Terkini Nasional
Sosiolog Musni Umar Ungkap Kegaduhan Era Jokowi, Singgung Nama Mahfud MD: Banyak Ditentukan Menteri
Sosiolog Musni Umar mengungkap banyaknya kegaduhan yang terjadi di sepanjang 100 hari kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Sosiolog Musni Umar mengungkap banyaknya kegaduhan yang terjadi di sepanjang 100 hari kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dilansir TribunWow.com, Musni Umar pun mengaku sempat bertemu dengan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.
Dalam pertemuan itu, Mahfud MD disebutnya menilai pemerintahan Jokowi adalah yang terkuat sepanjang sejarah Indonesia.
Namun, Musni Umar justru berpikiran sebaliknya.
• Di Depan Jubir Presiden, Fahri Hamzah Terang-terangan Sebut Jokowi Kesepian, Begini Alasannya
• Sebut Jokowi Tak Greget di Periode Kedua, Politisi PKS Didebat Dewan Pakar PKPI: Ukurannya Apa?
Hal itu disampaikannya saat menjadi narasumber dalam acara 'Dua Sisi' tvOne, Kamis (30/1/2020).
"Pertama saya ingin menyampaikan pernyataan seorang teman aktivis 77-78," ucap Musni.
"Kemarin kami bertemu dengan Pak Mahfud MD, kami banyak berdialog dengan beliau."
Lantas, Musni pun mengungkap alasan Mahfud MD menyebut pemerintahan Jokowi adalah yang terkuat sepanjang sejarah Indonesia.
"Dia mengatakan pemerintahan Jokowi ini selama Indonesia merdeka inilah yang paling kuat," ujarnya.
"Kenapa dia mengatakan seperti itu? Pertama itu gabungan antara islamis dengan nasionalis memimpin negeri ini."
Lebih lanjut, Musni pun menyinggung soal banyaknya anggota DPR yang mendukung Jokowi.
Tak hanya DPR, Musni juga menyebut sejumlah lembaga negara yang menyatakan dukungannya untuk Jokowi.
"Yang kedua, mayoritas mutlak di DPR itu dari partai-partai politik mendukung beliau," ucap Musni.
"Kemudian tentara, TNI, Polri, ormas besar dan para relawan itu juga mendukung beliau.," sambungnya.
Namun menurut Musni, tak ada harapan berarti yang diberikan pemerintah Jokowi di 100 hari pertama ini.
Bahkan, ia menyebut 100 hari pemerintahan Jokowi ini hanya menimbulkan kegaduhan.

• Jokowi Sindir Ahok yang Tak Hadir saat Putrinya Tampil: Setelah Jadi Komut Kok Enggak Tak Datang
"Tapi pertanyaan saya, mengapa pada 100 hari kepemimpinan beliau ini boleh dikata ya enggak ada sesuatu yang memberi harapan kepada rakyat," kata dia.
"Menurut saya, ini banyak ditentukan oleh banyak menteri. 100 hari pemerintahan Jokowi penuh dengah kegaduhan."
Musni menilai, apa yang kerap diperbincangkan oleh Jokowi sama sekali tak mencerminkan kebutuhan rakyat.
"Tiap hari dia bicara yang enggak ada kaitannya untuk merubah nasib rakyat," ujar Musni.
"Akhirnya gaduh, hasilnya seperti yang kita saksikan sekarang ini."
Lebih lanjut, Musni pun mengungkap pesan khususnya untuk Mahfud MD.
"Makanya saya bilang sama Pak Mafud MD, wujudkan yang namanya politik damai, politik yang mencerahkan, politik yang memberikan harapan kepada rakyat," kata Musni.
Lantas, ia pun menyinggung pembangunan infrastruktur di era Jokowi.
Meskipun mengapresiasi, Musni menyebut sejumlah hal yang perlu dievaluasi.
"Kedua yang berkaitan dengan yang disampaikan tadi, memang kita apresiasi Pak Jokowi sudah membangun infrastruktur yang ada itu," ucapnya.
Musni lantas membandingkan pembangunan insfrastruktur di Indonesia dengan di China.
"Tapi seorang teman bilang pada saya kalau di Shanghai itu China membangun infrastruktur itu untuk truk-truk yang masuk di situ," kata Musni.
"Tapi di Indonesia sedan-sedan yang masuk itu, jadi enggak ada dampak ekonomi yang dihasilkan."
Simak video berikut ini menit awal:
Tanggapan Fahri Hamzah
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah memberikan penilaiannya terhadap 100 hari kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) -Ma'ruf Amin.
Dilansir TribunWow.com, Fahri Hamzah pun kembali mengungkit keberanian Jokowi mengajak Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto ke dalam kabinet.
Menurut Fahri Hamzah, Jokowi memiliki keberanian yang luar biasa untuk mengajak rival di Pilpres 2019 masuk ke dalam pemerintahan.
Fahri Hamzah menyatakan, di periode kedua ini Jokowi sudah cukup berpengalaman dalam memilih para menteri.
Lantas, ia pun menyinggung lima tahun kepemimpinan Jokowi di periode pertama.
"Saya menganggap bahwa timnya presiden dan presidennya sendiri adalah dia sudah makin berpengalaman," ucap Fahri dikutip dari YouTube Kompas TV, Kamis (30/1/2020).
"Tentu lima tahun itu kalau kita sekolah kita dapat gelar doktor."
• Ditanya soal Kekhawatiran Publik Pengentasan Kasus HAM Era Jokowi, Mahfud MD: Saya Juga Khawatir
Fahri juga menilai Jokowi kini lebih matang dalam hal memilih jajaran menteri.
"Presiden dalam hal ini tentu lima tahun dia belajar melihat keadaan ini secara lebih matang," ujar Fahri.
"Dan itu approve sebenarnya dengan cara dia memilih para pembantunya juga relatif lebih matang."
Melanjutkan pernyataannya, Fahri Hamzah justru menyinggung soal masuknya partai oposisi ke dalam pemerintahan.
Menurutnya, keputusan Jokowi itu sangat spektakuler.
"Menurut saya salah satu yang spektakuler adalah keberanian untuk mengajak oposisi masuk ke dalam kabinet," ungkap Fahri.
Terkait hal itu, Fahri meyakini di periode kedua ini Jokowi benar-benar ingin berekonsiliasi secara total.
Termasuk hingga memasukkan Prabowo Subianto ke dalam jajaran kabinet.
"Sebenarnya itu adalah kelanjutan dari apa yang saya sendiri dari awal mengatakan memang sebaiknya di periode kedua ini Pak Jokowi itu mendisain rekonsiliasi total,"kata Fahri.
"Supaya jalan kita untuk 2024 dan seterusnya lebih mulus."
"Dan itulah sebenarnya yang saya ingin diteruskan rekonsiliasi ini," sambung Fahri.
• Ditanya soal Kekhawatiran Publik Pengentasan Kasus HAM Era Jokowi, Mahfud MD: Saya Juga Khawatir
Terkait keberanian Jokowi memasukkan Prabowo Subianto ke dalam kabinet, Fahri menganggap itu adalah hal yang luar biasa.
"Jadi jangan cuman presiden secara simbolik melakukan itu," bebernya.
"Luar biasa loh berani mengajak orang yang tadinya berantem sama dia sekarang di sampingnya."
Tak hanya itu, Prabowo Subianto disebutnya kini mendapat perlakuan istimewa dibandingkan dengan menteri lainnya.
"Bahkan kalau saya lihat ada pengistimewaan kepada Pak Prabowo di antara menteri yang lain," ungkap Fahri.
(TribunWow.com)