona juga merupakan orang-orang tua yang juga memiliki riwayat penyakit lain.
• Viral Video Rebus Masker dengan Air Panas untuk Tangkal Virus Corona, Ini Faktanya
"Dan yang meninggal itu juga orang tua yang ada penyakit lainnya, itu artinya begitu," lanjutnya.
Sehingga, Wiendra meminta agar masyarakat jangan berlebihan menanggapi masalah tersebut.
Apalagi, yang perlu diingat adalah orang-orang yang dikarantina itu bukan orang-orang yang positif terjangkit Virus Corona.
Mereka hanya akan diobservasi selama 14 hari.
"Tapi saya sih mengimbau saja bahwa masyarakat jangan terlalu berlebihan untuk menanggapi bahwa penyakit ini sangat berbahaya begitu."
"Tapi mari kita sama-sama untuk melihat atau mencermati atau sikapi, bahwa warga negara kita yang datang ini adalah satu warga negara yang sehat dan akan diobservasi tenaga kerja kesehatan," terang Wiendra.
• Tokoh Pemuda Natuna Ragukan Pernyataan Kemenkes soal WNI di Wuhan Bebas Virus Corona: Ini Menakutkan
Lihat videonya mulai menit ke 22:00:
Kekhawatiran Warga Natuna
Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Talk Show tvOne pada Sabtu (1/2/2020), tokoh masyarakat Natuna, Haryadi secara tegas menolak karantina dilakukan di Natuna.
• VIDEO Detik-detik WNI dari Wuhan Dipindahkan ke Pesawat TNI AU di Bandara Hang Nadim Batam
"Baik karantina yang dijadwalkan oleh pemerintah di Natuna ini kita menolaknya karena dengan alasan yang sangat jelas sekali bagi kita menolaknya," ungkap Haryadi.
Selain merasa khawatir dengan wabah Virus Corona, Haryadi menyebut pemerintah datang dengan rencana tersebut secara tiba-tiba tanpa ada sosialis terlebih dahulu.
"Yang pertama sosialisasi pemerintah pusat terhadap masyarakat kita di Natuna terhadap karantina tidak ada sama sekali."
"Tiba-tiba datang dan mengejutkan masyarakat, wabah Corona ini menjadi sesuatu yang menakutkan di masyarakat, tiba-tiba datang begitu saja karantina di Natuna," jelas Haryadi.
• Kondisi Mahasiswi yang Dirawat di Ruang Isolasi RSUD dr Moewardi Solo setelah Pulang dari China

Sehingga, masyarakat merasa terkejut dan menolak rencana tersebut.
"Masyarakat jadi terkejut, otomatis masyarakat ketakutan dan menolaknya itu yang pertama," lanjutnya.
Tak hanya sampai di sana, Haryadi juga membantah bahwa tempat karantina jauh dari permukiman warga.
"Tadi ada statement juga menyebutkan bahwa jarak bandara TNI AU Lanud Raden Sajad jauh dari pemukiman masyarakat."
"Perlu diketahui oleh kita semua bahwa ini jaraknya sangat dekat," bantah Haryadi.
• Kisah Dokter Tangani Virus Corona di Wuhan, Disiksa hingga Pakaian Dirobek di Lokasi Terinfeksi
Bahkan, ada kampung warga yang berada kurang dari dua kilometer tempat karantina, di Lanud Raden Sajad.
"Kampung tua Penagih itu tidak sampai dua kilo jaraknya dengan Lanud Raden Sajad, dengan tempat yang dibuatkan untu karantina itu."
"Maka dari itu kita menolak karantina itu dilaksanakan di Natuna," pungkasnya.
(TribunWow.com/Mariah Gipty)